Bab 3 : Kembali?
🥀🥀🥀
"Kara. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu?"
Segera Kara beranjak dari tempat duduknya. Wajahnya sudah jauh dari kata bersahabat. Yang tadinya muram tambah masam sejak kedatangan Reza.
"No, gue duluan ya," pamit Kara pada Dino. Sembari tangan gadis itu sibuk mengipasi badannya. "Gerah gue lama-lama di sini."
Dino mengulum senyum simpul. Kepala Lelaki itu mengangguk kecil. Ada-ada saja tingkah Kara menyindir orang yang tidak disukainya berada dalam lingkaran yang sama dengannya.
"Oke, No. Sampai di kelas nanti." Kara berdadah ria kemudian melenggang pergi dari hadapan dua lelaki itu. Sama sekali tidak menghiraukan keberadaan Reza. Lelaki itu dilewatinya begitu saja.
Tiba-tiba pergelangan tangan Kara dicekal menghentikan langkah kakinya. Kara mengerut tak suka. Berbalik dan menatap tajam si pelaku.
"Apa, sih?" protes Kara.
Gadis itu menghempaskan tangannya agar terbebas dari cengkeraman Reza.
"Plis, Kar. Tolong dengerin aku sekali aja." Raut memelas Reza hampir saja membuat Kara goyah. Cepat-cepat Kara membuang muka jika tidak ingin keblablasan.
Lelaki itu hendak meraih jemari Kara, tetapi Kara mengelak. Tindakannya itu seolah menegaskan bahwa Reza sudah tidak punya akses lagi meski hanya menyentuh tangannya sekali pun. Mereka sudah berbeda. Bagi Kara, sekali retak maka tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki.
Kara mengayunkan telapak tangannya ke udara memberi kode stop saat Reza kembali hendak mendekat. "Gue enggak ada waktu. Maaf," pungkas Kara dan berlalu begitu saja.
Reza meraup wajahnya dan menghela napas gusar. Dipandanginya kepergian Kara dengan gamang. Kara-nya sudah tidak tergapai lagi. Reza tahu bahwa sekali lepas dari genggaman tangannya, Reza akan kehilangan Kara selamanya.
Rasanya Reza seperti flashback ke masa-masa pendekatan dengan gadis itu. Gadis ceria pemilik senyum lebar yang berhasil memikat Reza di hari pertama masa pengenalan lingkungan sekolah tahun lalu. Reza yang bertekad kuat untuk meluluhkan hati Kara yang ternyata tak segampang yang Reza duga. Butuh waktu kurang lebih tiga bulan untuk Reza berhasil menaklukkan Kara.
"Ada baiknya Kara lepas dari jeratan cowok enggak benar kayak lo."
Suara tawa meledek menyapa kedua telinga Reza membuatnya merah padam. Dia melirik ke samping. Tahu-tahu Dino sudah berdiri di sana dengan senyum remehnya.
Reza mendengkus, mencibir dalam hati. "Cowok enggak benar ngatain gue enggak benar?" ujarnya membalas Dino.
Bukannya marah dikatai balik, Dino malah kian melebarkan senyum. Dia menyelami setiap inchi wajah Reza dan berkata, "Setidaknya gue enggak sebrengsek lo. Selingkuh sama sahabat pacar sendiri."
"Ya udah sih, ikhlasin aja si Kara. Dia pantes bahagia sama orang yang tepat dan itu bukan lo!"
Reza terdiam. Raut wajahnya langsung berubah drastis. Kata-kata Dino berhasil menampar dan membuatnya emosi di waktu yang bersamaan. Kuku-kukunya memucat putih saat kepalan tangannya mengerat.
Ditatapnya bengis laki-laki yang perlahan menjauh darinya itu sembari terus melayangkan senyum ejekan. Reza rasanya ingin meletup-letup saat itu juga.
🥀🥀🥀
Hari itu Kara tidak bisa fokus belajar. Selama mata pelajaran di jam terakhir berlangsung, Kara sama sekali tidak mendengarkan penjelasan guru. Pak Bandi sibuk menjelaskan materi tentang Hak Asasi Manusia di depan, Kara pun sibuk bergelut dengan isi pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BagasKara : Efemeral
Teen FictionCover by canva Tentang Kara yang tidak pernah mendapat bahagia oleh semesta. Dan, tentang Bagas yang menemani wanita berbeda keyakinan dengannya mencari cercah keping-keping kebahagiaan yang bersembunyi di balik kelamnya malam. *** Start : 01 Oktobe...