A P A Y A N G T E R J A D I ?

6.8K 436 5
                                    

Tyas POV

Aku berjalan dengan santai memasuki kampus. Kulihat disana ada fariz yang tersenyum sinis kepadaku. Pikiranku seakan berkata kalau akan terjadi sesuatu denganku karena ulahnya itu.

Aku berjalan tanpa memperhatikan matanya. Aku sangat takut menatap matanya. Aku berjalan cepat tanpa sengaja aku menabrak seseorang.

"Hey! Tyas ? Lo kenapa? Baik-baik aja kan?"tanya putra dengan tersenyum ramah.

"Oh- gue gakpapa. Lo ada kelas hari ini?"balasku kembali.

"Ada. Palingan jam kedua. Lo? Jam pertama?"

"Engga gue juga jam kedua"

"Lo mau temenin gue makan?"ajak putra kembali.

"Boleh kok. Eh iya gue ada sarapan buat lo. Sekalian tadi gue masak. Hehe sebenernya ucapan terima kasih karena lo udah kasih gue kue"kataku dengan ramah.

"Seriusan lo yang masak? Yaudah yuk!"ajaknya.

"Yuk"

Aku duduk dikursi kantin, dipagi hari kantin memang sangat ramai. Jadi siapa cepat dia yang akan dapat. Aku tertawa setiap mendengar cerita ia dengan fariz sewaktu kecil. Pasalnya aku tidak tau jika fariz sangat bawel dulu,

Aku menatap wajah putra dalam-dalam. Tunggu. Apa yang aku pikirkan? Mengapa putra selalu saja berada dipikiranku?

Aku bercerita banyak demgannya. Tentang aku dan kakakku. Bahkan aku bercerita tentang keluargaku. Kurasa ia sangat bisa dipercaya. Aku sangat merasa nyaman ketika berada didekatnya.

Bug!

Entah atas dasar apa fariz memukul putra dengan begitu keras. Aku yang melihatnya langsung saja terkejut. Untuk apa ali melakukan hal seperti itu? Aku segera membantu putra untuk berdiri,

"Itu akibat karena lo udah ngebantah perintah gue! Kenapa lo gak latihan kemaren?"bentak fariz dengan keras.

"Percuma gue latihan kalo nyatanya apa? Lo gak pernah kasih bola itu ke gue. Lo selalu main sendirian."balas putra kembali.

"Sendiri? Maksud lo apa?"

"Lo selalu egois. Lo selalu main sendirian! Lo gak pernah bekerja sama dengan kita semua.! Lo terlalu egois"kata putra yang membuat fariz marah semakin memuncak.

"Gue peringatin sama lo! Jaga omongan lo itu! Gue ini kapten sekolah!'

"Gue gak perduli. Sorry, riz. Kayaknya gue keluar dari TIM LO ITU!"balas putra dengan menekankan kalimatnya.

Kulihat fariz sudah memuncak. Kemarahan dimatanya sangat terlihat jelas. Aku melihat jelas tatapannya seakan menyimpan kemarahan. Apa yang harus aku lakukan disaaf seperti ini?

Aku tidak bisa mencampuri urusan mereka.

Fariz sengaja membawa jordan ketempat lain. Fariz sangat marah dengan apa yang putra katakan. Aku berusaha mengejarnya. Aku tidak mau terjadi sesuatu hal diantara keduanya. Aku sangat khawatir kepada semuanya. Kepada mereka berdua.

Aku berlari berusaha untuk mengejar mereka. Namun aku ditahan oleh orang suruhan fariz . Ku merasakan dadaku sesak. Sungguh, aku tidak kuat lagi dan semuanya hampir gelap.

Kulihat fariz berlari berlari untuk menolongku, aku hanya diam saja. Aku sama sekali tidak percaya fariz akan bersikap seperti itu, apakah ia sudah sadar atas kesalahannya?

"Tyas . Bangun! Tyas bangun. Kumohon bangunlah"sahut fariz.

Fariz kemudian memelukku dengan erat, aku masih tidak percaya jika ia seperti itu. Perlahan pertahananku runtuh, aku tidak kuat lagi dan semuanya gelap.

Apakah aku akan bertahan? Aku benci jika menanyakan hal itu pada diriku sendiri. Setidaknya jika aku pergi. Fariz sudah memaafkanku.

The Beating Of Love   [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang