[26]

300 18 1
                                    

Lunas ya✔!!
Sesuai janji author hari ini bkln double

Janlup vo+men & tandai typo!!!

Tangannya yang terbungkus kaus hitam menjulur di depan adikku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangannya yang terbungkus kaus hitam menjulur di depan adikku itu. Nindi mencebik lalu melemparkan benda yang diminta Luna. Dengan cekatan, istriku itu menangkapnya. Pandangannya lekat, tajam kearah nindi lalu meleset meninggalkan kami, memasuki area panahan. Semua mata terlihat menatap istriku yang mengelus-elus kuda lalu menaikinya.

Huup!!

Istriku terlihat sangat keren. Serius, demi apapun, Luna terlihat begitu menyatu dengan kuda tunggangannya. Aku hampir lupa cara bernafas melihat istriku menarik busur panah sedangkan kuda diatasnya berlari, berputar dengan kencang.

Kyaaa!!! Hiyaaa!!!

Teriak istriku sambil terus melepaskan anak panah. Dan semua wajah melongo kagum melihat aksi Luna. Hampir setiap busur panahnya mengenai poin.

Luar biasa!! Bahkan kakekku dan Nindi sekalipun, kalah jauh!!!

Oh Tuhan, aku tak habis pikir. Bagaimana bisa istriku bisa melakukan ini semua? Siapa dia? Darimana semua keterampilannya itu?!!

Juga kekayaannya?

Aku mengusap wajahku, seolah bayang-bayang keanehan istriku muncul bagai cinema. Aku sedang tidak main-main, akan kucari latar belakangnya secepatnya. Kali ini takkan mengandalkan siapapun. Aku sendiri yang akan menyelidikinya.

Lamunanku tentang Luna buyar dengan suara riuh tepuk tangan para penonton. Mereka bersorak ria seperti menemukan binatang baru. Ratna dan ibuku melompat kegirangan, ayah dan kakekku terlihat menyunggingkan senyum. Sedangkan Arland, pemuda itu tak berkedip menatap istriku dengan tatapan kagum.

Tiba-tiba terdengar suara tembakan peluru timah yang mengagetkan, semua penonton seketika diam.

Naas, kuda yang sedang ditunggangi Luna kaget. Kuda itu meringkuk kuat lalu berlari tak terkendali, semua orang memekik, berteriak bahkan menghambur karena takut hewan itu keluar jalur, suasana berubah menjadi mencekam.

Luna terlihat kewalahan mencoba mengendalikannya. Dia berusaha memeluk kuda itu meraih kendali namun justru terhuyung-huyung. Aku melihat istriku memegang cadarnya seolah tak ingin kain penutup itu jatuh. Ia rela tubuhnya tersentak-sentak punggung kuda itu. Disaat seperti ini, ia masih takut wajahnya terekspos.

Ohhh Tuhaaan....

Aku kalang kabut, harus bagaimana? Nafasku tak karuan. Aku tegang, kakiku terasa terpasung.

"Kak Luna!!!" Teriak Ratna histeris

"Luna!!!" Teriak ibuku berkali-kali

Ayahku juga bingung. Kakek berlari masuk lapangan dan menunggangi kuda. Namun hewan itu juga meringkik tak siap. Masih kaget juga mendengar suara tembakan tadi.

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang