•••~•••
Seluruh istana digemparkan dengan kematian sang mulia raja. Gwojeong Min, yang merupakan raja dinasti Baekji, kerajaan tersebut dikenal sebagai kerajaan yang damai dan tentram.
Putra mahkota dan semua orang berbondong-bondong memasuki kamar kebesaran sang raja, berdasarkan keterangan dari tabib istana, diduga kematian sang raja karena racun dalam minuman jahe yang dihidangkan untuk meredakan flu yang diderita oleh sang raja beberapa hari ini.
"Tutup semua pintu istana, jangan ada yang boleh keluar istana sampai ditemukan pelakunya!" titah sang putra mahkota dengan geram.
SUGYON MIN merupakan putra mahkota dari raja Gwojeong Min. Malam itu, ia sedang mengadakan pertemuan dengan para tetuah klan yang terkuat, untuk membahas pemilihan ratu yang akan diadakan tiga hari mendatang, namun pada saat itu yang mulia raja harus absen dari pertemuan tersebut karena beberapa hari sebelumnya sudah mengeluh kurang sehat, sehingga rapat tersebut sepenuhnya diambil alih oleh putra mahkota.
Kematian raja menjadikan situasi di istana semakin terpuruk, 'siapa yang berani meracuni raja?' asumsi-asumsi dari para pejabat kerajaan membuat semuanya kian runyam, mengingat tidak adanya jejak samasekali, yang di klaim tindakan itu hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional. Dikarenakan sebelumnya tidak ada yang bisa menembus keamanan kamar raja.
Tetapi pada malam itu, justru semua penjaga tertidur pulas, bahkan pelayan yang mengantar minuman juga sudah meninggal tepat dihari kematian sang raja, dugaan sementara bahwa pelayan itu yang membawa minuman beracun ke dalam kamar raja, kendati demikian, masih belum diketahui siapa pelaku sebenarnya karena jika pelayan tersebut yang membunuh raja, apa motifnya?. Jelas pelayan itu mungkin hanya diperintah oleh seseorang, tidak ada saksi mata atau saksi telinga yang membuat situasi semakin sulit.
Bahkan tidak ada satupun bukti yang mengarah pada siapa yang membunuh raja.
Sugyon dan perdana menterinya menyimpulkan bahwa kematian itu sudah direncanakan dengan sebaik mungkin sehingga tidak tertinggal satu jejak pun.
Sudah satu minggu ini Sugyon berusaha menemukan siapa pelaku pembunuhan sang ayah, tapi hasilnya tetap nihil, bahkan beberapa pelayan dan kasim tak bersalah harus dieksekusi sebagai upaya agar sang pelaku ketakutan lalu mengakui kesalahannya, walaupun rencana tersebut tidak membuahkan hasil apa-apa.
"Kita tidak bisa menunda pemilihan ratu Jeonha, pun anda harus naik tahta segera, tidak mungkin posisi kerajaan dibiarkan kosong terlalu lama" ingat sang penasehat kerjaan saat rapat.
"Kau tidak tau situasinya seperti apa!, ini bukan waktu yang tepat untuk aku naik tahta, bahkan aboji baru saja dikremasi" Sugyon mencengkram ujung singgasana yang biasa di duduki oleh sang ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Fanfiction°Dark romance° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛�...