Malam itu adalah malam kedelapan semenjak terakhir kali Taehyung bertemu dengan Woojin. Menurut jadwal resmi, masih perlu melalui empat malam lagi agar Taehyung bisa mengulang kebersamaan mereka kembali.Taehyung berusaha berbesar hati ketika pengadilan memberinya hak yang sangat minim terkait jatah pertemuannya dengan putra kesayangannya itu, tapi pada akhirnya rasa kecewa itu datang tanpa diundang. Taehyung sungguh tidak menduga Hyunseo tega membuatnya semakin menjauh dari Woojin, dan menurut Taehyung ini adalah hal terburuk dari perceraian mereka. Buntutnya, Taehyung menolak memberikan beberapa bentuk kompensasi perceraian. Sebagian keperluan Woojin memang ia penuhi tanpa keberatan, tapi untuk hal lainnya, termasuk tunjangan perceraian bagi Hyunseo sendiri, Taehyung dan pengacaranya memastikan si mantan istri tidak akan bisa menerima sepeser pun.
Di rumah, di balik meja kerjanya, Taehyung berupaya mengisi kekosongan hatinya yang merindu pada Woojin dengan menggulir layar ponsel, terjebak hampir sejak setengah jam yang lalu pada laman media sosial milik Hyunseo yang kebanyakan berisi foto manusia mungil kesayangannya itu. Hyunseo akhir-akhir ini sepertinya memang lebih bersemangat mengunggah foto Woojin dibanding foto dirinya sendiri, untung saja. Diam-diam, Taehyung memang berharap demikian, sebab dari tiga foto diri Hyunseo yang terpajang di sana, justru hanya tiga foto itu saja yang paling banyak disukai, bahkan statistiknya berkali-kali lipat lebih tinggi dibanding angka pengikut Hyunseo sendiri.
Wanitanya itu memang cantik, tak peduli meski Hyunseo secara resmi telah menyandang status janda, Taehyung tetap tersenyum kurang ajar bersama pemikiran lancangnya.
Wanitanya.
Ibu jari Taehyung mengusap repetitif satu sisi ponsel, suatu indikasi bahwa di waktu yang bersamaan, ia sedang bergulat dengan pemikirannya. Jika mengenang lagi, ada satu hal yang amat sangat mengganggu ketenangan hati Taehyung pasca perceraiannya delapan bulan yang lalu meski secara legal bisa dibilang dialah pemenangnya.
Ketika itu, Taehyung punya kepuasan tersendiri saat mendapati Hyunseo seperti kehilangan semangat hidup setelah sidang terakhir, atau bagaimana Hyunseo tidak pernah mau lagi bersiatatap dengannya selama mengantarkan Woojin di tiap-tiap Jumat minggu kedua dan keempat. Hanya saja pada pengantaran Woojin yang terakhir justru roman bahagia dan tanpa beban Hyunseo yang Taehyung dapati. Wanita itu bahkan berani menyerahkan Woojin langsung ke hadapannya tanpa terlihat setitik duka pun di sana. Padahal biasanya Hyunseo menitipkan Woojin pada Bibi Song, kepala pelayan kepercayaan Taehyung selama sepuluh tahun terakhir.
Ini di luar ekspektasi. Harusnya Hyunseo tidak boleh terlihat sebahagia itu. Taehyung merasa kalah.
"Jadi kau malah bahagia sekarang? Hm?"
Seperti lunatik, Taheyung bermonolog. Usapan ibu jarinya berpindah pada foto Hyunseo yang sedang menggendong Woojin. Wanita itu mengenakan baju berpotongan cheongsam sewarna anggur. Lekuk-lekuk tubuhnya begitu memesona. Gaun itu melekat tanpa mengutarakan kesempurnaan tubuh Hyunseo secara gamblang melainkan amat berkelas. Ini foto dua tahun yang lalu. Kala itu Taehyung memenuhi undangan sebagai tamu kehormatan pada pesta Tahun Baru Lunar di cabang Shenzen. Woojin masih berusia tak sampai satu tahun, dan Taehyung membuat bayi mungilnya itu merasakan pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan bisnis sang ayah ke negeri Tiongkok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grand Coeur | JJK x OC x KTH ✔️
Fanfiction[ Cerita tamat. Chapter lengkap GRATIS! Namun hanya via PDF, dan hanya bagi yang sudah follow + drop email di wall atau kolom komen cerita ] Just another after divorce story, but definitely not the ordinary one ;) Bagaimana rasanya mendengar kabar t...