Fariz POV
Aku mendengus kesal ketika mama tidak membatalkan pertunangan itu. Mama malah menyuruhku untuk mendekati tyas , gadis yang sangat tidak aku sukai. Aku tidak habis pikir apa yang sebenarnya mamaku inginkan?
Mengapa ia sangat kekeuh untuk menjodohkan kami yang jelas-jelas sudah tidak memiliki cinta diantara keduanya.
Aku berjalan menyusuri dinginnya malam. Kakaknya selalu saja mengangguku. Waktuku untuk bermain PS, menonton TV, dan bermain gitar. Aku disuruh untuk menjaga gadis itu yang sendirian dirumah. Apakah dia pikir aku pembantunya?
Aku sudah berada didepan pintu pagarnya. Kulihat tertutup dengan rapat.
"Apa ia sudah tidur?"gumamku tidak jelas. Akhirnya aku putuskan untuk memasuki rumah tersebut. Sudah hampir setengah jam aku disini, namun ia juga tidak membukakaknnya.
Aku memasuki ruang tamu. Desain minimalis menyapaku dengan sangat indah. Rumah ini dirancang dengan sedemikian rupa yang mengingatkanku banyaknya kenangan bersama gadis itu disini. Dan ia membuatku merasa tenang dulu.
Aku berjalan mencari dimna keberadaan orang yang sangat menyebalkan dulu. Aku melihat lemari pajangan yang berisi foto dirinya. Tunggu, aku melihat fotoku terpajang disana. Aku membelalakan mata. Untuk apa ia masih menyimpannya.
Apakah ia masih mencintaiku? Fariz ! Apa yang kau pikirkan tidak seharusnya kau bingungkan. Kau kan sudah tidak mencintainya, untuk apaa kau memikirkan hal yang tidak berguna seperti ini?
Aku mendengar suara Tv nyala. Kulihat ia sedang terjatuh dilantai dengan memegangi dadanya dengan erat sekali. Apa yang akan ia lakukan? Apakah ia kesakitan, pikiranku terbagi dua. Antara menolongnya atau tidak.
Aku putuskan untuk menolongnya. Lagipula aku yang ditugaskan untuk menjaganya. Dan aku tidak mau menghilangkan tanggung jawab itu.
Aku ambil tas yang ia cari. Aku mengambil sebuah kotak obat kecil dengan berbagai mavam jenisnya. Aku tidak tau dengan obat apa itu, yang jelas ia merasa lebih baik ketika meminum obay itu.
Aku ingin sekali menanyakan kepadanya. Namun rasa gengsi menahan segalanya. Aku tidak bisa seperti itu terus.
Aku tidak memperdulikan ia bicara apa. Yang jelas aku terdiam pada saat ia ingin mengenalku sejak awal. Bukannya aku menolak. Hanya saja aku tidak mau untuk tersakiti kedua kalinya olehya.
"Fariz --bisakah kita memulainya dari awal?"tanya nya dengan lirih. Aku trrdiam sejenak. Apa yang harus aku katakan kepadanya.
"Tidak! Gue kan gamau kenal lo lagi! Kan gue udah bilang sama lo. Kalo kata maaf itu gabisa bikin gue ngelupain semua. Paham?"kataku dengan segera.
"Tapi fariz ! Aku hanya ingin kembali mengenalmu. Meskipun itu sangat susah. Karena kau sudah terlanjur untuk membenciku"katanya dengan berusaha tersenyum.
"Ya! Sudah cukup jelaskan? "Tanyaku dengan datar.
"Aku sudah mengerti!"katanya dengan tertawa.
"Kalau begitu. Kita pura-pura deket aja? Setuju lo! Gue gamau lo ngehancurin hubungan gue dan angel! Paham?"bentakku dengan memengang pundaknya dengan keras.
"I-iya..aku sangat paham dan mengerti. Tapi bisakah kau berbuat baik kepadaku? Walau hanya dihadapan kakak dan tante renata ?"tanyanya dengan heran.
"Gue gak janji dengan hal itu"kataku yang mendorongngya ringan lalu pergi begitu saja.
Memulainya dari awal? Bagaimana bisa aku akan memulainya dari awal. Terlalu banyak kenangan antara aku dan dia. Namun hanya karena ia pergi. Kenangan itu juga hilang. Bukannya aku tidak mau baik kepadanya, rasanya sangat berat saja ketika kita sudah merasa kecewa, orang itu kembali untuk mengungkit rasa kecewa itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beating Of Love [selesai]
Teen FictionAku tidak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Copyright © 2015 by Moonlittype