[2]

550 76 8
                                    

Flat shoes Jane menapak tepat di depan restoran Swedia. Dengan penampilan anggunnya Jane dapat menyedot perhatian orang-orang di sekitarnya— terlebih para pria, mereka yang baru masuk restoran bahkan sempat terhenti langkahnya karena terpesona.

Tapi Jane berjalan tak peduli, aroma musim semi dengan banyak tumbuhan peluruh membuatnya terbuai. Terlebih seorang lelaki tengah menantinya di meja pojok sana. Lelaki itu tersenyum, membuat Jane mempercepat langkahnya.

"Hi, princess." Liam dengan gentle berdiri menarik kursi untuk Jane duduk, ia tersenyum— menyapa Jane untuk kedua kalinya.

"Hi, prince." Jane melihat minuman di mejanya, hanya berupa kopi hitam tanpa campuran apapun. Liam tau semua kesukaan Jane.

"I'm not even a prince." Liam menyeruput kopi di depannya, lalu kembali menatap gadisnya yang kini memandangnya penuh harap. Mungkin Liam memang pria beruntung bisa mendapatkan seorang anak bangsawan seperti Jane, tapi mengingat isu-isu tentang bangsawan Inggris yang menentang perkawinan antara rakyat jelata dengan para bangsawan membuat Liam menginginkan Jane hanya menjadi gadis biasa saja, gadis kuliahan tanpa embel-embel bangsawan. Meski revolusi seperti pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton sempat heboh, tapi tetap saja— keluarga Jane belum bisa menerima Liam.

"Smorgastarta dengan banyak mayonaise." Sang pelayan pergi dengan mencatat pesanan Jane, rambut hitam Jane yang terlihat terawat diselipkan ke daun telinganya, "Kita akan berangkat satu jam lagi."

"Bukannya nanti malam?"

Jane menggeleng, ia meletakan kedua tangannya di meja, mengambil tangan Liam untuk digenggam. "Ayahku pulang cepat karena kunjungan Ratu Elizabeth dibatalkan." Jane mengambil napas, "Lagipula nanti malam ia ada acara."

Liam mengangguk, mengusap tangan halus Jane sambil berkata, "Baiklah."

Mereka tiba dengan taxi di rumah Jane. Liam terlihat gugup, tapi Jane berulang kali menenangkannya dengan berkata semuanya akan baik-baik saja. Jane sangat percaya pada Liam, ia lelaki yang cerdas jadi bukan hal sulit untuk menghadapi ayahnya yang gila politik.

"Aku percaya padamu, ayo." Jane menarik Liam berjalan, memencet bel yang dipenuhi bunga serupa seperti anggrek di sekitar pintunya.

"Mom," Jane tidak begitu kaget saat Ibunya membukakan pintu. Miranda malah yang terlihat shock saat Jane tengah menggandeng pria yang kini sedang tersenyum canggung padanya.

"Ayahmu menunggu." Nada bicara Miranda tak terlihat meyakinkan, ada semburat kekecewaan di sana dan Jane peka akan hal itu. Tapi semua hal positif telah didoakannya sejak mendengar ayahnya mengundang Liam untuk datang. Miranda membuka pintu lebih lebar lagi, melangkah belakangan setelah Liam dan Jane mendahuluinya.

Mereka melintasi ruang utama menuju ruang tamu, tidak terlihat hanya Paul yang sedang menunggu. Jane mengerutkan keningnya, menyuruh Liam menunggu sementara ia menghampiri ayahnya yang terlihat santai mengobrol dengan...

Ketua Dewan Tinggi dan anaknya?

"Dad?" Paul yang sedang tertawa menyadari kehadiran Jane, ia berdiri dan menyuruh Jane mendekat. Tapi Jane malah menjauh, melihat Liam yang kikuk di belakangnya sementara Ibunya seperti ingin membela tapi tak tau harus apa.

"Jennifer McClean?" Orang tua di depan Paul bangkit, ikut melihat Jane antusias sementara Jane tak tau harus apa. "Kau sudah besar."

"Duduk di sampingku, Jane." Paul duduk kembali, menepuk kursi panjang di sampingnya. Jane melihat orang-orang ini. Dari ayahnya, Ketua Dewan Tinggi dan yang terakhir anaknya yang terlihat menunduk dan seperti kehilangan ketertarikan tentang pertemuan ini. Yang Jane tak habis pikir adalah ayahnya mengundang Liam tapi sekarang kejadiannya berbeda. Apa ayahnya ingin mempermalukan Liam?

"He is my boyfriend, Dad. Liam, come here." Liam yang sedari tadi di belakangnya sekarang maju. Jane dengan berani menggandeng Liam di depan Ayahnya yang memanas. Jane sedikit takut tapi ia mencoba berani.

"Sekarang tidak lagi. Kau dan Harry akan segera menikah, Jane."

.

.

.

.

.

.

Song: Flying Without Wings - Westlife

Vomments! Target lanjut votes 5!

NOT A MAMA // h.s (under editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang