[23]

279 18 0
                                    

Aloo guys author comeback 👋👋Nihh author up pas takbiran:) Klean gmna? Pd takbiran ga nihh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aloo guys author comeback 👋👋
Nihh author up pas takbiran:)
Klean gmna? Pd takbiran ga nihh?

🎧🎧🎧

19.30

Kami semua sudah berkumpul dengan formasi lengkap. Kakek duduk di kursi utama sisi kanan, paling ujung, sendirian. Sedangkan disisi kiri, ayahku. Mereka berhadapan, hubungan kakek dan ayahku tak terlalu dekat, ranggang juga tidak, biasa saja.

Ayahku, Marvel Dirgantara, menantunya. Ibuku Ratih Dirgantara adalah anak pertama. Lalu bibi Dena dan terakhir Paman Axel. Mereka kesini jika hanya ada pesta saja. Sedangkan keluarga ayahku hampir tak pernah kutemui. Mungkin sungkan sebab ayahku si sini ikut istri. Perusahaan yang di pimpinnya saja milik ibuku. Dan tentu saja itu pemberian kakekku pada anak perempuannya.

Pada sisi yang memanjang, aku dan Luna duduk berdampingan lalu ibuku di sampingku. Sedangkan di depanku, Nindi dan Ratna dan satu lagi ada kursi yang kosong.

Kenapa tidak di singkirkan? Karna akan ada seseorang yang datang.

"Bagaimana bulan madu kalian? Pasti sangat menyenangkan?" Tanya kakek kepada aku dan Luna

Aku hanya tersenyum kecut

‘Bulan lebah, menyengat!! Madunya entah kemana!!’ Ucapku dalam hati

"Pasti menjadi suami cucuku sangat merepotkan mu ya, Nona?" Tanya kakekku dengan senyum yang terlihat sangat tulus

Laki-laki tua ini memang sangat berbakat dalam merayu wanita. Lihat saja, Luna mengangguk takzim dan matanya menyipit.

"Semoga kalian cepat mendapatkan keturunan ya, Sayang. Pastilah cucu mama akan sangat cantik sebab mamanya seperti bidadari." Puji ibuku sambil menggenggam tangan Luna.

Aaahh aku senang sekali, dua wanitaku  terlihat begitu hangat.

‘Tenang mah, aku akan memberikan cucu yang cantik seperti ibunya, dan tampan seperti aku. Aku akan melanjutkan ritual tadi yang tertunda!!’ Ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri mengingat yang tadi, ahh rasanya sangat indah sekali. Rasanya aku seperti anak SMP yang sedang dalam fase cinta monyet.

"Cantik zaman sekarang ngga bisa dikira, ngga bisa di terka. Operasi plastik itu bukan hal yang tabu. Siapa yang tahu, wajah aslinya udik, hasilnya bak boneka barbie." Ketus Nindi terlihat tak suka pada Luna

Rasanya aku pengen menggelindingkan kepala adikku itu, tak punya otak, beraninya dia menghina Luna didepan kakek. Aku langsung menendang kakinya dengan sorot mata tajam. Dasar gadis bebal, justru dia menendang balik kakiku malah jauh lebih keras. Aku hanya bisa meringis menahan rasa sakit.

"Nindi, ingat posisimu!!" Ucap kakekku dengan mata tajam

‘Rasain’ Umpatku dalam hati

Justru gadis itu menimpali ucapan sang kakek

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang