R I N D U

6.5K 391 1
                                    

Aku tidak tau apa yang aku rasakan saat ini. Kurasa aku mulai menyukai fariz. Tingkahnya dan perilakunya selalu saja bisa membuatku tertawa. Ia selalu saja menjadi penghiburku disaat aku sedih.

Akhir-akhir ini aku jarang melihat fariz . Kudengar ia jarang masuk kelas. Entah ada pertandingan atau apa, sungguh aku merindukannya. Aku merindukan semua sikapnya. Bahkan sikap arogan dan dingin terhadapku.

Aku membaca buku novel yang ada ditanganku ini. Aku ingin menghabiskan waktuku menyelesaikan novel favoriteku ini. Aku duduk sendirian ditaman. Aku tidak memperdulikan tatapan mahasiswa lain yang menatapku aneh.

Aku tersenyum sendiri jika membayangkan hidupku seperti gadis itu yang akan berakhir dengan bahagia. Seandainya saja semua itu terjadi dengan nyata. Sayangnya, mungkin aku hanya bisa bermimpi.

Aku menatap langit yang sudah mulai mendung. Sepertinya akan turun hujan nanti. Aku segera mencari dimana handphoneku untuk menelpon jordan agar tidak menjemputku. Aku tidak mau merepotkan dirinya.

Kulangkahkan kakiku menuju restoran didekat kampus. Aku melihat Tante Ratna tengah duduk disana sendirian. Aku menghampirinya sekaligus menanyakan kabarnya. Aku sangat merindukannya setelah sekian lama tidak berjumpa.

"Hey tyas ."kata tante renata demgan senyuman.

"Iya, tante."balasku dengan ramah.

"Bagaimana kabarmu?tante dengar kau dengan putra semakin dekat. Kau tau? Sejak kecil putra dan fariz suka sekali bertrngkar hal-hal yang tidak penting. Bukannya tante takut, hanya saja tante takut jika fariz dan putra bertengkar untuk merebut hatimu"jelas tante Ratna dengan tertawa.

Aku yang mendengarnya hanya tertawa saja. Bahkan sampai saat ini mereka juga masih bersikap dengan sama.

"Tidak tante. Fariz tidak mungkin marah, tante dengar sendiri kan ? Kalau fariz tidak mau dijodohkan dengan tyas . Fariz sudah bahagia dengan pacarnya. Dan kebahagiaan fariz itu bukan dari tyas "ujarku dengan santai.

"Kau tidak tau yang sebenarnya tyas . Fariz dan angel selalu saja bertengkar. Hampir setiap kali tante melihat fariz , tante tau kalau ia tidak bahagia bersama angel. Dia hanya bahagia bersamamu."kata tante Ratna yang semakin membuatku bingung.

"Tyas kenal fariz . Dan bagi tyas bersama angel itu adalah kebahagiaannya. Bukan dengan tyas "kataku dengan tersenyum.

Aku meneguk minuman yang ada dihadapanku ini. Aku memikirkan kata-kata tante Ratna barusan. Jika mereka tidak bahagia mengapa saat dimobil aku melihat ia terlihat sangat dekat dan cocok. Itu sama sekali tidak mungkin jika mereka tidak bahagia.

"Selama beberapa hari ini fariz tidak mau keluar kamar"Jelas Tante Ratna sejenak. "Ia seakan tengah memikirkan sesuatu. Tante ingin kamu mau kerumah. Hanya untuk membujuknya saja untuk makan, kamu mau?"

"Baiklah tante, tyas akan menemui fariz "

***

Aku sudah sampai disini. Aku menghela nafas sejenak. Semoga saja fariz mau menerima kedatanganku. Aku duduk diruamng tamu dan kulihat ada gilang yang baru saja keluar dari kamar fariz .

Kamar yang pintunya bertuliskan namanya sendiri. Fariz . Aku tersenyum kearah gilang. Ia terlihat berbeda dengan biasanya. Ia seakan menjauhiku.

"Tyas . Kamu bantu tante masak ya?"ajak tante renata dengan semangat.

"Oh-iya tante"kataku dengan tersenyum kearahnya.

Aku mulai memotong bawang ini. Aku sudah terbiasa memasak. Bahkan setiap hari aku selalu memasak untuk kak Sean. Pikiranku melayang saat aku dan Fariz masih seperti dulu. Kami selalu saja menghabiskan waktu bersama saat jam istirahat. Dan sekarang keadaan sudah berubah.

"Nanti kamu bawa masakan ini kekamar fariz ya?"perintah tante renata.

Aku menghela nafas sejenak."bukannya tyas gamau tante, hanya saja tyas takut jika fariz tidak suka dan--"

"Kamu antarkan saja. Siapa tau dia mau makan"potong Tante Ratna







The Beating Of Love   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang