Hayooo siapa yang baca tapi suka lupa ngevote?? Vote dulu dong biar aku semangat up cerita ini 😌
.
.
"Jadi yang dia tahu, kau mengantar Woojin di hari Sabtu?"
Hyunseo mengangguk.
"Padahal Woojin menginap di rumah mantan suamimu mulai Jumat sore?"
Hyunseo mengangguk lagi dengan bibir meringis.
"Lalu si Jungkook itu berubah pikiran dan mengajakmu lagi makan malam di Jumat sore?"
Kali ini Hyunseo relakan jidatnya ambruk ke atas meja, membuat beberapa pegawai yang sedang bersantap siang di ruang yang sama sedikit terkejut oleh suara debumannya yang lumayan keras. Namun Hoseok tidak merasa iba sedikit pun, "Sudah kuduga, saraf-saraf di kepalamu korslet kalau berhadapan dengan pria tampan dan berkuasa," cecarnya.
"Aku tidak punya ide lain untuk menolak ajakannya," Hyunseo membela diri selagi mengangkat kepalanya kembali, "Kau tahu, itu semacam kalimat spontan. Bayangkan saja di dalam dirimu ada sebuah mesin yang akan menghasilkan sesuatu untuk mengendalikan keadaan di saat terdesak, nah, begitu yang terjadi padaku. Kau paham, kan?"
Hyunseo menatap kembali layar ponsel yang lima menit sebelumnya ia tinggalkan. Satu pesan berisi ajakan makan malam dari Jungkook masih terpampang di sana tanpa Hyunseo tahu bagaimana membalasnya.
"Kalau begitu tinggal katakan saja kau salah sebut, apa susahnya?" Hoseok mengusulkan selagi menggigit sandwich jatah makan siangnya.
"Tapi itu akan membuatnya tampak menyedihkan, merasa tertolak, dan aku tidak tega."
Hoseok meletakkan makanannya kembali ke atas meja, menepis remah-remah roti dengan menggosok dua telapak tangannya, lalu menyandarkan punggung sambil bersedekap. Tatapannya lurus membebat manik coklat muda Hyunseo yang duduk berseberangan dengannya, "Pria itu jelas-jelas suka padamu. Jangan beri dia sinyal yang salah."
Hyunseo tergemap. Dia takut kalau-kalau Hoseok benar, pasti suasana antara dirinya dan Jungkook akan menjadi tidak nyaman jika bersua kembali. Mereka pasti akan bertemu lagi, kan? Kemungkinannya sangat besar. Bukankah pria itu sendiri yang mengatakan akan menjadi penanggung jawab bocah cilik kawan Woojin tersebut---ah, siapa sih nama anak itu---selama seminggu ini?
"Hyunseo-ya, jangan-jangan kau juga menyukainya."
Hyunseo mendelik protes, "Apa? Tentu saja tidak. Itu akan menjadi sangat aneh."
"Sebut, bagian mananya yang aneh? Dia lajang, kau juga tidak punya suami lagi, dan yang terpenting dia juga tahu kau punya Woojin tapi tetap saja maju."
Hyunseo memelintir gagang garpu di tangannya. Irisan wortel yang membenam ujungnya berputar memberi ilusi seperti bunga poppy berwarna oranye. Sesungguhnya, ada banyak alasan yang bisa Hyunseo uraikan, namun semuanya tersendat di pangkal lidah akibat melihat tatapan menuduh Hoseok. Dia pasti menganggap Hyunseo hanya sok jual mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grand Coeur | JJK x OC x KTH ✔️
Fanfic[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Just another after divorce story, but definitely not the ordinary one ;) Bagaimana rasanya mendengar kabar t...