26. Kali ke Empat

1K 214 54
                                    

Haiii halooo pakabaaaar... Iyah, seperti biasa, aku updatenya lama, udah kayak nunggu komet Haley lewat :') pasrah aja ini cerita makin ditinggal :')

Aku usahain skrg aku rutin up lagi yaa...

Btw, tamatnya molor, abis ini masih ada satu bab lagi sebelum epilog, hehe... Selamat membacaaa ❤❤❤

.

.

.

Hyunseo mengambil langkah pertamanya dengan berat, lalu tersendat sebelum mengambil yang kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunseo mengambil langkah pertamanya dengan berat, lalu tersendat sebelum mengambil yang kedua. Di depannya, Jungkook masih tak beranjak sedikit pun. Kuda-kuda karusel di belakangnya menyala terang, tampak siap untuk digunakan, tapi masih terlihat jauh lebih mati dibanding bergemingnya pria itu. Dia berdiam di antara keping-keping salju yang turun perlahan, seperti Hyunseo yang berdiam seakan sedikit dingin dapat membekukannya dengan cepat. Di mata Hyunseo, Jungkook terlalu hidup.

"Hai," sapa Hyunseo tak yakin, "sudah satu tahun lebih kau pergi."

Jungkook mengangguk. Ada senyum tipis di bibirnya yang terlalu samar untuk Hyunseo saksikan. "Ya, aku tahu," jawabnya.

"Apa maksud semua ini, Jungkook?"

Jungkook menggaruk-garuk hidungnya, berupaya menyembunyikan senyumnya yang lain. Hyunseo tidak memanggilnya dengan "Tuan Jeon" saja hatinya sudah berbunga-bunga walau wanita di hadapannya ini mentapnya sengit. Mungkin masih marah, dan Jungkook tak menyalahkannya sama sekali. Dia menurunkan tangan setelah mengulum kembali senyumannya.

"Ada banyak hal yang ingin kuceritakan padamu," sebut Jungkook kemudian.

Hyunseo mengangguk. Sorot matanya meyiratkan rasa kecewa yang dalam. "Aku tahu. Setelah kau pergi, aku juga mengalami banyak hal."

"Ya. Hoseok menceritakan semuanya padaku."

"Ah, maaf. Soal itu ..." Hoseok tahu-tahu menyela. Dia menyeruak dari balik bahu Hyunseo dengan gelagat canggung, "...lebih bagus kalian bicarakan di belakang orangnya saja, ya. Aku pergi dulu kalau begitu." Dia tersenyum kaku dan membungkuk sopan beberapa kali, lalu berbalik pergi.

Perihal Hoseok yang jadi meninggalkannya seperti ini, Hyunseo tak mengatakan apa pun. Ini hanya cerita yang mudah ditebak. Jungkook, entah bagaimana, bisa mendapatkan nomor Hoseok, lalu mengatur kejutan semacam ini. Sesudahnya, Hoseok, si pemeran pembantu, merasa sudah menjalankan tugasnya dengan baik dan dia sudah barang tentu meninggalkan Hyunseo di sini. Tidak ada yang mengagetkan. Jadi Hyunseo membiarkan Hoseok pergi karena merasa tak ada gunanya menahan karibnya itu lebih lama. Setelah Hoseok menjauh, perhatiannya tertumpu lagi pada Jungkook.

"Satu tahun dan kau bertanya apa aku marah padamu?" Hyunseo memandangi Jungkook hingga nyaris menembusnya, lalu menggeleng tak percaya.

"Aku tahu. Aku membuat kekacauan besar."

Hyunseo tersenyum singkat. Senyum yang rasanya terlalu sakit hingga dia tak bisa mengembangkannya dengan benar. Senyum itu lekas mengerut ketika dia merasakan pandangannya tahu-tahu berembun. Matanya basah. Jungkook masih berdiri sedepa darinya, masih sama-sama takut melangkah lebih dekat, dan ini membuatnya semakin ingin memaki keadaan.

Grand Coeur | JJK x OC x KTH ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang