23 | Ambition over love

199 58 28
                                    

Warning !

Episode ini akan lebih banyak narasi daripada percakapan karena di bagian ini akan menjelaskan semua hal sebelum menuju konflik. Konfliknya gaakan seberat itu kok, ku spoler ya... Nanti ada peperangan antara Sugyon dan Damaya tapi tenang, keduanya gaakan sampai saling bunuh-bunuhan. Dan di Episode ini akan menjelaskan semua dari awal sebelum episode 01.

Enjoy and happy reading!.

Bakal up lanjutan kalau 60 vote. Padahal ini cerita gratis dan tidak berbayar tapi klik bintang aja susah kan tinggal tap layar terus klik bintangnya udah selesai abis itu baca sampai end tapi kok susah sekali ya :(

Please vote!

Dua minggu telah berlalu, rasanya air mata jatuh ke perut. Damaya tengah bersedih hati atas perlakuan Sugyon yang kian tidak dapat ia prediksi. Seolah dirinya hanya diingkan ketika pria itu haus akan kebutuhan biologis. Lalu apa bedanya ia dengan gisaeng atau budak nafsu lainnya kalau situasinya seperti ini?.

Damaya masih berdiam diri, mencoba mencari cela kesalahan yang tidak ia sadari telah menjadi momok besar dalam kerenggangan hubungannya dengan Sugyon. Sekali dua kali Damaya memaklumi, tetapi untuk yang ketiga kali Damaya sudah enggan mentolerir.

Malam itu, Damaya dipanggil ke kamar raja, bahkan setelah sampai di sana Sugyon langsung memeluknya dan mencari-cari kehangatan dari tubuhnya. Damaya diam mematung seolah tengah menahan diri dari emosi yang semakin membara.

Sugyon pun kemudian meremas-remas gundukan kenyal milik Damaya tanpa memperdulikan apakah puannya itu menghendaki kegiatan tersebut atau tidak. Terlihat seolah memang semakin di buat-buat.

"Kenapa diam saja sayang, rasanya aku seperti bermain dengan patung, tau!" ucap Sugyon seraya mengendusi leher Damaya bersamaan dengan tangannya yang masih meremas-remas benda kenyal itu, penuh nafsu.

Tidak ada respon apapun dari Damaya sehingga Sugyon berhenti dan kembali memberikan jarak yang cukup jauh.

"Kau baik-baik saja, sayangku?" tanya Sugyon seolah semua baik-baik saja. Damaya masih merapatkan bibirnya menahan gejolak amarah yang ia simpan dalam bola mata berkaca-kaca.

"Kau kenapa Damaya-shi? Tidak biasanya seperti ini. Kenapa diam saja sejak tadi? Wajahmu ditekuk begitu rasanya tidak enak di lihat!" ujar Sugyon yang kini mendaratkan bokong seraya menyalakan cerutu. Keningnya berkerut ketika melihat Damaya masih betah mematung tanpa sepatah kata pun. Sugyon menghembuskan nafas kasar sebelum berteriak memanggil sang pelayan di luar.

"Bawakan aku gadis baru kemarin, suruh dia membawa arak kesukaanku, pikiranku benar-benar kacau!" teriak Sugyon pada sang pelayan sehingga membuat Damaya semakin menajamkan tatapannya. Apa maksud semua ini? Tetapi Damaya masih terdiam dan menampakkan wajah tidak terusik. Damaya ingin tau apa yang akan Sugyon lakukan selanjutnya.

"Baiklah kalau kau masih tidak mau berbicara sayang, duduklah aku tidak akan memaksamu karena kau juga sedang hamil dan aku memahaminya, jadi jangan khawatir. Lagipula kita masih punya banyak waktu untuk bercinta" katanya, dengan nada sedikit meremehkan.

Sejujurnya dalam benak Sugyon bergemuruh karena rasa takut mulai merajai dirinya, kali ini perlakuannya akan benar-benar sangat melukai sang pujaan hati. Padahal dirinya sendiri pun merasakan sakit bukan kepalang.

Tak berselang lama, seorang gadis muda cantik berambut lurus panjang menjuntai melewati garis pinggang, datang dengan membawa minuman favoritnya. Gadis itu berjalan gontai, sopan sekali, ia pun menunduk setelah memberikan penghormatan pada kedua manusia di sana. Lalu gadis itu menuangkan minuman dengan canggung.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang