Fariz POV
Aku melihatnya, gadis yang aku cintai kini telah lemas berlumuran darah. Aku berlari menghampirinya. Semua ini salahku. Aku yang membuatnya seperti ini. Aku memeluknya dengan erat. Aku goyangkan pipinya namun ia sama sekali tidak sadar.
Aku kemudian membawanya kedalam taksi yang baru saja lewat. Aku tidak hentinya menyebut nmanya. Apakah aku akan kehilangannya untuk selamanya? Aku tidak mau. Jangan biarkan itu semua terjadi.
Sesampainya disana kulihat ia mengenakan bebrrapa peralatan yang sangat mengerikan. Tubuhnya dihiasi dengan peralatan kedokteran, wajhnya sangat lemah sekali. Bahkan jantungnya kulihat semakin melemah.Taklama kak sean datang dan langsung menghajarku. Ia seakan tidak suka denganku. Aku berusaha untuk menjelaskan semuanya, namun itu semua sia-sia. Kak sean semakin menghajarku.
"Kenapa lo gabisa jaga adik gue! Mau lo apa sih?"teriak kak sean yang mencengkram kerah bajuku.
"Maafkan aku kak. Tadi ----"
"Mulai sekarang! Jauhi adik gue! Jangan pernah temui dia lagi!"teriak nya yang membuatku semakin merasa bersalah.
Hari semakin berlalu. Kudengar ia juga belum sadar semenjak kecelakaan itu. Aku meyakinkannkalau esok aku akan meninggalkan semuanya.
Tidak ada lagi harapan atau kesempatan untukkku memperbaiki semuanya.
Aku berjalan kerumah sakit untuk melihat keadaannya.Disana masih ada kak sean yang sudah menatapku tajam dari jauh. Aku menghelakan nafas sejenak. Bagaimna caranya agar aku bisa pergi dengan baik-baik?
Jodan, semoga saja ia bisa membantuku."Hey fariz . Lo jadi pergi nanti siang?"sapa putra dengan ramah.
"Iyaa. Gue akan pergi nanti. Sorry gara-gara gue, lo gak bisa tunangan dengan tyas dengam cepat"kataku dengan tertawa.
"Gakpapa. Tapi gue rasa tyas masih belum sadar juga karena dia menunggu lo. Dia nunggu lo. Karena gue tau dia masih belum bisa melupakan lo"lirih jordan dengan menahan rasa sedihnya.
"Gue udah bilang sama kak sean. Dia sepertinya sulit untuk memaafkan lo. Lo sendiri juga tau kan kalau cuman tyas yang ia punya. Jadi---"
"Semua ini karena salah gue."jelasku singkat.
"Lo mau apa kesini! Haah?"bentak kak sean kepadaku. Aku hanya diam saja tidak ingin mengatakan apapun.
"Gue minta lo pergi dari sini! Gue gak akan pernah izinin tyas ketemu sama lo. Sekalipun ia belum sadar"sahut kak sean
dengan tegas.Kulihat kak sean semakin menjauh. Ia seakan tidak suka dengan keberadaanku disini. Aku melangkah lemah menatap gadis yang ku sayangi didalam sana. Terlelap dengan nyamannya. Bahkan tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya.
Aku berjalan lemah. Aku pantas mendapatkan semua ini. Mungkin saja suatu hari nanti ia sudah bahagia dengan orang lain. Sampai kapanpun kau akan selalu ada disampingku.
Langit siang yang cukup mendung seakan bertanda kalau aku harus mengakhiri semua ini. Mungkin tyas benar, ia lelah. Ia harus pergi dan semuanya selesai.
Aku mendorong dengan lemah koperku ini. Saatnya aku meninggalkan semuanya. Kenangan itu akan hilang dalam sekejap. Bahkan rasa bersalah selalu saja menghantuiku. Aku sama sekali belum siap meninggalkan semua.
Aku menggerutu tidak jelas. "Semoga saja kau cepat sadar. Maaf aku harus meninggalkamu tanpa alasan. Namun hanya satu tujuanku terhadapmu. Aku ingin sekali melihat kau bahagia meski bukan untukku"
Seandainya saja aku bisa memutar semuanya. Aku akan mengatakan kalau aku sangat merindukanmu sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beating Of Love [selesai]
Novela JuvenilAku tidak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Copyright © 2015 by Moonlittype