Mira's Story : Move On

10 0 0
                                    



Jangan dipaksa
Bila semua telah berbeda
Untuk apa pertahankan
Jika kita tak sejalan

Jangan salahkan
Untuk semua kenangan
Perpisahan ini
Pilihan yang terbaik

Buat apa masih bertahan?
Jika terus terluka
Nyatanya hati telah beda
Biarkan ku pergi 'tuk bahagia

~Pilihan Terbaik, Ziva Magnolya


Sehari setelah pesta piknik mereka di taman, Mira merasa kegelisahan di dalam dirinya. Keputusan tentang pekerjaan dan masa depannya terus menghantuinya. Mira merasa perlu kembali ke Wish Room untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang masih mengganjal di hatinya.


Mira duduk di ruangnya yang tenang, menutup matanya, dan merenung sejenak. Saat dia membuka matanya, dia mendapati dirinya berada kembali di Wish Room, dengan bangku putih di tengahnya. Dia duduk di bangku tersebut, menunggu kedatangan dirinya yang bersinar.


Tiba-tiba, dirinya yang bersinar muncul di hadapannya. Kali ini, dia terlihat tenang dan bijaksana. "Kau kembali, Mira. Apa yang ingin kau cari di sini?"


Mira menjawab dengan tegas, "Aku ingin menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuiku. Apa yang sebenarnya ingin aku lakukan dalam hidupku? Apa yang harus aku pilih dalam karierku? Dan bagaimana dengan perasaanku pada Putra?"


Dirinya yang bersinar tersenyum. "Pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting, Mira. Mari kita mulai dengan yang pertama. Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan dalam hidupmu?"


Mira merenung sejenak. "Aku ingin merasa bahagia dengan apa yang aku lakukan. Aku ingin memberikan kontribusi positif pada dunia, mungkin melalui teknologi. Tapi aku juga ingin menjalani kehidupan yang seimbang dan memiliki waktu untuk keluarga dan teman-temanku."


Dirinya yang bersinar mengangguk. "Bagus, Mira. Sekarang, tentang kariermu. Apa yang sebenarnya ingin kau capai dalam karier?"


Mira berpikir sejenak. "Aku ingin berkembang dan tumbuh dalam profesi teknologi. Aku ingin menjadi seorang profesional yang sukses dan dihormati. Tapi lebih dari itu, aku ingin merasa puas dengan pekerjaanku dan tahu bahwa aku telah mencapai potensialku."


Dirinya yang bersinar tersenyum lagi. "Dan tentang perasaanmu pada Putra?"


"Buat apa masih bertahan?" Mira menelan ludah, merasa sedikit ragu. "Aku telah lama menyimpan perasaan ini, tetapi aku tahu sekarang bahwa Putra telah melangkah maju dalam hidupnya. Aku ingin move on, tapi rasanya sulit."


Dirinya yang bersinar memberikan senyum pengertian. "Move on adalah langkah yang bijak, Mira. Kau perlu membuka hatimu untuk peluang-peluang baru yang mungkin datang dalam hidupmu."


Setelah percakapan dramatis dengan dirinya yang bersinar, Mira merasa lebih tenang dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk berbicara dengan Dewi tentang tawaran kerja yang diajukan.


Sebulan berlalu, Mira bergabung dengan kantor tempat Dewi telah bekerja selama setahun. Kantor Mira dan Dewi berdekatan dengan kantor Mara, sehingga pertemuan mereka di luar jam kerja tidak terlalu sulit.


Suatu hari, ketika mereka bertiga sedang berjalan-jalan di mal dekat kantornya, Mira, Dewi, dan Mara melihat banyak barang-barang lucu dan aneh di etalase sebuah toko.


Dewi menunjuk ke arah toko tersebut dan berkata dengan antusias, "Lihat, guys! Barang-barang ini sangat menggemaskan. Ayo masuk dan lihat-lihat!"


Mara mengangkat alisnya. "Tidakkah kita terlalu dewasa untuk barang-barang seperti ini?"


Dewi tertawa. "Tidak pernah terlalu tua untuk bersenang-senang, Mara!"


Mira tersenyum dan mengikuti mereka masuk ke toko tersebut. Mereka berjalan-jalan di sekitar toko, mencari barang yang menarik perhatian mereka.


Saat Mira memegang sebuah boneka beruang yang imut, Dewi berbisik kepadanya dengan nada humor, "Mira, mungkin kamu harus memberikan boneka ini pada seseorang yang kamu sukai. Siapa tahu, itu bisa menjadi langkah pertama menuju perasaan yang baru."


Mira tersentuh oleh kata-kata Dewi dan merasa bahagia bahwa dia memiliki teman-teman yang selalu mendukungnya. Setiap hari membawa perubahan dan ketidakpastian, tetapi Mira tahu bahwa dengan persahabatan dan keputusan yang bijak, dia akan menghadapinya dengan baik.

PlotWishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang