[14].

479 43 4
                                    

Jangan lupa, sebelum membaca utamakan vote terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa, sebelum membaca utamakan vote terlebih dahulu


Jangan lupa tandai typo!!!

◎◎◎◎

"Jangan mancing-mancing, mbak! Kalau tak niat" Ucap yudha seraya membuang wajah

"Aku tidak suka memancing. Membosankan" Ucap luna seraya membuka cadar dan hijabnya. Tangannya juga membuka pakaian hitamnya, tampak sekarang ia menggunakan kaus lengan panjang tanpa motif berwarna hitam.

"Sebentar lagi subuh, Mas!! Aku mau olahraga dulu badanku terasa pegal-pegal. Setelah itu baru mandi, sholat lalu tidur kembali. Tolong jangan brisik, mas!!" Ucap luna seraya mengikat rambutnya

Wanita itu berdiri lalu melenggang masuk kamar. Sadari tadi yudha menatap istrinya itu tanpa kedip bahkan ketika pintu kamar itu ditutup, laki-laki itu masih menganga

Kleeek!!!

Suara pintu terkunci mengembalikan kesadarannya lagi. Yudha mengusap wajahnya kasar

"Apa aku sekarang sedang di hukum? Dia istriku?! Iya, dia istriku!! Tapi kenapa jadi begini?" Ucap yudha sambil merapikan rambutnya yang berantakan

Terdengar suara musik mendayu. Yudha meletakkan kasar gelasnya, lalu menyentuh pakaian luna. Aroma parfum lembut dari kain itu membuatnya menarik nafas dalam-dalam

"Sampai kapan aku gila seperti ini? Aku tak ubah seperti kucing yang sedang digantungkan ikan" Lirihnya

Masih sempoyongan, yudha berdiri dan kembali ke kamarnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

"Aku harap semua ini mimpi, Luna.... Kau siapa? Beraninya kau menyiksaku begini." Lirihnya sambil menutup mata

Sedangkan di sisi lain, luna membiarkan musik mendayu. ia tahu, suaminya menginginkan hal itu. Namun trauma-Nya ada ketika Eville mencoba memperkosa-Nya. Juga, bayangan wanita yang sering disebut Yudha, Ayu Ruminang. Entah kenapa, firasatnya tidak nyaman mendengar nama itu.

"Bagaimana bisa aku melayanimu seperti dalam buku agama yang telah aku baca? Menjadi istri sholehah. Sedangkan aku mungkin buatmu hanya sebagai pemuas nafsu. Cintamu ada pada wanita itu. Bagaimana bisa, Mas? Tidak akan ada bedanya dimataku kau dengan manusia Jahannam itu jika kau masih bersama wanita itu lalu kau tidur denganku. Tidak akan!"

Luna menelungkupkan wajahnya. Dia berada di posisi yang serba salah. Nafasnya sengaja ia tahan agar emosi di dalam hatinya tak membuatnya ingin menembak.

Saat ia masih didalam dunia mafia, menembak adalah cara melepaskan emosinya. Menembak apa saja kecuali manusia. Ia masih memiliki naluri manusiawi.

Lama ia mendapatkan kenyamanan gulingnya hingga ia mendengar suara adzan subuh. Ia membalikkan badannya. Matanya langsung terbuka.

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang