Satu lagi keindahan panti ini adalah di dalam kamar yang tertembus cahaya malam. Keindahan bintang-bintang, angin yang menempelkan gemercik hujan di jendela yang perlahan mengembun, juga suara kekehan Harry dan Jane yang terduduk bersama di satu ranjang kecil - dulunya punya seorang anak panti yang kini sudah dewasa, bekerja dan pindah ke kota lain.
Mereka berdua saling bertatapan, mata hijau Harry yang tak secerah saat siang hari tetap berkilau, tetap sama saat dia yang baru pertama kali bertemu dengan Jane- Harry adalah sosok paling memesona. Kilauan matanya mampu membuat Jane mabuk kepayang, "Kau tau? Tadi aku sempat mengumpat karena Gemma membawa mobilku tapi sekarang aku malah bersyukur."
Jane mengerti maksud Harry, dari sekian banyak kisah romantis, Jane akan lebih senang jika jalan ceritanya akan selalu damai bersama lelaki ini. Terlebih Jane tengah hamil. Kebahagiaan yang seperti ini ingin Jane letakan di jam pasir, membolak-balikannya tanpa henti - tanpa pasir itu berhenti mengalirkan kebahagian-kebahagian selanjutnya, hingga kemudian Jane tau jika ia menginginkan lelaki ini kesepian hanya karena kematiannya kelak, kematian yang membuat Harry mengingatnya, menceritakannya pada anak-anak mereka kelak. Tentu, kisah yang berada pada kisah nyata namun keindahannya melebihi kisah kebanyakan fairytale. Jane mencintai Harry karena kebersamaan, ia menerima segala sikap Harry. Dia hanya berharap bahwa tak akan lagi ada satu nama yang menggantikannya. Hujan semakin deras. Mata gelap Jane berusaha masuk ke keindahan mata emerald Harry. "Aku kedinginan," dia berbisik.
Kekehan berusaha Harry keluarkan, ia menggigit bibirnya menggoda, "Apa itu sebuah kode rahasia? Kenapa kau yang jadi nakal begini?" Mereka diam. Selanjutnya Harry membelai pipi Jane halus, beralih mengusap punggung wanita itu dan mengecupnya berkali- kali sambil memejamkan mata
Saat mulai terbawa suasana - bahkan erangan pun dikeluarkan Jane sebelum ia terkesiap karena ketukan pintu.
"Ini aku yang mulia, Suster Luciana." Teriakan itu membuat Jane dan Harry saling memandang, Harry cepat bangkit membuka pintu meski sempat mendesah kecewa karena kegiatannya yang terganggu. Suster ini menunjukan cengiran konyol di ambang pintu. Di belakang kakinya muncul seorang anak perempuan dengan rambut blonde. "Begini, dia... Oriana." Suster ini membungkuk, menyeru gadis kecil ini keluar dari balik kakinya. Malu-malu gadis ini menyembulkan kepalanya, kelihatan takut saat melihat Harry yang mencoba tersenyum. Suster itu kembali menatap Harry, dan ia kembali memberikan cengiran itu. "Dia menemukan dompetmu di ruang Pendeta tadi, dan agak sedikit takut mengembalikannya karena Oriana memang anak yang pemalu."
Harry mengangguk, melihat gadis kecil ini sambil tersenyum meski kesannya malah menakutkan. Oriana masih cemberut, dia memegang sebuah boneka teddy bear kecil berwarna putih yang ia genggam hanya dengan satu tangan. Harry berjongkok, menatap Oriana, sekali lagi ia berusaha untuk tidak terlihat menyeramkan.
"Tidak apa-apa, sayang." Dari balik pintu yang terbuka Jane berjalan ke ambang pintu, semuanya melihat ke arah Jane yang ikut berjongkok bersama Harry untuk melihat raut wajah Oriana yang terlihat akan menangis. "Namamu Oriana kan?" Oriana mengangguk, wajahnya masih cemberut tapi Jane berusaha membuat Oriana tidak ketakutan. Jane berusaha mengambil boneka teddy bear yang dipegang Oriana, agak kesulitan karena Oriana menahan boneka itu, tapi pada akhirnya Jane berhasil mengambilnya. Jane mengatakan ungkapan pujian manis pada Oriana sampai gadis cilik itu tersenyum- Jane banyak mengatakan betapa Oriana sangat manis, benar-benar manis hingga cekikikan kecil keluar dari mulut mungilnya. "Aku berharap anakku bisa semanis dirimu." Jane berbisik, menatap Harry yang bersemu bahagia. Tak lupa suster Luciana yang menahan senyuman karena ikut merasakan kebahagiaan mereka berdua. Entahlah, tapi menurutnya Jane dan Harry adalah sebuah kohesi dan koherensi. Mereka adalah sebuah ketertarikan dunia yang gelap, transparan tak terlihat namun tetap paling dicari, paling dikagumi, romansa sebuah kisah antara Jane dan Harry. Kisah yang bermula dari sebuah kebencian, kekakuan, sekali lagi dunia mengubahnya- mereka saling menyatu, berdekatan seperti lettuce dan cucumbar yang disatukan dalam piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A MAMA // h.s (under editing)
FanfictionHanya ada Prince Harry dan Princess Jane Copyright © 2015 by NamLayli