Aku masih saja terdiam dengan pikiranku. Disisi lain aku merasa senang fariz masih mencintaiku, namun disisi lain aku tidak mau melihat putra sakit hati, bagaimanapun ia sudah sangat baik terhadapku.
Terutama ia sangat mencintaiku dengan tulus. Aku melihat putra tengah memegang bunga dibelakang fariz . Aku terdiam sesaat. Putra melangkah mundur dan semakin menjauh.
Untuk saat ini, aku rasa keputusanku sangat tepat. Aku berlari mengejar putra . Aku mengejarnya meskipun aku tau.
Aku tidak boleh berlari karena akan menganggu jantungku. Kurasakan dadaku sesak. Aku membutuhkan obat, sayangnya obatku tertinggal ditas. Aku terus memegangi dadaku ini. fariz berlari memghampiriku dan memberikanku obat, perlahan rasa sakit ini semakin hilang.
"Fariz --aku tidak ingin mengecewakan banyak orang. Kau yang menyuruhku untuk melupakan semua. Lalu, sekarang? Kau malah meminta untuk memperbaiki semuanya. Kau tau? Putra sangat tulus sayang kepadaku"jelasku singkat.
"Tapi kau tidak mencintainya kan?"sahut fariz
"Aku memang tidak mencintainya, namun aku mencoba untuk mencintainya karena apa? Karena aku ingin melihat kau bahagia. Kau bahagia karena aku sudah menuruti permintaanmu."
"Tyas . Beri aku kesempatan kedua."
"Aku ingin memberikannya, mungkin saat ini kita hanya bisa sebagai berteman. Karena aku tidak mau banyak orang yang semakin membenciku atas kesalahpahaman ini. Kau mau berteman denganku?"
"Baiklah, semua ini salahku. Tapi jangan pernah hilangkan aku dari ingatanmu tyas , sekarang aku akan membantumu mengejar putra , aku tidak mau ia salah paham dan membencimu seperti aku membencimu"kata fariz
"Fariz ! Maafkan aku sekali lagi maafkan aku"isakku yang berada dipelukannya.
"Kau tidak salah. Akulah yang salah. Jika nantinya kau akan jadi milikku. Aku akan selalu menunggu kamu tyas. Sepertindulu!"katanya dengan lirih.
"Kau boleh menungguku, tapi kau jangan lupa dengan orang yang berada disekelilingmu. Hanya kamu yang mereka punya. Aku janji jika nanti kau akan jadi milikku. Aku akan berusaha bertahan menghadapi semuanya"lirihku.
Aku menghelakan nafas."aku bertahan untukmu, fariz. Bagaimanapun sulit untuk melupakan sosok cinta pertama."
"Untuk saat ini, aku akan mencoba berkorban. Dan berjanjilah kalau kau hanya untukku. Selamanya"kata fariz.
"Aku tidak bisa berjanji. Karena aku tidak tau sampai kapan aku bertahan"
Ya benar riz ! Aku tidak tau sampai kapan aku akan bertahan dengan penyakitku ini.
***
Aku memejamkan mata. Sudah selama satu jam aku berada didepan rumah putra . Namun sepertinya ia marah terhadapku.
Ia sama sekali tidak ingin membukakan aku pintu. Aku menatap langit yang sebentar lagi akan turun hujan. Sejak tadi langit tertutup oleh awan gelap. Aku menatap pintu tersebut dengan lemah.
Pikiranku dipenuhi oleh segala pertanyaan.Apakah putra akan membenciku seperti fariz membenciku dulu? Ku mohon jangan biarkan itu terjadi.
Aku tidak ingin menyakiti hati seseorang yang sudah sangat tulus atas kesalahpahaman ini. Taklama gerimis mulai turun.
Aku menyadari kalau tubuhku basah terkena oleh air hujan. Aku masih saja duduk didepan pintu rumahnya, seakan berharap ia akan keluar dan mau melihatku disini. Aku menghela nafas sejenak. Ia sama saja tidak keluar, ya memang semua orang pantas untuk membenciku. Aku sudah putus asa.
Akhirnya aku putuskan untuk meninggalkan rumah ini."Kau mau kemana?"suara putra membuatku menghentikan langkahku.
"Aku ingin pulang. Maaf sudah menganggumu."kataku dengan gugup.
"Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu. Aku sudah menyusahkanmu"
"Putra , aku--aku hanya..."
"Aku bisa memahaminya. Kau boleh memilih diantara kita. Memilih aku yang meninggalkanmu atau kau yang meninggalkanku"katanya liirih
"Putra aku-- "
"Kau masih bisa berpikir. Aku akan terima semuanya"katanya singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beating Of Love [selesai]
Roman pour AdolescentsAku tidak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Copyright © 2015 by Moonlittype