03 | With you

441 97 73
                                    

Damaya dibawa oleh pengawal menuju istana timur, sedangkan rombongan sang raja yang terdiri dari para pelayan dan kasim langsung menuju danau tempat yang raja pilih untuk menemui gadis yang dinanti-nanti itu.

Sesaat setelah sang raja sampai di sana, ia meminta untuk semua menjaga jarak dan meninggalkan dirinya sendirian, dikarenakan Sugyon hanya ingin berbicara empat mata saja dengan Damaya.

Pengawal istana pun kemudian melepas gadis itu, ia mendekati sang raja yang tengah berdiri dengan melipat tangan kebelakang, memunggungi gadis tersebut. Tubuh gagah sang raja dibalut dengan pakaian mewah yang membuat Sugyon tampak luar biasa tampan dan menawan.

"Akhirnya kau datang juga" sapa Sugyon dengan suara beratnya sembari masih memunggungi sang gadis.

Gadis itu langsung berlutut di bawah, memberikan penghormatan. Sugyon pun tersenyum tipis lalu memutar tubuhnya.

"Berdiri" mendengar hal tersebut, sang gadis tanpa rasa takut ia langsung berdiri tegap, Sugyon pun mulai mendekat yang membuat Damaya semakin memundurkan langkahnya. 

Hingga Sugyon berhasil meraih pinggang gadis itu dan semakin merapatkan tubuhnya, sang gadis memalingkan wajah tatkala Sugyon semakin mendekat seolah akan meraup bibir mungil nan merona itu.

"Cantik" batin Sugyon.

Damaya mendorong kuat tubuh sang raja dan berusaha melepaskan diri, dasar raja kurang ajar! batin gadis itu kesal.

"Apa yang anda inginkan, jeonha!" singkatnya dengan nada ketus.

Sugyon tersenyum, ia kembali melipat tangan kebelakang, tatapannya sungguh dingin nan menusuk melihat gadis di hadapannya dari atas sampai ke bawah, sehingga membuat Damaya semakin kesal bukan kepalang karena mendapatkan tatapan tidak sopan seperti itu.

"Lepaskan temanku!" Damaya menekan ucapannya. Keberanian gadis itu memang patut sekali di acungi jempol kaki.

"Kau memintaku melepaskan teman bodohmu itu?" balas Sugyon dengan menyalangkan tatapan merendahkan yang kental.

"Jangan sembarangan, dia bukan gadis bodoh, dia adalah sahabatku!" Ketusnya, gadis itu memang seseorang yang benar-benar tak kenal rasa takut, sekalipun lawan bicaranya adalah seorang raja penguasa Baekji.

"Begitukah caramu berbicara dengan seorang raja negeri ini, nona" tanya Sugyon semakin penasaran karena gadis itu dengan berani memutar bola mata di hadapannya.

"Lepaskan temanku, Meokju, aku tau dia pasti belum dieksekusi kan!"

"Kau benar-benar sok tau" Sugyon mengernyit, dari mana ia bisa tau kalau temannya itu tidak benar-benar dieksekusi.

"Karena yang kau inginkan sebenarnya adalah aku" jawab Damaya dengan angkuh dan penuh rasa percaya diri.

"Begitukah?, seberapa spesial dirimu sampai aku menginginkanmu, nona, kau benar-benar terlalu percaya diri" Sugyon tersenyum smirk.

"Aku menyimpulkan bukan tanpa dasar. Pertama, kau membuat pengumuman yang tidak bermutu di pasar, pasal eksekusi Meokju sahabatku, kedua, kau menculik sahabatku itu untuk membuatku datang dan menemuimu, karena aku rasa kau masih dendam dengan ucapanku soal pemuda kurang ajar, benarkan?!" cerca Damaya beruntun yang membuat Sugyon semakin penasaran dengan sosok gadis ini, kenapa ia berani sekali melawannya.

"Aku tidak menyangka ternyata kau tau siapa pemuda berkuda tempo hari"

"Ya, aku sangat tau, walaupun kau memakai topeng setebal karung goni tetap saja aku bisa mengenalinya, siapa yang tidak tau putra mahkota sering menyamar dan datang untuk melihat rakyatnya secara diam-diam?" lantang Damaya tanpa rasa segan.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang