05. Lucas (bukan) Sang Pecinta Wanita

76 3 0
                                    

"Kamu kenapa lagi sama Nadine?"

Alvine bertanya pada Lucas ketika pemuda chindo itu menghela napas berat begitu selesai menerima panggilan telepon.

"Dia masih cuekin oe..." keluh Lucas menggaruk tengkuk kepalanya. Lalu duduk. "Aiyya, oe nggak tahu lagi harus gimana.."

"Lah, emang lu udah jadian?" celetuk Marten.

"Be-belum sih, tapi amin. Hehe..." Jawab Lucas, "jadian syukur, nggak... coba lagi."

Kali ini Alvine yang menghela napas berat. Mencoba menyabarkan diri. Lalu memandang datar si pemuda Chindo yang menyeringai di sampingnya.

"Terus, apa rencanamu setelah ini, Cas? Tetap mau serius perjuangin Nadine, kan? Sayang sih kalian sudah sering jalan bareng, jangan langsung main pisah hanya gara-gara salah paham," kata Alvine diselingi nasihat.

"Emang ada salah paham apa, sih?" tanya Genta, lalu kembali menyeruput cappuccino yang mulai mendingin.

"Itu gara-gara Lucas foto instastory sama teman kelasnya rangkulan mesra banget, eh si Nadine cemburu!" jelas Marten seraya menepuk lengan Lucas sampai pemuda itu meringis.

"Emang dasarnya buaya, sih. Si Nadine jadi nggak yakin mau sama elo," gumam Genta, "Makanya jadi manusia jangan serakah, fokus dulu sama satu orang. Jangan semua cewek lo embat juga!"

"Itu cuman salah paham!" seru Lucas membela diri, "Lagian itu temen kelas oe emang dia tipe-tipe cewek tomboy yang sering skinship sama temen-temennya!"

"Eh, Kulkas! Nggak semua orang bisa merespon biasa saja sama skinship dengan lawan jenis!" timpal Marten sambil menoyor Lucas pelan.

"Cas..." panggil Alvine mulai kesal, "Ini cewek kedua yang kamu dekatin sejauh yang kami tahu... semester ini! Kemarin setelah gagal nembak Karina, kamu minta tolong bantu deketin Nadine, drummernya band Srikandi. Sekarang kamu malah blunder sendiri!"

"Satu lagi jadi triple kill, tuh..." komentar Genta geli.

"Tuh, Cas. Lo harus tahu.. nggak mudah dapetin cewek teknik di kampus, apalagi yang cakep!" Timpal Marten. Lalu menyedot keras es kopi susu-nya.

"Dengar dulu, guys!" kata Lucas sok serius. "Oe rasa... bahkan sebelum kejadian ini si Nadine sudah nggak ada interest lagi ke oe!"

"Terus lu maunya gimana? Nggak mau berjuang dulu?" tanya Marten.

"Gimana mau berjuang kalau yang diperjuangin justru semakin menjauh..." kata Lucas pelan sambil tertunduk.

"Bilang saja kamu mau minta tolong cariin cewek baru... ya, kan?" kata Alvine tak percaya.

"Kagak, Vin! Dengerin dulu," sela Lucas menghela napas. "Bukannya oe sudah menyerah, yang namanya hati kan nggak bisa dipaksakan. Kalau Nadine udah nggak mau sama oe lagi, ya sudah. Yang penting oe udah berusaha... dan oe harus bisa berlapang dada."

Genta dan Marten sampai berhenti meminum kopi mereka dan memandang lekat Lucas. Jadi merasa bersimpati kepada teman mereka yang satu itu. Setelah itu membiarkan pemuda chindo itu kembali menghisap rokok. Alvine yang ikut memandang Lucas tiba-tiba berdeham dan menyandarkan punggung ke kursi rotan yang ia duduki.

Langit sudah gelap. Lampu tumblr yang terpasang di sekitar menyala terang. Beberapa pelanggan lain mulai berdatangan namun hanya memenuhi bagian dalam kafe saja. Sementara bagian halaman masih sepi dengan beberapa orang yang mengisi meja.

"Si Hafizh kemana, sih? Gila, tuh bocah lagi rapat himpunan atau rapat paripurna, hah? Mulut gua jadi asem nungguin dia, doang," celetuk Marten tidak sabar lalu membuka bagian depan tas untuk mengeluarkan sebuah liquid vape.

Doppo SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang