20. Bersama Laut

1.1K 198 56
                                    

Haaaiii... Aku kasih yang manis dulu untuk bab ini. Abis ini aku ijin hiatus dulu yaa... Ada urusan keluarga yang maybe bikin aku sibuk satu bulan ke depan. Aku ga akan meninggalkan work ini kok, yagsog! Hanya saja kalau kupaksain bikin di sela-sela kesibukanku bekerja dan mengurusi beberapa hal untuk keluargaku, takutnya hasilnya ga maksimal. Aku kapok revisi soalnya, ga gampang huhuw.. Jadi sabar yaa... Jika luang, aku akan up lagi kok... Ayoooo ramekan bab ini dengan komen dan vote yaa <3

Btw, cerita ini cuma tinggal sekitar 4 bab lagi aja loh, ehehee...

.

.

"Oh, astaga, Jungkook. Rasanya aku terlalu tua untuk ini."

Setelah memastikan mobilnya dalam kondisi berhenti yang sempurna, Jungkook melepas sabuk pengamannya. Punggungnya terasa kaku. Sudah hampir tiga jam dia mengendarai mobil prestisiusnya ini. Dia menegapkan badannya sebentar, merasakan otot yang kaku perlahan-lahan terasa nyaman kembali, lalu membuka pintu di sebelahnya. "Tidak ada batasan umur untuk bersenang-senang," balasnya sumringah sebelum benar-benar keluar.

Hyunseo turut melepas sabuknya, lalu mengikuti Jungkook yang sudah lebih dulu meninggalkan mobil. Tanah yang dijejakinya terasa lembab, jauh lebih lembab dari tanah di kota walau ini baru awal musim gugur. Tumit sepatunya terbenam beberapa kali dan membuat langkahnya tertatih, tapi Jungkook sepertinya dapat melakukannya dengan mudah.

"Pelan-pelan! Aku memakai high heels, berjalan di sini jadi tidak mudah," seru Hyunseo. Bau sisa hujan membuatnya merasa jauh lebih kedinginan dari seharusnya. Dia merapatkan kardigannya, lantas memandangi tempat yang mereka singgahi. Kaki-kakinya masih terus melangkah hati-hati.

Di depannya, ada sebuah taman bermain yang terlihat suram. Gerbangnya gagal menampilkan kesan warna warni yang ceria karena karat sudah memakannya di mana-mana. Di dalam booth kecil dan sumpek, wanita gemuk penjaga karcis terlihat lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya yang kurang ketimbang menerima gaji, dan beberapa wahana rasanya terlalu tua di tengah-tengah kemajuan zaman saat ini.

"Bagaimana?" tanya Jungkook ketika mereka sudah masuk jauh ke dalam.

"Bagaimana taman bermain ini, maksudmu?"

"Ya, apa kau menyukainya?"

"Kuharap kau tidak mengajakku menaiki ini," tunjuk Hyunseo pada sebuah wahana carrousel yang kuda-kudanya terlihat menyeramkan alih-alih imut.

"Bahkan lebih baik," balas Jungkook, "karena sebenarnya bukan wahana bermain ini tujuan utamaku membawamu kemari."

"Apa memangnya?"

"Nanti lihat saja sendiri. Kau pasti suka."

Hyunseo menggeleng, tapi bibirnya tersenyum. Jungkook berbeda darinya yang mudah skeptis pada apa pun. Pria itu sangat penuh harapan. Bahkan terhadap taman wahana bermain tua seperti ini pun dia merasa bisa menunjukkan sisi cemerlangnya walau membiarkannya sebentar menjadi misteri.

Mereka berjalan menyusuri jalan batu buatan yang membelah dua taman bermain tersebut. Di kanan dan kiri, tak banyak pengunjung yang datang, padahal ini hari Minggu. Mungkin sebab letaknya yang benar-benar jauh sekali di pinggiran kota.

"Kau bilang ingin melihat penginapan yang hampir bangkrut lainnya." Hyunseo mengingatkan Jungkook pada ucapannya sendiri tadi pagi, sebelum sore ini mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang.

Jungkook menoleh pada Hyunseo, "Memang iya. Tapi ke sini dulu. Kalau keburu hujan, aku jadi tidak bisa menunjukkannya padamu."

"Ya ampun, Jungkook, memangnya ada apa, sih?"

Tapi Jungkook tak menggubris dan terus menarik tangan Hyunseo, melewati belukar yang penuh pepohonan rimbun, hingga akhirnya mereka berbelok ke sebalik bangunan kayu lusuh berwarna biru muda yang mulai pudar. 

Grand Coeur | JJK x OC x KTH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang