[12].

486 36 1
                                    

Jangan lupa tandai typo!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tandai typo!!!

◔◔◔◔

Brraaakkkk!!!

Suaranya pintu tertutup dengan kencangnya. Luna menggigit giginya, membiarkan menggeletuk. Kesal dengan sikap suaminya yang seolah menganggap semuanya mudah.

"Bukannya berterima kasih!! Dasar laki-laki buaya!! Aku pasti sedang dikutuk hidup dengan orang seperti itu" Umpat luna mengepalkan tangannya

Sekilas ia melirik foto pernikahannya, tampak yudha tersenyum lebar berpose di sampingnya yang terlihat matanya saja.

"Pasti jika aku seperti wanita lain, aku pasti terlihat cantik dengan gaun pengantin pada umumnya" Lirihnya sendu

Luna menghempaskan tubuhnya ke kasur yang tak cukup empuk. Yah, gara-gara perkara kamar dengan iparnya, ia rela pindah ke kamar belakang.

"Apa berumah tangga serumit ini?" Keluhnya

Seperti ada tetesan yang akan jatuh dari mata beningnya namun ia tahan, mengadah ke atas. Jangan sampai jatuh!!

"Mengapa aku ingin menangis? Mengapa dia tak bersedia meninggalkan pacarnya? Lantas, mengapa pula aku ingin dia meninggalkan kekasihnya yang lebih dulu hadir?"

Luna menggumam sendiri. Wanita itu akhirnya tak mampu lagi menahan bulir-bulir itu.

Kedua telapak tangannya ia letakkan di atas pahanya. Kali ini bulir-bulir bening itu jatuh setetes demi setetes diatas kedua tangannya. Ia semakin terguncang dan air matanya jatuh dengan deras.

Cukup lama ia menumpahkan keresahan hatinya. Namun tiba-tiba ia teringat sesuatu!

Segera ia mengusap air matanya dengan kedua tangannya

Sedikit gegas, luna mengeluarkan laptopnya diatas tumpukan senjata-senjatanya yang ia sembunyikan. Sengaja ia membawa beberapa, ia yakin suatu hari nanti pasti akan membutuhkannya

"Mana, dimana aku menyimpan file itu?" Gumamnya sambil mengusap ujung hidungnya.

"Sial!! Sejak kapan aku bisa menangis? Aku hanya sedang kelelahan. Laki-laki sok oke itu takkan membuatku lemah!!" Ucapnya mencoba mengatur nafasnya

"Aku tak menemukannya, sepertinya sudah dihapus momy. Dimana? Dimana gambar simbol Eville Jahannam itu!! Gombong mafia beradab yang pernah membuatku hampir kehilangan kehormatan ku. Aku pernah melihatnya disini, tapi kenapa sekarang hilang??"

Luna mengacak rambutnya. Jantungnya terpacu dua kali lebih cepat

"Apa mungkin simbol matahari bertanduk pada laki-laki di lapangan tadi itu milik Eville? Aku yakin, itu adalah simbol mereka. Tapi bagaimana bisa? Mengapa mereka menjebak yudha? Apa mereka sudah mengetahui keberadaan ku?"

Luna lemas, ia menggigit jarinya. Firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk

"Adrian, iya aku harus menghubungi Adrian"

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang