[8].

662 65 14
                                    

Jangan lupa tandai typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tandai typo

✥✥✥✥

Ketika aku sudah tersudutkan ke pojok tembok, badanku meringkuk bersiap siap menerima pukulan kakek. Namun, lelaki tua itu hanya mengangkat tongkatnya dan terengah engah kelelahan.

"Kakek ini kenapa sih?! Habis habiskan tenaga saja! Lagi pula itu itu hanya masalah kecil"

"Masalah kecil katamu? Bocah gila!!" Umpannya dengan leher memerah.

"Iya, iya... Aku yang salah. Sekarang kakek minum dulu ya" Rayu perlahan menjauhkan tongkatnya dari kepalaku. Aku menuntunnya duduk di sofa dan menyuguhkannya air minum. Kakek minum sudah seperti unta di padang pasir. Tak inget umur, masih saja berlarian. Aku terkekeh sendiri melihatnya seperti kehabisan napas.

"Ngomong ngomong, kakek sudah lihat wajah luna?" Tanyaku iseng menunggu nafasnya kembali stabil.

"Tentu saja. Dia adalah wanita tercantik yang pernah kulihat sepanjang hidup. Makannya kakek jodohkan dengan kau, cucu laki lakiku yang bodoh dan payah" Ujarnya gamblang tanpa menghiraukan perasaanku.

"Aku akui dia memang cantik,kek. Tapi terkadang aku dibuat begidik" Timpalku jujur

"Itu karna dia bukan wanita sembarangan!!" Seru kakekku dengan dengan mata berkaca kaca

"Oh ya, dia sebenarnya siapa kek?" Tanyaku serius

"Dulu hidupnya sempurna. Sebelum kedua orang tuanya meninggal dalam tragedi"

"Lalu?"

"Ya, untuk memulai hidup baru. Kutawarkan cucu kakek untuk dinikahinya" Jawab kakek

"Kenapa harus aku yang kakek korbankan?"

"Sebab hanya dia yang akan bisa membuatmu lebih dewasa!!" Jawab kakek tanpa ragu

"Apaan... Kakek hanya mengarang cerita" Ketusku

Kakek hanya mengangguk tersenyum

"Cerita kakek belum lengkap" Seruku sedikit kesal

"Memang apa yang kurang?"

"Tentang dia sebagai pedagang makanan online, tentang dia yang mempunyai majikan yang mengajarinya mengganti ban mobil" Tanyaku menekan penuh keyakinan

Sejenak kedua alis yang sudah berubah warna menjadi putih itu bertaut. Seperti berfikir sejenak lalu secara tiba-tiba kembali tertawa terbahak bahak. Bahkan kali ini jauh lebih kencang.

"Aduhh, nang... Kakek berasa mau kencing!!"

"Apa sih, kakek memang sudah pikun, tua, tak nyambung!! Sudahlah. Biar ku panggil bodyguard. Aku langsung pamit ya! Aku ada meeting." Ujarku melempar tatapan kesal pada kakekku. Laki-laki tua itu hanya mengangguk sambari menahan tawanya.

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang