Sebagian besar jajaran mahasiswa di angkatannya pasti mengakui, Muhammad Alvine Lawalata termasuk jajaran laki-laki ganteng idaman walau bukan gamers.
Bagaimana, tidak? Baru dua hari masa orientasi mahasiswa baru, dia langsung jadi pusat perhatian satu angkatan dengan unjuk bakat bernyanyi sambil memainkan piano di depan tiga ribu mahasiswa baru dan ratusan panitia lainnya. Besoknya dia beserta kelompoknya menang di lomba debat antar peserta masa orientasi. Begitu selesai ospek, jumlah pengikut di media sosial-nya jadi bertambah kali lipat, cukup untuk membeli seporsi lumpia basah spesial di depan gerbang selatan BIT.
Walaupun Alvine termasuk orang terpendek di Doppo Squad, dengan tinggi 170 cm, namun tetap banyak mahasiswi yang dibuat terpana oleh visual wajahnya yang teduh dan menawan; bentuk wajah hati, kulit putih, berlesung pipi, bibir kemerahan dan alis tebal. Kata Donny sih, di antara yang lain, Alvine doang yang kelihatan normal.
Karena hal itu, Alvine sering dimanfaatkan Donny untuk mengajaknya jadi model iklan Dopi di konten Instagram. Seperti hari ini, tiba-tiba saja Donny memanggil Doppo Squad khususnya Alvine untuk membantunya membuat konten iklan.
"Vin, nanti maneh ceritanya lagi nugas bareng Hafizh, Marten, dan Lucas terus kalian menyeruput kopi pelan-pelan, di sini kamu tersenyum sambil mengangguk kayak ngomong 'wah, ini enak!' begitu, deh. Oke?" pintah Donny mengarahkan Alvine.
Bagian pojok bagian dalam Dopi mendadak jadi tempat syuting karena di luar sudah mendung, pencahayaannya jadi nggak maksimal. Di meja ada dua laptop dan empat buku kasnya Dopi yang ceritanya itu adalah buku catatan kuliah. Awalnya Donny hanya mengajak Alvine sebagai model iklan, tapi kemudian ia mengganti ide dan meminta yang lainnya ikut masuk iklan kecuali Genta, ia jadi bertugas memegang kamera yang terpasang di gimbal, atau stabilizer kamera.
"Bang, pokoknya kami mau dibayar sepadan!" kata Marten mengingatkan.
"Endorse, nih. Endorse. Senggol dong, bos!" timpal Hafizh antusias bergaya di depan kamera, membuat Genta yang dibalik kamera menatapnya tajam.
"Iya, santai... Ready, semua?" tanya Donny memberi aba-aba, "Three, two, one. Action!"
Syuting dimulai, mereka berpura-pura kerja kelompok. Lalu kamera mulai menyoroti gelas kopi yang dipegang Alvine. Lalu Donny memberi aba-aba. Genta dengan hati-hati menggerakan kamera mengikuti kopi sampai diminum Alvine. Lalu Alvine tersenyum sambil mengangguk antusias, sementara yang lain menahan diri untuk tak tertawa keras.
"Wah, ini enak!" ucap Alvine berlagak antusias. Hafizh sampai menyembunyikan kepalanya dibalik layar laptop menahan tawa melihat akting kaku Alvine.
Justin dan Bobby sudah melihat dari balik meja kasir seakan sedang menonton variety show.
Genta kembali mundur untuk menyoroti semuanya, membuat yang lain langsung menguasai air muka dan kembali berpura-pura sedang diskusi. Lucas sampai menyerocos sambil menunjuk-nunjuk laptop seolah sedang menjelaskan demi menahan tawanya sejak tadi. Untung pakai gimbal, karena Genta juga menahan tawa setengah mati melihat ekspresi kaku yang lain.
"CUT!" Seru Donny, "Nah, waktunya bikin footage kopinya!"
"Sudah begitu, doang?" tanya Lucas terkejut, "Aiyya, padahal oe masih mau akting presentasi,"
"Maneh pikir ini iklan apa? Iklan laptop pakai presentasi segala?" balas Donny sewot.
"Kalau begitu bayaran videografernya lebih tinggi ya, bang?" usul Genta.
"Yaelah, nanti urang gratisin cappucino maneh, deh!" ujar Donny tak mau ambil pusing. "Maneh cuman ambil materi video saja, nanti yang ngedit si Icung... Oh ya, Vin. Nanti urang izin tag kolaborasi ke instagram maneh, ya? Biar muncul juga di akun maneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Doppo Squad
HumorDOPPO diambil dari plesetan nama kedai kopi yang menjadi basecamp Genta, Marten, Lucas, Hafizh dan Alvine, yaitu Dopi alias Doyon Kopi. Nama Dopi sendiri diambil dari nama pemiliknya, yaitu Donny alias Doyon yang juga ialah kakak tingkatnya Doppo Sq...