[31]

268 15 4
                                    

Maaf lama ngga up
Kl mau tau baca di Percakapan🙏

Janlup vote+komen

Janlup vote+komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas...." Suaranya mendayu, menghentikan langkahku

Belum sempat aku membalikkan tubuh melihatnya,

Deeegghh...

Kedua tangan Luna sudah melingkar di pinggangku. Dia memelukku dari belakang. Aku senang sekali sampai takut untuk bernafas.

"Aku juga mencintaimu, Mas..." Lirihnya dengan pipinya menempel di punggungku

Sejenak aku mematung

"A-Apa K-Kamu Serius, Mbak?" Tanyaku gugup sembari memutar tubuhku

"Yaa, Mas. Aku juga mencintaimu, apa adanya." Jawab Luna masih terisak tapi binar matanya memberikanku isyarat dia sedang sungguh-sungguh.

"Ada apanya juga tidak apa-apa, Mbak. Penting kamu mau." Godaku

"Isssh oke kamu menang, Mas." Timpalnya manja mencubit lenganku

"Akhh sakit ihh!! Kamu ini sering sekali mencubit suami. Tangan kecil gitu kok bisa ya nyubitnya sakit?"

Aku memukul tangannya dan melihat istriku tertawa girang. Ya Tuhan aku bahagia sekali. Rasanya, malam ini adalah malam yang paling membahagiakan dalam hidupku.

Bahagia sekali...

Aku mendekap Luna dengan erat, lagi-lagi kukecup keningnya.

"Mbak, kita duduk yuk!! Pegal, dari tadi berdiri terus!!" Ajakku modus, otak buayaku mulai beraksi. hahaha

Malam ini, istri cantikku ini akan menjadi milikku seutuhnya.

"Sudah tua kamu, Mas." Sindir Luna sembari mengikuti langkahku ke kasur, sebab aku menarik satu tangannya sambil melangkah mundur.

"Menua bersamamu, sayang." Rayuku mencubit lembut pipi mulusnya.

Luna tersenyum dan menurut saja saat aku menuntunnya duduk didekatku.

Aku melepaskan hijabnya, ku belai rambut istriku untuk pertama kali. Aromanya begitu harum menggoda. Lembut dan sangat tebal. Ku benamkan wajahku, agar puas hidungku menikmati wanginya.

Kembali ku mencium keningnya, hidungnya dan mengecup bibirnya. Sesuatu dihatiku telah tumbuh, sesuatu yang kusebut cinta yang murni.

Tiba-tiba aku merasa ingin membahagiakannya, melindunginya dan bahkan mengabdikan diriku untuknya. Rupanya benar kata pujangga, cinta itu adalah rasa yang tulus datang dari hati yang terdalam, siap memeluknya meskipun tubuhnya berduri. Akupun mencintai diriku ini ketika aku jatuh cinta pada istriku.

"Mbak, malam ini, kita lakukan ya," Ajakku dengan jantung bertalu-talu. Demi apapun, aku sangat deg-degan.

Luna menggeleng

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang