[13].

666 46 4
                                    

Jangan lupa tandai typo!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa tandai typo!!

◔◔◔◔

"Kenapa kau datang sekarang, Adrian? Aku takut cucumu mencurigai kita" Ucap luna

"Maafkan aku, My Angel. Aku sangat was-was. Banyak hal tentangmu yang aku pikiran" Ucap Adrian lembut

Luna terdiam

"Atas nama nindi, cucuku. Maafkan dia, dia hanya gadis dungu yang tak mengerti ajaranku" Lanjut ardian

Terlihat mata luna menyipit pertanda ia sedang tersenyum.

"Lai kali kau harus menjaga ucapan dan perilaku denganku. Aku tak ingin, yudha mengira yang tidak-tidak. Ini juga aku yang salah, seharusnya aku menghubungimu besok!! Sungguh aku lupa, walaupun kau tua tapi kau penuh stamina" Ucap luna yang membuat Adrian tersipu malu

"Sebuah kehormatan bila kau membutuhkanku, My Angel"

Luna mengangguk takzim pada laki-laki berumur didepannya itu. Tak ada sedikitpun rasa khawatir dalam diri luna untuk Adrian

"Gerangan apakah My Angel memintaku datang" Tanya Adrian

Luna menghela nafasnya

"Aku ingin menanyakan tentang simbol Eville yang terbaru. Semenjak Gilang, ayahnya meninggal, dia mengganti semua sistem mereka. Mafia itu bahkan lebih kejam dari iblis"

Adrian menelan ludahnya. Hatinya bertalu-talu bahkan hanya mendengar nama Eville, ia mempunyai kenangan buruk. Bekas luka yang begitu besar di punggungnya adalah jejak kekejaman laki-laki yang memiliki lidah bercabang itu.

"K-kenapa My Angel membahas dia? Bukankah kita keluar dari dunia itu. Termasuk untuk menjauhi manusia iblis itu?" Tanya Adrian terbata

"Aku mengerti ketakutanmu, Adrian. Aku bahkan setiap malam masih takut memejamkan mata. Sebab setiap kali aku terlelap, wajah beringasnya muncul di hadapanku"

"Maafkan aku My Angel. Kau tau, nyawaku siap kuberikan untuk melindungimu" Ucap Adrian

Luna mendekati Adrian, perlahan ia sedikit berbisik

"Apakah matahari bertanduk iblis itu simbol terbaru Eville? Hari ini aku menemukannya ketika pembawa simbol itu mencoba untuk menjebak yudha"

Adrian menelan ludahnya yang terasa pahit. Ia menghela nafasnya berat seiring luna yang mundur. Mata bulat wanita itu menanti jawabannya.

Luna mengangkat sebelah alisnya memberi syarat

Adrian mengangguk. Benar, itu adalah simbol Eville yang terbaru. Adrian mendapatkan informasi itu tak lama setelah Gilang meninggal. Mereka berdua dulunya adalah sahabat baik meskipun sering bersaing menjadi bandar narkoba.

Tapi sifat Eville yang jauh beda dengan ayahnya, laki-laki itu terlalu kejam bahkan ia sengaja memodifikasi beberapa anggota tubuhnya untuk menambah rasa takut musuhnya. Eville membuat tanduk dikepalanya dan membelah lidahnya seperti lidah ular dengan operasi bedah.

"B-bagaimana Eville bisa menemukanmu, My Angel?"

Luna membuang wajahnya

"Apa kau yakin?" Tanya luna

"Iya. Pastikan saja pada Bagas yang sering dilapangan. Kalau marimar sepertinya dia tidak tahu. Tapi kalau kau ingin lebih yakin, tanyakan pada The Lord. Sahabat masa kecilmu itu banyak tahu"

"Kebetulan marimar sudah menjadwalkan pertemuanku dengannya 3 hari lagi." Jawab Luna

Kedua manusia beda usia itu diam untuk beberapa saat. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Teh yang di suguhkan jono menguapkan hangatnya. Sekarang sudah menjadi dingin persis seperti tatapan kosong wanita bercadar itu

"Aku sudah menutup wajah ini mengapa dia masih bisa menemukanku, Adrian?"

Laki-laki tua itu sedikit pucat, pasalnya ini akan berkaitan dengan yudha, tahta tertinggi di hatinya.

"Wajah ini kutukan, karna wajah ini kehormatanku hampir ternoda, karna wajah ini aku hampir dijodohkan tanpa persetujuan, seperti jual beli. Aku bahkan tak memiliki hak atas tubuhku, andai Momy Dedy masih ada, entah bagaimana nasibku menjadi pemuas manusia setan itu"

"Cukup, My Angel, kau tak perlu khawatir aku akan melindungimu. Apa perlu rumah ini dijaga oleh 15 bodyguard? Keselamatanmu itu lebih utama" Ucap Adrian mencoba menguatkan luna

Ia tahu betul gadis itu pasti sangat trauma ketika Eville mencoba memperkosanya.Hanya Adrian yang tahu siapa dibalik tradegi itu.

'Andai kau tahu orang yang membuka pintu untuk iblis itu, pasti kau menyesal telah dilahirkan" Batin Adrian

"Aku akan mempersiapkan diriku, kau tenang saja, percaya padaku" Ucap luna

Adrian hanya diam, menunduk menatap menatap tangannya sendiri yang di atas meja kayu. Meja bulat dengan 2 kursi langsung disiapkan oleh Aldi dan Adli, yang sempet membuat yudha terbingung-bingung.

"Waktunya kau pulang, Adrian. Jagalah kesehatanmu, aku sangat mengandalkanmu" Ucap luna

Laki-laki tua itu mengangguk dan bangkit. Badannya akan membungkuk namun di cegah luna.

"Aku menantumu di keluarga ini, bagaimana bisa kau membungkuk untukku, berhentilah Adrian!!"

Adrian mengangguk

"Aku titipan yudha padamu, My Angel"

"Kau tak perlu khawatir. Dia aman bersamaku" Jawab luna

Eanita itu mengikuti Adrian menuju pintu dan mengantarkannya sampai kedepan pintu. Ia tersenyum melihat suaminya sedang mengintip dipojokan. Yudha pun menemaninya mengantar Adrian keluar rumah. Luna tersenyum melihat ekspresi suaminya yang melihat pintu rumahnya dibobol kakeknya sendiri.

"Tolong bimbinglah cucuku yang bodoh ini, l-luna" Ucap Adrian sedikit gugup ketika memanggil bosnya dengan sebutan nama

"Baik kek!!" Jawab luna mantap yang membuat Adrian terkekeh pelan. Mobil mewah laki-laki itu pun melaju keluar meninggalkan kawasan rumah mewah itu.

"Apa yang kau bicarakan tadi dengan kakek?" Tanya yudha penasaran

"Mau tau aja, mas." Jawab luna sambil berjalan cepat

"Jangan buat aku penasaran, mbak!!!" Teriak yudha

Luna berhenti

"Dia mengatakan padaku, kalau kau adalah cucunya yang paling bodoh, paling sok gaya, paling sok tampan!!!"

Luna menutup mulutnya menahan tawa melihat ekspresi suaminya yang melongo serius mendengar ucapannya.

"Kau serius, mbak?"

Luna mengangguk "Dia juga memintaku untuk memaafkan nindi, adikmu. Itu saja, selebihnya hanya basa basi lelaki tua itu. Intinya, aku harus sabar menemanimu" Ucap luna

"Kenapa harus pakai bahasa lain? Aku tau itu bahasa Jepang. Kau bisa bahasa itu darimana mbak?"

"Belajar dong" Jawab luna santai

Yudha masih terdiam menatap istrinya itu.

"Oh ya satu lagi, dia memintaku pindah kamar, sebelah kamar utama. Kalau ada yang berani mengganggu kamarku itu, kakekmu akan siap-siap menghancurkan pintu lagi!!!" Ucap luna yang sudah tak tahan menahan gelak tawanya

"Awas kamu, dari tadi di ajak serius. Awas aja kalo kamu bohong!! Dosa loh memainkan suami!! Mending main yang lain kan enak" Cerocos yudha

"Main apaan yang enak, mas?" Goda luna mencoba mengalihkan pikiran yudha

◔◔◔◔

Istriku Mantan MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang