[17].

393 34 3
                                    

Jangan lupa pencet gambar bintang,biar semakin semangat updatenya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pencet gambar bintang,
biar semakin semangat updatenya:)

✥✥✥✥

Pagi aku bersemangat sekali. Rencananya, hari ini aku akan mengajak luna honeymoon. Mungkin aku bisa hoki, walau tidak sampai disitu, setidaknya dapat colek sedikit, syukurlah. Disini aku merasa menjadi suami yang paling mengenaskan. Tapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan hati luna, istriku yang secantik seperti bidadari yang turun dari kayangan.

Asik menguyah roti panggang, Tiba-tiba yang sedang kupikirkan muncul lewat di depanku. Roti selai stroberi itu tiba-tiba terasa hambar sebab seluruh rasa manisnya berkumpul pada istriku.

Rambut panjangnya yang curly diujung terlihat begitu alami. Hitam pekat, tebal, dan tampak lembut. Dan yang membuatku semakin tak karuan, rambutnya basah!! Dengan santainya, dia mengusap-usapkan handuk di rambutnya.

Semakin hari, penampilannya semakin terbuka. Luna sudah tidak memakai cadar dan baju hitam tertutupnya lagi di rumah ini. Aku makin senang dan betah di rumah. Cukup memandang istri cantikku ini, membuatku memiliki semangat menjalani hari. Meskipun banyak hal yang membuatku berpikir keras tentangnya.

"Maaf ya, Mas. aku terlambat bangun. Jadinya kamu harus panggang roti sendiri." Ucapnya dengan wajah sendu

"Aku siap memanggang roti seumur hidupku, yang penting kamu mau mandi karena aku." Rayuku tak henti menatapnya

Oh Tuhan!! Bibir, hidung, bibir, dagu, pipi yang sedang basah itu benar-benar membuatku tidak lapar lagi.

"Setelah kau merayuku, nanti rayu pacarmu juga. Tempatmu seharusnya bukan di sini, tapi di muara sana, Mas." Ucapnya malah tidak menatapku sedikitpun.

Dia asik memakan roti panggang buatanku. Istri menyebalkan, bukannya senang di puji malah balik menyindir. Padahal pagi ini aku sudah memasak sarapan untuknya.

"Mas, hari ini aku izin keluar rumah lagi. Aku ada meeting dengan Abizar dan Bagas." Ucapnya

Aku melebarkan matakku seperti mendengar sesuatu hal yang salah

"Maaf, maksudku paman Abizar dan paman Bagas. Aku ingin bertemu dengannya, melepas rindu." Ralat luna, pipi pualamnya memerah seperti malu, sebab salah bicara. Memang istriku ini harus sering ku koreksi biar tidak keterusan tak sopan.

"Kemarin kamu pergi, sekarang pergi lagi. Suruh saja siapapun yang ingin kau temui datang kesini. Aku akan berikan uang lebih untuk menjamu mereka. Jangan sungkan, aku terbuka menerima semua kenalanmu di rumah ini," Ucapku dengan percaya diri

Mungkin dengan bertemu orang-orang yang dekat dengan istriku, aku bisa mengorek informasi tentangnya, aku memang laki-laki cerdas, ucapnya dalam hati

"Kami tidak sembarangan saling bertemu, Mas. Aku pinjam lagi mobilmu yang Putih. Masih boleh?"

Aku ingin mengangguk tapi terlintas pikiran lain. Aku harus memberikan istriku pelajaran, bahwa ia harus menurutiku. Aku sudah libur ngantor, lagi-lagi dia akan pergi. Tidak untuk hari ini!!!

"Tidak boleh. Mobil putih mau di pakai Aldi untuk observasi kebun rempah. Yang hitam mau dipakai Adli pergi observasi kebun rempah juga!! Jadi, kita sambut Paman Abizar dan paman Bagas di rumah ini. Okee!!"

"Kok bisa gitu, Mas? Kok mereka pisah-pisah gitu?"

"Memangnya, Mbak kira kebun rempah-rempahku hanya setapak? Banyak!!!" Ucapku dengan bangga

"Ciih, sepetak begitu saja sombong." Ketusnya

"Jadi mari kita bersiap-siap menyambut Pamanmu itu," Senyumku mencoba mendekati lalu merangkul pundaknya.

Sebenarnya aku ragu takut di sleding olehnya, tapi kali ini aku nekad. Bagusnya, istri jelitaku hanya diam saja. Aku semakin mampu menghirup aroma wangi kulitnya. Bagai buah Stroberi manis, istriku ini selain manis juga sangat harum.

Sssssrrrrhhh.....

Darahku mendesir

"Mbak, sebenarnya pagi ini aku mau mengajakmu honeymoon." Ucapku membenarkan diri

Luna mengangkat alisnya seperti meminta penjelasan

"Iya.... Iya.... Aku tidak akan melakukan hal yang seharusnya wajar bagi suami istri. Jangan mengira aku ini laki-laki gampangan ya!" Ucapku

Perlahan tanganku turun ke tangan mulus istriku. Aku langsung menggenggamnya. Dia sedikit terkesiap, aku bisa merasakan dingin jemarinya.

"Tapi, aku ingin menikmati pemandangan indah bersamamu. Aku tahu hukum dalam agama, menyenangkan istri itu dapat banyak pahala kan?"

"Berselingkuh setelah menikah lebih banyak dosanya," Ketusnya, tapi kali iniini terlihat sangat manja.

Ahhh mengapa dia terlihat begitu imut saat dia cemburu begitu.

Aku hanya diam. jujur, semakin hari, aku semakin lupa dengan Ayu Ruminang. Entah mengapa, sedikit demi sedikit, aku terbiasa dengan hadirnya Luna,Istriku. Namun, aku tidak tahu, harus mengakhiri atau bagaimana. Sebab, banyak hal yang indah kulewati bersama Ayu.

"Aku akan menghubungi Abi...., maksudku Paman Abizar dan Paman Bagas. Kita akan menunggu mereka kesini!!" Ucap Luna

"Kau mau kan, Mbak? Kita pergi honeymoon, maksudku berlibur bersama di tempat-tempat yang indah?"

Wajahku menengadah berharap ia akan mengangguk. Sekarang hatiku berdebar menunggu jawabannya.

"Tidak bisa, Mas." Jawabnya tegas dan itu sangat menyakiti hatiku.

Sampai-sampai aku tudak bisa berkata-kata. Hilang semangatku, Hempas harapanku.

"Aku tidak bisa menolakmu, Mas." Lanjutnya dengan suara lembut, mengeringkan mata, lalu meleset meninggalkanku yang masih seperti tidak percaya dengan yang barusan dikatakannya.

Senyumku mengembang

Ahh.... Manisnya...

Aku bangkit dari tempat dudukku dengan semangat. Rasanya hatiku ini penuh oleh berbagai macam bunga, kecuali bunga bangkai, itu tidak termasuk.

Terdengar suara bel berbunyi

"Serius, secepat ini Paman Luna sampai rumah?" Gumamku heran

"Biar aku saja yang buka, Mbak." Teriakku agar Luna tidak perlu bergegas.

Dengan langkah santai, kubuka pintu rumahku. Mataku seperti mau keluar dari kelopaknya karena kaget melihat apa yang ada di depanku

"Sayang," Sapanya dengan senyum yang selama 3 tahun membuatku selalu terpesona

Wanita berambut pendek dengan bibir seksi. Terlihat tipis di atas dan agak tebal dibawah, selalu membuatku terkagum-kagum. Kali ini, pakaiannya terlihat makin terbuka. Dress selutut dengan belahan dada yang terbuka membuat apa yang harusnya tersembunyi terlihat akan menyembul keluar. Sedikit tidaknya, aku harus menahan air liurku yang terasa mengental.

Dialah, Ayu Ruminang, kekasih yang menawan dengan leher jenjangnya berhiaskan kalung berlian berwarna biru. Aku yang menghadiahinya di hari ulang tahunnya. Soal harga jangan ditanya, cukup untuk menikahi Luna sekali lagi.

Melihat kesaksiannya, sejenak aku telah melupakan ada wanita lain di rumah ini. Sekarang aku gelagapan, pastilah Luna akan mengamuk, jika tahu Ayu ada di sini.

"K-kenapa sayang datang ke rumah?" Tanyaku terbata-bata. Jantungku rasanya akan keluar dari tempatnya. Aku seolah mendengar langkah kaki Luna yang akan mendekat. Bagaimana ini? Siapapun tolong!!!

♡♡♡♡

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang