Mara, Yesnu, dan Anggie duduk bersama di sebuah cafe book, sibuk mengerjakan proyek portofolio mereka. Proyek ini telah menjadi bagian besar dalam hidup mereka selama beberapa bulan terakhir, dan saat ini mereka sedang menyusun beberapa hal terkait User Journey aplikasi yang mereka kembangkan.
"Yes, dan hasilnya luar biasa," sambung Yesnu sambil tersenyum.
Anggie menambahkan, "Kita patut merayakannya. Bagaimana kalau kita pergi berenang untuk merayakannya?"
Mara, yang sebenarnya tidak terlalu mahir dalam berenang, ragu-ragu sejenak. "Saya tidak yakin. Saya bukan ahli berenang."
Yesnu langsung bangkit dari tempat duduknya. "Tidak apa-apa, Mara. Kita bisa mengajarimu. Renang adalah kegiatan yang menyenangkan dan bisa membuat pikiran segar."
Anggie mengangguk setuju. "Ya, kita akan membantumu, Mara. Tidak ada yang lebih baik daripada berenang untuk merilekskan pikiran setelah menyelesaikan proyek besar seperti ini."
Mira, yang sebenarnya sangat berpengalaman dalam berenang, menjawab, "Aku harus melewatkan kesenangan ini, sayangnya. Aku sudah berjanji untuk menghadiri acara keluarga sore ini."
"Baiklah, Mira. Kamu pasti bisa bergabung dengan kita lain waktu," kata Anggie sambil tersenyum.
Setelah membicarakan rencana mereka untuk berenang, mereka menuju kolam renang umum pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Kolam renang itu sepi karena sudah sore hari.
Saat tiba di kolam renang, Yesnu dan Anggie langsung memutuskan untuk mengadakan lomba renang. Mereka berdiri di pinggir kolam, mempersiapkan diri untuk lomba yang akan datang. Mereka menyelam ke dalam air dengan cepat dan mulai berenang dengan gesit.
Mara, yang tidak bisa berenang, duduk di pinggir kolam sebagai juri wasit. Dia menunjukkan batas garis finish dengan sebatang tangan dan siap untuk memberikan keputusan.
Kedua peserta berenang dengan cepat dan tangguh, mencoba untuk mencapai garis finish secepat mungkin. Perlombaan itu ketat, dan mereka berdua saling beradu kecepatan dan keterampilan. Angin sore menerpa permukaan air, menciptakan suasana perlombaan yang semakin menarik.
Akhirnya, setelah pertarungan sengit, Anggie berhasil menjadi pemenang di lintasan tersebut, sementara Yesnu finis di urutan kedua. Perlombaan itu menunjukkan semangat persaingan yang sehat dan persahabatan yang kuat di antara mereka.
Setelah perlombaan selesai, Yesnu dan Anggie keluar dari kolam renang dan merasa segar setelah lomba yang intens. Mereka berdua tertawa dan mengguyur tubuh mereka untuk menghilangkan rasa lelah.
Mara, sebagai wasit yang adil, menunjuk Anggie sebagai pemenang dengan nada serius. "Selamat, Anggie! Anda adalah pemenang yang pantas."
Anggie bersorak kegirangan sementara Yesnu mengakui kekalahan dengan sportif. Mereka berdua tertawa bersama, dan persahabatan mereka semakin erat.
Setelah perlombaan, mereka semua duduk bersama di pinggir kolam renang, mencoba untuk menghilangkan rasa lelah. Yesnu, yang masih dalam suasana bersemangat, mengejek Mara dengan tawa.
"Hei, Mara, bagaimana hubunganmu dengan Lusi? Aku heran kenapa kamu belum mengajaknya berkencan. Lusi juga jomblo, kan?"
Mara tersenyum tipis dan membalas ejekan dengan lelucon, "Apa iya Lusi jomblo? Saat di wisuda, dia tampaknya datang bersama seorang pria."
Beberapa saat kemudian, Mara membalas ejekan Yesnu dengan tawa. "Tapi Yesnu, bagaimana denganmu dan Lira? kamu sudah lama suka padanya, tapi mengapa belum ada yang terjadi di antara kalian?"
Anggie, yang menyadari situasi canggung ini, mencoba untuk mengalihkan perhatian. "Baiklah, baiklah, tidak usah terlalu serius, teman-teman. Mari kita lanjutkan bersenang-senang di kolam renang ini!"
Mereka kembali bermain air, tertawa, dan berbicara satu sama lain di samping kolam renang yang sepi, menciptakan momen yang hangat dan penuh kebahagiaan. Itulah cara mereka merayakan selesainya proyek besar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
PlotWish
Teen Fiction"Di balik setiap keputusasaan ada dunia baru yang menunggu untuk dijelajahi." Dalam usia "quarter-life crisis" yang penuh dengan pertanyaan tentang arah hidup dan keputusan besar, datanglah sebuah novel yang akan menggugah dan menginspirasi. "Plot W...