BAB. 22

4.8K 456 85
                                    

( baca dulu ampe akhir, jangan langsung marah marah :)

Pagi ini jakarta di guyur hujan lebat, Alam seakan ikut menangis menghantarkan kepergian salah satu makhluk bumi ke tempat peristirahatan terakhir nya

Jenazah itu seakan tersenyum menatap orang-orang yang mengantarnya, beberapa titik Air turun membasahi wajah nya yang semula di tutup oleh kain kafan

Hujan lebat tak mengurungkan niat semua orang untuk pergi dari pemakaman, suasana kini menyatu dengan air mata yang keluar dari setiap orang yang hadir

Satu orang turun ke bawah untuk meng azan kan jenazah yang kini sudah berada di liang lahat

Di barengi dengan itu air mata yang yang kini menyatu dengan hujan seakan tidak terlihat, hanya beberapa isak tangis yang masih terdengar

Tanah yang basah itu kembali di turunkan untuk menutup jenazah yang sudah terkurung oleh papan

Acara pemakaman selesai, semua orang yang ikut mengantarkan kini mulai bubar untuk pulang, terkecuali beberapa orang, mereka masih enggan pergi dari sana

Seseorang luruh di atas tanah yang masih basah itu

"Om baik, kenapa om pergi secepat ini hiks, nanti zizi kalo cerita sama siapa" Ucap nya

Kalian ingat, bahwasanya zee mengalami kecelakaan bersama Gavi, dan kini orang yang sudah tertutup oleh tanah itu adalah Gavi, salah satu orang yang mempunyai peran penting dalam kehidupan zee

"Hiks, om maafin zizi, kalo aja zizi gak bandel, om gak bakal kaya gini" Ucap nya sesegukan

Setelah satu hari jenazah Gavi berada di korea, pihak keluarga ingin membawa nya untuk di semayam kan di Indonesia

"Hiks, om bagi aku ini serasa mimpi om,yakinin aku kalo ini cuman mimpi kan, hiks" Racau nya lagi

Veranda berjongkok di dekat cucunya itu dia memeluk zee dari samping untuk sekedar memberikan kehangatan

"Sayang udah yah jangan di tangisin terus om Gavi nya, do'a kan dia supaya tenang" Titah veranda

"Hiks oma ini karena zizi oma, kalo aja zizi gak minta pergi waktu itu, om Gavi pasti gak bakalan begini" Ucap nya

"Udah yah jangan nyalahin diri kamu terus, mungkin ini sudah takdir sayang, udah yah kita pulang, darah di kepala kamu keluar lagi tuh" Tunjuk veranda pada kening zee yang masih tertutup perban

"Kasian oma om Gavi di tinggal sendirian hiks" Oma ve menggeleng kan kepala nya seraya tersenyum, Ada-ada saja cucunya ini

"Udah yah kita pulang, nanti kamu sakit kalo kaya begini terus" Bujuk oma Ve yang akhirnya di angguki zee

******

Flashback

"ZIZI no sayang, kamu jangan tinggalin papa hiks" Gracio luruh di atas badan zee, ia mendengar suara terakhir dari alat detak jantung, yang kini hanya menunjukkan grafik lurus

Semua yang ada di ruangan tak kuasa menahan tangis nya, shani benar-benar di buat kejer, dia menangis di pelukan christy, veranda kini sudah tak sadar kan diri di pangkuan kenal, Anin dan Ashel yang saling berpelukan lemas

"ZIZI" teriak gracio

"Ish papa apaan sih, berisik tau" Ucap zee

Gracio mendongkak dirinya menatap zee yang tengah menatap nya dengan kesal

"Ini rumah sakit papa malah teriak teriak" Tegur nya

"Sayang ini kamu kan" Tanya gracio dengan nafas yang masih memburu

Gracio mengecek semua badan zee, ia usap lembut kepala nya"sayang ini beneran kamu kan"tanya nya lagi

"Awss sakit papa luka aku ke teken tau" Ringis zee

"Eh eh sayang maaf, papa gak sengaja" Ucap gracio

"Lagian lo kenapa sih cio" Tanya Anin

Memang betul, zee dan juga Gavi mengalami kecelakaan, sesaat gracio dan yang lain nya selesai dengan kegiatan makan malam, mereka yang mendapat informasi itu langsung terbang saat itu juga ke korea beserta shani dan juga christy

"Hiks hiks hiks" Tangis gracio

"Loh papa kenapa nangis" Tanya zee

"Mimpi itu seakan nyata, enggak papa gak mau kehilangan sumber kebahagiaan papa, maafin papa sayang" Tutur nya, dia langsung memeluk zee

"Ternyata bukan hanya aku yang mimpi kaya gitu mas" Batin shani

"Sayang cucu oma, gimana keadaan kamu sekarang" Tanya Veranda seraya tersenyum ke arah nya

"Zizi baik oma, cuman kepala zizi pusing" Adunya

"Maafin zizi ya oma, karena zizi bandel jadinya kaya gini"

"No sayang enggak ini bukan salah kamu, ini emang udah takdir" Ucap Veranda

"Momi, Acel" Girang zee yang melihat mereka

"Hiss kamu bikin khawatir aja tau gak hiks" Ucap Ashel

"Ya maaf cel, aku kan gak tau bakalan kaya gini" Ucap zee seraya menunduk, Ashel memeluk zee dengan penuh kasih sayang

"Jangan kaya gini lagi, aku gak mau kehilangan kamu" Lirih Ashel, zee mengangguk setelah nya ia mengecup singkat pipi ashel begitupun sebalik nya

"Anak bandel satu ini bikin momi khawatir aja" Sentak Anin pura-pura marah

"Hmm maaf momi, janji deh zizi gak kaya gini lagi" Ucap nya tersenyum

Mata zee beralih pada sosok yang selama ini ia rindukan, sosok yang selalu menjadi bayang bayang nya"mamah"panggil zee pada shani

Shani tersenyum mendengar panggilan itu, hingga tak sadar air matanya turun kembali

"I-iya sayang" Jawab shani

"Mamah gak mau peluk zizi gitu" Ucap nya manja, seraya merentangkan tangan nya, shani tanpa menjawab langsung memeluk zee se erat erat nya

"Hiks maafin mamah sayang, maafin mamah"

"No mamah gak perlu minta maaf, zizi udah ikhlas ko sama kejadian masa lalu, yang penting sekarang mamah ada di samping zizi" Ucap nya, shani melepas pelukan nya

"Mamah boleh cium kamu" Pertanyaan macam apa shani ini,

"Mamah pake nanya segala ih, tinggal cium aja padahal" Ucap zee, shani memajukan wajah nya dia mencium setiap inci wajah zee, adegan itu tak luput dari perhatian Veranda, gracio, Anin, Ashel dan juga christy, mereka semua ikut terharu

"Kak, aku boleh peluk kaka" Celetuk christy

"Boleh dong dek, sini peluk kaka" Titah Zee

"Kak zi bakalan selama nya kan jadi kaka aku" Tanya christy

"Iya dong, eh dek suruh mamah sama papa rujuk kagi" Bisik nya, christy lantas menengok ke arah shani dan juga gracio

"Aku boleh panggil om cio papah" Bisik christy

"Boleh dong dek, kan itu juga papah kamu juga" Bisik nya lagi

"Apa nih bisik bisik" Tanya veranda

"Ini oma, christy mau panggil oma katanya boleh gak," Fitnah zee

Respon veranda tentu saja senang, karena ia sekarang menambah lagi cucunya

"Boleh dong, kenapa pula tak boleh" Ucap veranda, semua tertawa mendengar jawaban nya

"Papah sama mamah gak ada niatan mau rujuk gitu" Ucap zee spontan



























































Tbc.
Segitu dulu, Seperti biasa jangan lupa vote dan komen nya

Waduhh zee udah gak sabar kek nya pengen papanya rujuk lagi xixixi

Tandai for typo

See you next part 🤘🏻

REQUIRED (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang