19. Rumah Kita

110 36 65
                                    

Apa kabar?

Kangen mau up, mohon maaf ya lagi banyak kerjaan, hiks🙂

Kasi tau dong, seberapa kangen kalian sama Senandung, Harsa, Darma, Swara, dan aku? 🤭

AYO TEKAN TOMBOL BINTANG DIBAWAH NANTI LUPA! daaan tinggalkan komentar terbaik kalian💞

Happy Reading!!!
****

Menepi dari keramaian, menghilangkan jejak, mengambil langkah untuk keluar dari kesibukan.

Kendaraan roda empat milik Harsa sudah meninggalkan pasar raya. Ia mengemudi sedikit tenang tidak seperti sebelumnya. Senandung yang sekarang, sudah bisa diajak berbicara.

"Capek ya?" tanya Harsa. Ia melirik Senandung yang tersandar menatap lurus ke depan.

Senandung mengangguk, ia langsung menoleh ke arah belakang. "Ice cream tadi Kakak simpan di bagasi?" tanya Senandung dengan matanya yang mencari sesuatu.

Harsa menggeleng, "tadi bukannya kamu yang pegang?" tanyanya.

Sebelum mereka benar-benar keluar dari pasar raya, Senandung mampir ke toilet sebentar.

"Astaghfirullah Kak!" Senandung menepuk jidatnya. "Pasti tinggal di toilet. Gimana dong?" Ia sangat kesal ketika mengingat itu. Dengan raut wajah berbinar, ia menatap Harsa.

"Beli lagi ya, nanti kita singgah di depan," ucap Harsa. Perkataan itu langsung membuat perempuan di sampingnya tersenyum.

Kendaraan roda empat milik Harsa terparkir di minimarket pinggir jalan. Harsa hendak keluar dari mobil namun ditahan oleh Senandung. "Tunggu di mobil saja Kak, aku ga lama kok," ucapnya.

Mendengar itu, Harsa menyodorkan kartu ATM pada Senandung. "Bayar pake ini, kodenya tanggal jadian kita," ucap Harsa.

Senandung tertegun, Harsa masih mengingat itu. "Kak?"

"Ga pernah saya ganti Sena, itukan saya bikinnya kamu yang nemenin waktu itu," ucap Harsa. Benar saja, ATM itu sudah sangat lama. Harsa juga tidak berniat untuk mengganti kode pinnya.

"Aku bayar sendiri saja Kak," ucap Senandung. Ia merasa tidak enak karena sedari tadi Harsa semua yang bayar.

"Ambil, atau saya juga ikut ke dalam? Mulai sekarang bilang sama saya kalau mau beli apa-apa, saya kerja dari dulu untuk kamu," ucap Harsa.

Gadis itu semakin tertegun, Harsa benar-benar jatuh cinta padanya, walaupun sikapnya kemarin sangat tidak pantas.

Senandung mengambil kartu ATM itu, "terimakasih dan maaf," ucapnya yang langsung menutup pintu mobil.

Harsa sedikit terheran mendengar ucapan Senandung yang terakhir. Untuk apa gadis itu mengatakannya?

Kendaraan roda empat milik Harsa sudah kembali melaju. Senandung menikmati ice cream di tangannya. Ia menatap lurus ke jalanan di depannya.

"Kak, mau kemana?" tanya Senandung. Ia merasa salah jalan. Mereka sedang tidak menuju ke rumahnya.

Harsa tidak menjawab, laki-laki itu fokus mengemudi. Ia dengan sengaja melakukan itu, ada kejutan untuk Senandung.

Lagi. Mobil Harsa kembali berhenti. Senandung menundukkan kepalanya untuk melihat ke arah samping kiri, kanan. Jalanannya terasa asing bagi Senandung.

"Kita dimana Kak?" tanya Senandung. Namun, Harsa langsung keluar. Ia juga membukakan pintu untuk Senandung.

Senandung √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang