E P I L O G

14K 498 13
                                    


Sudah selama tiga bulan semenjak kecelakaan itu, tyas juga belum sadarkan diri. Ia masih saja terlelap dengan tenang dalam mimpinya. Sejak dulu, memang ia sudah terbiasa dalam kondisi seperti ini.

Menggantungkan kehidupannya dengan peralatan medis.
Kak sean masih saja memandangi adik manisnya itu dengan sedih. Kak sean tidak nafsu makan bahkan ia sdlalu saja begadang demi adik kesayangannya.

"Kapan kamu sadar? Kamu tidak kasian melihat kakak selalu kesepian tanpamu itu? Apakah kau tega melihat kakak selalu saja merindukanmu?"tanya kak sean dengan lirih namun sama sekali gadis itu masih saja terlelap.

"Apa yang bisa membuatmu sadar kembali? Apapun akan kakak lakukan untukmu. Kakak tidak ingin kehilanganmu"sahut kak sean kembali.

Wajahnya sangat pucat sekali. Tangannya semakin hari semakin dingin. Bahkan wajahnya tidak sehangat dulu. Tyas nampak lebih tenang seakan nyaman bermimpi dengan indahnya.

"Kau tau? Putra selalu membawakanmu bunga. Kau menyukainya bukan?'Kata kak sean dengan menangis.

Tanpa sengaja tyas juga mengeluarkan airmatanya. Kak sean merasa senang melihat itu, harapan tyas kembali kemungkinan masih ada.

"Kau bisa kembali bukan? Kakak harap kau bisa kembali disaat orang yang kau nantikan dtang untuk menemuimu. Kakak takut kehilanganmu"

Fariz menyeret kopernya dengan senang. Ia kembali keindonesia untuk liburan dengn segala kesibukannya diluar negeri. Ia sangat merindukan berkumpul dengan teman-temannya disini.

Fariz memandangi jalan raya yang nampak ramai. Saat ini iakan memberikan kejutan kepada mamanya kalau ia kembali. Fariz tersrnyum kegirangan dengan kejutannya ini. Namun senyuman itu sirna saat ia mengingat sesuatu. Tyas .

"Apakah kau sudah bahagia dengannya? Kuharap kau sudah melupakanku"gumam fariz dengan tidak jelas.

Fariz melangkahkan kakinya memasuki rumahnya. Disana ada mamanya dan langsung memeluknya dengan erat. Fariz sangat merindukan sosok ibu didalam kehidupannya. Ia sendiri tinggal dinegara lain.

"Kau ingin menjenguknya?"tanya mama fariz sangat melihat fariz menatap foto tyas bersama dirinya.

"Mungkin seharusnya tidak. Kak sean tidak suka jika fariz menemuin nya "kata fariz dengan lemah

"Kau menyerah? Fariz sebelum semuanya terlambat. Kau harus menemuinya. Dia cinta pertamamu kan? "Tanya mama nya kembali

"Baik fariz akan menjenguknya nanti."

Fariz sudah berada dirumah sakit. Matanya bertemu dengan kak sean . Fariz hanya diam saja karena ia takut kalau kak sean akan menghajarnya.

'Kau kesini rupanya? Mau apa?'Tanya kak sean dengan datar

"Gue kesini mau--."

"Fariz , sepertinya adikku itu ingih bertemu denganmu!"

"Maksud kaka?"tanya nya dengan heran.

"Ikut kakak"kata kak sean dengan mengajaknya kedalam.

***

Fariz menatap ruangan tyas , sangat dingin dan mencekam. Fariz duduk dengan tersenyum sedih menatap gadis didepannya ini. Ia sangat merindukan gadis ini. Bahkan ia sangat ingin sekali memeluk gadis ini.

Fariz kemudian menggenggam tangan tyas . Luka nya sudah hampir sembuh namun ia masih saja terlelap karena penyakitnya. Penyakit yang selama ini sangat tyas takutkan. Fariz masih saja memandangi pujaan hatinya ini.

"Kau apa kabar? Masih betah dngan duniamu?"tanya nya dengan sedih. "Sudah lama kita tidak berjumpa, kau masih saja sama sepertindulu. Selalu cantik"kata nya kembali namun gadis itu hanya diam saja.

"Kau tidak rindu kepadaku? Aku ada disini untukmu, meski awalnya kak sean melarangku. Tapi aku bisa ada didekatmu saat ini, kau senang bukan?"kata fariz yang menitihkan airmatanya
.
"Seharusnya aku tidak boleh menangis bukan? Maafkan aku karena menangis didekatmu!"
"Kau dengarku kan? Aku akan mengatakan yang sebenarnya meskipun kau tidaksadar juga. Aku sangat merindukanmu sejak pertama kali kau ada didepanku. Aku ingin sekali memelukmu namun entah kenapa itu sangatlah sulit. Aku terlalu pengecut dan tidak berani mengatakan yang sbenarnya"kata fariz dengan lemah.

"Kau masih menjadi bidadariku, tyas . Kamu orang pertama dan terakhir yang akan aku cintai. Kau adalah cinta pertamaku yang tentu saja sulit untuk dilupakan"kata fariz kembali.

"Aku mencintaimu, gadis ku"

Teetttt

Suara mesin itu berhenti sekaligus tyas menitihkan airmatanya. Fariz yang panik langsung keluar dan memanggil dokter. Kak sean dengan segera menatap adik kesayangannya dari luar.

Dengan amarah kak sean menyudutkan fariz .

"Seharusnya gue gak izinin lo masuk! Adik gue menunggu lo dan lihat! Dia pergi untuk selamanya!!!"bentak kak sean dengan kasar

"Kak aku minta maaf tapi"

"Gue gak akan maafin---."


Penyesalan terlihat jelas di wajah Fariz. Ia sudah melakukan hal yang bodoh. Membuat luka yang sangat besar untuk gadis yang ia cintai.

Dirinya pantas untuk dibenci.

"KAKAK! AKU BAIK-BAIK SAJA!"teriak tyas yang membuat keduanya kaget. Tyas sudah sadar namun langkahnya masih dituntun oleh suster.

Ia kira gadisnya sudah pergi meninggalkannya namun tidak. Takdir masih membawanya kembali.

"Tyas kamu"kata fariz dengan heran

"Aku akan selalu baik-baik saja. Lihatkan? Kau berhasil membuatku sadar. Kata-katamu membuat aku tidak putus asa dan berniat kembali. Terima kasih fariz. Aku juga mencintaimu."ia menghela nafas sejenak. "Kak jangan salahkan fariz . Dia baik terhadapku"

Kak sean menghampiri adiknya. "Kakak akan bahagia jika kamu bahagia. Dan kamu fariz , kau berhasil menbuat jantung adik kecilku ini berdetak dan bertahan sampai saat ini. Kak sean minta maaf sama kamu"katanya dengan lemah.

"Kak aku yang minta maaf karena sudah menbuat adikmu ini galau"kata fariz dengan tertawa

Dug!

"Apaansih kamu riz. "kata tyas
dengan tertawa

"Aku bahagia dengan kamu"kata fariz

"Aku bahagia dengan kamu. Dan selamanya sampai jantung ini tidak berdetak"

===

Ini cerita pertama saya. Hehe akan segera di edit nanti atau di revisi.

Terima kasih untuk yang sudah membaca cerita ini serta memberikan Bintang Bintang itu heheee

Gak nyangka yg baca lumayan hehee

The Beating Of Love   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang