6. Kisah Masa Lalu

188 82 117
                                    

Kita Flashback dulu ya...
JANGAN LUPA TEKAN TOMBOL BINTANG DI BAWAH, NANTI LUPA! daaan tinggalkan komentar kalian, terimakasih

Happy Reading!!
****

Awal cerita memang selalu membuat hati gembira. Menghadiahkan beribu tawa tanpa berpikir apa yang akan terjadi didepan mata.

Bermula dari penerimaan mahasiswa baru di Universitas pilihan Senandung. Ia akan menghadiri acara pengenalan kampus yang dimulai pada hari ini.

Senandung mengenakan seragam hitam putih yang menjadi dresscode para mahasiswa baru. Tak lupa, jilbabnya dibentuk sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik.

Senandung dan ratusan mahasiswa lain sudah berkumpul di halaman kampus yang terbentang tenda supaya tidak kepanasan atau jika hujan acara masih bisa dilaksanakan.

Matanya tertuju pada seseorang yang saat ini sedang mengecek sound system yang menjadi pemeran utama hari ini. Mahasiswa senior yang namanya tertera di baliho depan kampus menarik perhatiannya.

Harsa Danu Lawana, mahasiswa senior yang menjadi ketua panitia pada kegiatan kali ini. Terlihat berwibawa selayaknya pemimpin, hati Senandung memang sudah jatuh padanya.

Jurusan yang diambil Senandung berbeda dengan Harsa. Hal itu menjadi sebuah tantangan untuk gadis mahasiswa baru yang ingin terus memantau pujaan hatinya.

Saat itu pula, pacaran dengan mahasiswa baru memang sedang merajalela. Hal itu terjadi untuk mencari kader baru yang akan bergabung ke organisasi sang senior. Tak jarang pula, senior-senior menyembunyikan statusnya. Ada yang sudah punya pacar, tapi ikut memacari mahasiswa baru yang mudah terlena. Bahkan, ada pula senior yang sudah menikah mencari mangsa yang baru.

Senandung, kala itu menutup mata dan telinga akan hal semacam itu. Ia hanya terfokus pada Harsa yang kian hari semakin rupawan di matanya.

"Maaf tidak sengaja," ucap Harsa yang membuat Senandung terkilir. Kecelakaan kecil terjadi ketika Senandung hendak bergegas menuju kelas, namun beruntungnya ia malah tertabrak oleh pujaan hatinya.

Pertama kalinya Senandung berinteraksi dengan Harsa secara langsung. Mereka bahkan pergi ke ruang kesehatan berdua, dengan Harsa yang memapah Senandung.

Harsa dengan telaten memijat sedikit kaki Senandung. Diputarnya hingga merasa sedikit membaik.

"Lain kali liat-liat dulu ada orang ga didepan kamu. Untung saya sudah selesai kelas," ucap Harsa. Perkataan Harsa berubah menjadi nyanyian di telinga Senandung.

"Kamu jadinya ga bisa masuk kelas karena ini, harus istirahat dulu kakinya," ucap Harsa lagi.

"Aku suka Kakak," ucap Senandung tanpa sadar.

Harsa yang mendengar itu langsung mengerutkan keningnya. Adik tingkatnya ini sedikit aneh, menurutnya.

"Aku suka tapi ga mau pacaran, haram," ucap Senandung lagi.

"Kalau ga mau pacaran, jangan suka sama saya," ucap Harsa.

Senandung terkesiap, ia pikir perkataan itu diucapkan didalam hatinya saja.

"Maaf Kak," ucapnya dengan kepala tertunduk.

Harsa menggeleng pelan, "tugas saya sudah selesai, kamu bisa pulang sendiri kan? Atau mau saya antar?" tanyanya.

"Kayanya aku belum bisa jalan deh Kak, masih sakit," adunya pada Harsa.

"Ya sudah, saya antar kamu pulang," ucap Harsa yang membuat Senandung senang.

Hubungan mereka tak sampai di situ. Senandung dan Harsa sering bertemu tanpa sengaja di tempat-tempat tertentu. Keduanya mulai dekat, menjadi teman curhat sampai melewati batas kenyamanan sebagai teman.

"Kamu mau pacaran sama saya?" tanya Harsa yang membuat Senandung kebingungan. Pasalnya, ia masih tidak mau pacaran karena haram.

"Saya janji, hubungan ini bukan hanya sebatas pacaran saja. Melainkan awal untuk ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan." ucap Harsa yang mulai membuat Senandung terlena.

"Saya baru semester 3 Kak, sementara Kakak sudah mau menyelesaikan skripsi," ucap Senandung masih belum yakin.

"Saya bakal tunggu kamu, bila perlu kita menikah sebelum kamu lulus kuliah," ujar Harsa.

"Kalau ketahuan Abi gimana Kak? Aku bisa dimarahin habis-habisan, Abi sama sekali ga ngebolehin pacaran," jelas Senandung.

"Kita pacaran diam-diam, cuma kita berdua yang tahu," pujuk Harsa.

Senandung terlena, ia menerima pernyataan cinta Harsa dengan janji manisnya.

Hubungan keduanya berjalan lancar, hingga Harsa selesai dengan acara wisudanya.

Hari itu, keluarga Harsa berkumpul untuk merayakan kelulusannya dan melakukan pemotretan. Harsa dengan hati yang bimbang sudah berjanji akan membawa Senandung untuk dikenalkan dengan keluarganya.

"Ma, ada yang mau Harsa bicarakan," ucap Harsa memberanikan.

"Masalah apa? Pekerjaan? Atau mau langsung lanjut S2?" tanya Mama Harsa.

Harsa menggeleng, ia bukan ingin membicarakan perihal keduanya. "Harsa punya pacar yang-"

"Baru selesai wisuda Harsa, jangan pacar-pacaran dulu. Mama sudah sepakat sama Papa, kamu akan langsung bekerja kalau belum mau lanjut S2. Kami belum mau kamu ada hubungan seperti itu, karena belum mampu untuk menghidupi anak gadis orang," jelas Mama Harsa panjang lebar.

"Pilihan kamu cuma kerja dulu atau lanjut S2. Sudah itu saja," Papa Harsa yang tidak sengaja mendengar ikut berbicara.

Dengan berat hati, Harsa menyetujui perkataan kedua orang tuanya. Apa yang ia dengar semua memang benar, ia masih belum bisa menghidupi anak gadis orang.

Dilain tempat, Senandung sudah siap dengan kebaya yang diberikan Harsa waktu itu. Buket yang sudah dipersiapkannya jauh hari juga berada di tangannya. Ia menunggu jemputan Harsa.

Beberapa pesan ia kirimkan pada kekasihnya itu, ia takut Harsa lupa dengan janjinya. Senandung juga mencoba menelpon Harsa berulang kali, tapi tak satupun panggilannya di jawab oleh Harsa.

"Kak Harsa di mana sih?" ucap sedikit kesal.

Senandung menunggu hingga tanpa sadar terlelap di kamar kostnya. Sampai pukul 2 siang, Senandung terbangun dan tersadar belum sholat dzuhur.

Sebelum itu, ia mengecek ponselnya. Tak satupun pesan masuk apalagi panggilan tak terjawab. Harsa tidak ada menghubunginya.

Senandung memutuskan untuk sholat dzuhur sebelum waktunya habis. Ia mengganti kebayanya dengan kaos biasa. Senandung juga menghapus riasan di wajahnya.

Hari-hari Senandung lalui tanpa kabar dari Harsa. Kekasihnya itu seolah hilang tanpa kabar. Sepatah katapun, tak ada dikirimkan untuk Senandung.

Pikiran Senandung menjadi kacau. Ia yang kala itu hampir memasuki semester 4 mencoba untuk melupakan Harsa. Ia berusaha menghapus nama Harsa di hati dan pikirannya. Inginnya, kuliah yang sedang di jalani cepat selesai dan pulang ke rumah bertemu orang tua dan saudara.

Bagi Senandung, Harsa bukan lagi seseorang yang ia dambakan. Harsa hanyalah buku lama yang harus ia tutup dan singkirkan dari hidupnya. Harsa, laki-laki yang sudah melunturkan kepercayaan Senandung.

Namun bagi Harsa, Senandung masih menjadi yang terpenting dalam hidupnya. Ia berusaha menjalani kehidupan walau pikirannya kacau balau. Ia ingin segera bertemu Senandung. Melampiaskan rindunya pada kekasih yang selalu di hatinya.

Harsa menunda S2 demi mempelajari pekerjaan yang akan diambil alih dari sang Papa, demi Senandung. Setahun kemudian, barulah dia mengambil S2 sesuai jurusannya.

Niat hatinya pula, setelah lulus S2, dia akan mencari Senandung. Meminangnya, menjadikan Senandung sebagai miliknya. Bagi Harsa, Senandung masih menjadi tujuan utamanya. Senandung, masih akan menjadi rumah untuk Harsa pulang.

****
S

udah vote kan?
Lanjut tidak?
See you~~

Senandung √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang