4. Darma Bakti Mulya

212 99 154
                                    

Funfact
Aku selalu ingin update padahal ga ada yang nungguin, hihi~

AYO TEKAN DULU TANDA BINTANG DI BAWAH NANTI LUPA, daaan tinggalkan komentar untuk apresiasi kepada penulis ehee~~

Happy Reading!!!
****

Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik

Sepasang kaki menapak menuruni pendopo. Helaan nafas terdengar lega sembari mengucapkan hamdalah.

Alhamdulillahirobbila'alamin

Darma Bakti Mulya, berparas tampan nan rupawan. Kulitnya putih, mempunyai hidung asia yang tidak terlalu mancung tidak membuat ketampanannya berkurang.

Darma menuju ke ruangannya, ia langsung menduduki meja yang berdampingan di sana. Ia mengemasi barang-barang sebelum sholat maghrib berjama'ah.

"Langsung ke masjid Mas?" tanya Senandung yang baru tiba di ruangan.

Darma melengkungkan bibirnya, "Iya, Sena. Kamu ga ke masjid?" tanyanya.

Senandung menggeleng, "lagi istimewa Mas," ucapnya. Darma mengangguk pertanda paham. Ia langsung beranjak menuju masjid.

Hampir tiba di masjid, matanya tak sengaja melihat Swara. Gadis cantik nan anggun itu sudah membuat hati Darma berdebar sejak pertemuan pertama.

Darma langsung ke tempat wudhu tanpa memerhatikan Swara. Ia tahu gadis itu sangat menjaga batasan, sebagaimana islam membatasi pergaulan laki-laki dan perempuan.

Sikap yang lemah lembut itu memancing perasaan Darma. Ia tak berani walau hanya bertatap mata.

Sholat maghrib telah usai, para anak-anak TPQ sudah dipulangkan ke rumah mereka. Darma yang kini berada di kantor tengah bersiap-siap untuk segera pulang.

"Pulang Sena, lanjutin nonton di rumah lagi," ucapnya menegur Senandung yang sedari tadi menonton ponselnya.

"Eh, iya. Ga sadar Mas sudah waktunya pulang." Senandung beranjak, ia mengambil tas dan kunci motor untuk segera pulang.

Di TPQ sudah tidak ada orang. Swara sudah pulang dengan Abinya, sementara Senandung membawa motor sendiri.

Darma berdiri di depan gerbang seperti menunggu sesuatu. Ia tidak bawa motor hari ini karena ada kejadian kecil, ban motornya bocor ketika hendak ke TPQ, kini motor semata wayangnya berada di bengkel.

Senandung yang akan keluar gerbang berhenti sejenak. "Mas, nunggu apa kok belum pulang?" tanya Senandung pada Darma yang masih berada di gerbang.

"Baru mau pesan ojol, Sena. Motor saya di bengkel," ucap Darma apa adanya. Senandung mengangguk paham.

"Bengkelnya jauh Mas?" tanya Senandung.

"Ga, di persimpangan jalan sana Sena," Darma menunjuk arah bengkel dengan jari telunjuknya.

"Mau tak anterin? Aku mau beli mie ayam di sana, dari tadi sudah terbayang-bayang," Senandung menawarkan sambil tersenyum.

Darma melihat ke sekeliling, "emang ga papa Sena? Takutnya nanti orang salah paham," ucap Darma sedikit berhati-hati.

Senandung terkekeh pelan, "aku ga berniat apa-apa Mas Darma, jangan berprasangka buruk. Orang akan melihat yang aneh-aneh kalau niat kita juga aneh. Kebetulan aku mau ke sana, searah juga kan sama bengkelnya Mas Darma? Kalau Mas Darma mau temenin akau makan juga ga papa, aku sudah lapar banget nih," ucapnya.

Senandung √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang