"Oh ya Tuhan." Nona Tebb memijit pelipisnya pelan-pelan, meski sedang frustrasi ia tetap berusaha menaikan resleting gaun pengantin Jane yang sedang dipakai.
Jane menahan napas— menuruti perkataan Nona Tebb agar gaun yang sudah dirancang khusus muat untuknya. Sebenarnya Jane tidak tau ia harus apa— sedih atau malah gembira. Mungkin dalam hati ia berdoa agar pernikahannya dibatalkan saja, dan ia kembali pada Liam, menjalani kehidupannya sebelum ada Harry. Ya, seharusnya pria itu terjun bebas saja ke sungai nil dan hanyut. Jane akan sangat senang jika mendapatkan kabar bahwa anak Des Styles— yang notabennya adalah ketua dari House of Lords hilang karena hanyut di sungai.
"Kau naik berapa kilo?"
"Hanya dua kilo, Nona Tebb." Sahut Jane santai. Di pipinya pun kini tersarang tiga jerawat halus yang kemerahan. Ini sempat membuat pihak make up frustrasi juga. Kesannya Jane benar-benar tidak menginginkan pernikahan ini— dan itu benar.
"Ya Tuhan!" Wanita yang usianya baru tiga puluh tahunan ini menggeleng dramatis, "Ganti baju sekarang, akan kupikirkan cara untuk menangani masalah ini." Nona Tebb melenggang, pergi membereskan beberapa hangers yang berserakan, Jane juga mendengar Nona Tebb menggerutu bahwa ia pasti akan dimarahi oleh Paul McClean.
Di sudut sofa sana, Harry membaca majalah mingguan yang disediakan di sini. Saat melihat Jane keluar, Harry cepat berdiri dan bertanya, "Sudah selesai?"
"Bajunya sempit."
Anak dari golongan Duke ini mengerutkan kening, "Bagaimana bisa?"
Jane melangkah mendekat, "Aku bertambah gemuk, Yang Mulia." Ia mengambil tasnya yang terletak di meja. Tanpa memperdulikan Harry, Jane beranjak pergi.
"Tunggu dulu, Nona." Tangan Jane dicengkram. Jane sempat tersentak tapi kali ini ia menatap Harry sangar seperti elang yang melihat ular, "Ikut aku." Harry membawanya masuk kembali.
"Ada apa lagi, Yang Mulia?" Nona Tebb yang tadinya sedang merapikan plastik-plastik pembungkus pakaian menoleh ke arah Harry dan Jane yang berdiri— dengan Jane yang sibuk meronta minta dilepaskan.
"Nona Tebb, bisa tunjukan koleksi gaun yang cocok untuk Nona Jane?" Mata Jane melebar, ia menginjak kaki Harry dengan flat shoes yang dipakainya. Harry melotot, "Apa masalahmu?!"
"Lepaskan aku!" Jerit Jane tertahan. Nona Tebb kebingungan, ia meminta intruksi lagi dari Harry apakah ia masih tertarik mencarikan gaun lagi untuk Jane. Harry mengangguk. "Carikan," titahnya.
Saat semuanya tenang, Jane dan Harry duduk sambil berpegangan— bukan pegangan mesra, Jane malah hampir ingin membunuh Harry dengan vas bunga kristal di sampingnya. Tapi sepertinya sayang jika harus dibenturkan ke kepala si keriwil ini, vas bunganya mungkin saja lebih mahal.
"Nah ini dia," Nona Tebb membawa tiga gaun di tangannya, atas perintah Harry ia meletakan gaun itu di meja— untuk dipilihnya.
"Yang ini saja, Nona Tebb." Harry memilih gaun yang atasannya berbahan brokat tanpa lengan, dengan desain berbentuk bunga aster yang saling melingkar, memiliki potongan empire dengan ruffle besar di bagian bawahnya, juga dilapisi bahan tulle untuk menambah kesan elegan.
Jane menengok pria di sampingnya heran, gadis ini mungkin mengira kalau Harry benar-benar menyukainya sampai ia rela memesan gaun lain padahal Jane sengaja untuk menambah berat badannya. Jane tak habis pikir dengan pria ini, kenapa ia mau dijodohkan begini?
"Pilihan yang bagus, Yang Mulia— ada pilihan warna lain, ada ivory, azure dan putih susu. Kukira Nona Jane pantas untuk yang warna azure. Terlihat elegan," komentar Nona Tebb sambil melihat perawakan Jane yang pas untuk gaun yang Harry pilih.
"Ya, yang itu." Jawaban Harry terkesan cuek karena ia lekas menarik Jane keluar lagi untuk pulang. Dari tadi siang kepalanya pusing karena ulah Jane, dia seperti anak-anak nakal yang kurang kasih sayang.
"Kau akan menjadi seorang Duchess, berterimakasihlah pada keluargaku."
"Jadi Duchess atau Viscountess sama saja! Aku ingin pernikahannya batal! Aku muak dengan peraturan gila ini! Aku ingin jadi gadis Inggris biasa-biasa saja! Kau dengar itu, Duke Harry?" Tanpa sadar Jane hilang kontrol, rambut yang dikuncir tinggi kini mengendur akibat gerakan Jane yang seolah memberontak.
Harry membiarkan gadis ini, bagaimanapun ia mengerti— sesama bangsawan- meskipun kastanya berbeda, Harry tetap mengerti. Jika saja para orang tua anak bangsawan lebih terbuka terhadap jalan pikiran yang kini sudah liberal, tentu tak akan ada peraturan macam-macam seperti halnya perkawinan ini. Hampir setiap malam Harry menyewa jalang, hampir setiap saat ia juga membawa alkohol dan pada saat itu juga Ayahnya akan datang dan memukulnya dengan rotan. Ia hanya anak yang tertekan, bisakah mereka mengerti?
"Aku tidak ingin menikah denganmu, Styles!" Jane mendorong dada Harry kuat, airmata hampir menetes di pipinya.
.
.
.
.
.
Duke (u/ pria)/Duchess (u/ perempuan): golongan tertinggi bangsawan Inggris
Viscount/Viscountess: golongan bangsawan, tapi lebih rendah beberapa tingkat dari Duke/Duchess.Oke sipp, divomments yuk. Bebas untuk menyuarakan isi hati kalian tentang cerita ini. Makasih:* :))
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT A MAMA // h.s (under editing)
FanfictionHanya ada Prince Harry dan Princess Jane Copyright © 2015 by NamLayli