Bab 19 : Si Pengagum Rahasia
🥀🥀🥀
Usai mengganti pakaian sepulang dari sekolah, bukannya langsung makan siang Bagas malah menjatuhkan badan di atas kasur. Menyandarkan punggung di kepala ranjang dengan kedua tangan dijadikan bantal.
Lelaki itu mengedar pandangan ke segala penjuru kamar, mencari sesuatu apa saja yang penting bisa menghalau rasa bosan. Entah kenapa akhir-akhir ini mood-nya selalu tak bagus. Bisa jadi karena orang tuanya yang terlalu mengekang Bagas agar terus berada di sisi Cathrine. Gadis menyebalkan yang tiba-tiba masuk di kehidupan Bagas.
Hela napas gusar terdengar. Sama sekali tidak ada yang menarik, pikirnya. Sebelum bola matanya jatuh pada tiga buku dengan sampul keren. Sejenak Bagas terdiam. Sudut bibirnya menyungging pelan. Lantas bangun dari posisi tidurnya, beranjak menghampiri meja belajar di pojok kamar.
Bagas duduk di bangku kayu bercat putih tulang itu. Diraihnya salah satu dari tiga novel yang berjajar rapi di atas meja. Askara Putri Anindita. Bagas membaca nama di sampul atasnya judul. Senyum di bibir melengkung lebar. Tak hanya isi, si pengarang dari buku tersebut pun membuatnya jatuh hati.
Sejak dua tahun lalu Bagas mengikuti karya-karya sang penulis. Dan sejak itu pula Bagas menjadi pengagum rahasia. Diam-diam mendukung karya penulis lewat aplikasi wattpad di balik akun @aksa12.
Bagas membalik novelnya memperlihatkan sampul bagian belakang. Blurb yang tercantum di sana Bagas baca dalam hati. Seri ketiga dari novel perdana karya penulis bergenre teenfiction.
Bagas mengangkat wajah usai membaca blurb yang berhasil membuatnya terenyuh. "Lo keren, Kar. Meskipun baru awal masuk dunia kepenulisan, lo berhasil bikin orang jatuh hati sama tulisan lo," tuturnya bergumam.
"Enggak sepantasnya lo dapat perlakuan buruk. Dunia terlalu iri sama pencapaian lo sampai enggak sedikitpun kasih kesempatan untuk tersenyum." Bola mata Bagas tiba-tiba berubah sendu. Sorot matanya memancarkan kesedihan.
Bagas memang acuh dengan sekitar. Di sekolah, bahkan di rumah sekali pun Bagas dikenal dingin. Tidak ada yang benar-benar tahu isi hati laki-laki berusia 18 tahun itu. Di balik raut wajah datarnya tersimpan banyak topeng. Kepribadian lain yang mungkin ditujukan untuk orang-orang tertentu saja.
Bagas acuh, tetapi bukan berarti Bagas pun menutup mata dengan hal-hal yang berhubungan dengan Kara, gadis yang dikaguminya dalam diam. Cewek bar-bar yang selalu menjadi pusat perhatiannya sejak pertemuan pertama mereka pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah tahun lalu.
Saat itu, Bagas menjadi ketua OSIS sekaligus panitia penyelenggara pelaksa MPLS. Di hari pertama, Kara sudah menjadi bulan-bulanan kakak kelas. Kara terlambat lima belas menit dari waktu apel. Di deretan siswa baru yang melanggar, Kara menjadi salah satu korban kejahilan kakak kelas. Namun, dengan tingkah pongahnya gadis itu terus memberontak tak mau menuruti perintah sang kakak kelas. Sama sekali tak terpancar raut gentar di wajah.
Hingga salah seorang siswi geram melihat tingkahnya, maju hendak menerjang rambut panjang Kara yang diikat satu. Untungnya Bagas bergerak cepat menggagalkan aksi temannya. Sejak tadi pun diam-diam Bagas memperhatikan mereka dari tengah lapangan. Walau ikut geram, tetapi Bagas geram dalam hal lain. Kara, gadis itu terlihat lucu dengan tingkahnya. Kara terlihat berbeda dari yang lain di mata Bagas.
Bagas terkekeh geli membayangkan kejadian tahun lalu. Kara dan segala hal yang menyangkut tentangnya selalu membuat Bagas penasaran. Daya tarik gadis itu kuat hingga rasa penasaran itu melampaui batas. Tidak hanya dari luarnya saja, Bagas pun tahu bagaimana gadis itu dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BagasKara : Efemeral
Teen FictionCover by canva Tentang Kara yang tidak pernah mendapat bahagia oleh semesta. Dan, tentang Bagas yang menemani wanita berbeda keyakinan dengannya mencari cercah keping-keping kebahagiaan yang bersembunyi di balik kelamnya malam. *** Start : 01 Oktobe...