09 | Be Mine

326 90 30
                                    

Jangan lupa vote and spam komen sayangku, gimana rasanya ku tinggal hiatus? 🤭 Makanya vote dan spam komen jangan smpe aku ngambek nih. Biar ga lupa klik bintangnya dulu baru baca.

Happy reading

~

Damaya menangis seorang diri di kamarnya, perasaan bersalah terus menghantui, apakah ia benar-benar jatuh cinta pada yang mulia raja Sugyon?. Sekelibat ingatan keintiman yang ia lakukan tadi dengan sang raja kembali melintas, dan membuat rasa sesak itu kian menjalar, semua ini adalah kesalahan!.

Ia tidak boleh menginginkan raja Sugyon, itu benar-benar menyalahi prinsipnya sebagai seorang wanita yang pantang menjadi gadis gampangan. Yang mulia raja tidak mungkin mencintainya, itu hanya nafsu belaka yang akan segera hilang, ia akan merugi, ia akan jadi wanita bodoh jika sampai memberikan kesuciannya untuk seorang pria beristri.

Tidak bisa!.

Tiba-tiba terdengar suara kegaduhan, rupanya selir Seoran tengah berdebat dengan seseorang, tapi siapa? Damaya segera keluar dari kamar untuk memastikan keadaan, ternyata dua orang berpakaian prajurit yang kini sedang dalam konflik dengan selir dan penjaganya.

"Ada apa ini hwibin mama?" Tiba-tiba prajurit itu menoleh, menghempaskan selir Seoran dan mendekati Damaya.

"Kau, ikut kami!"

Selir Seoran pun di cegah oleh sang ajudan untuk tidak ikut campur urusan pelayannya itu, karena prajurit tersebut menjelaskan bahwa mereka utusan sang permaisuri, sehingga Seoran tidak bisa berkutik, lantaran permaisuri juga memiliki kuasa yang mutlak.

Damaya diseret disepanjang perjalanan, ia tidak tau apa salahnya, Damaya bahkan memberontak tetapi jelas kalah kuat karena penjaga itu ada dua orang yang memeganginya, sedangkan yang berada di belakang masih ada dua orang lagi.

"Lepaskan aku!!! Aku bisa jalan sendiri kalau memang aku harus menghadap permaisuri"

"Diamlah pelayan!, kau tidak kami bawa ke istana ratu, melainkan kami akan membawamu ke neraka"

"L-eppasskan!" berontak Damaya.

Tengkuk Damaya dipukul begitu saja, sehingga gadis itu langsung pingsan. Tubuh Damaya merosot, dengan cepat prajurit tersebut menggendongnya dan membawanya keluar dari istana.

Hutan gelap nan dingin, serta di huni oleh hewan-hewan buas dan serangga-serangga mengerikan, Damaya masih tidak sadarkan diri, ia dalam papahan prajurit suruhan sang permaisuri.

"Kita letakkan saja dia disini" ucap salah satu prajurit. Sehingga Damaya langsung di tidurkan di bawah pohon begitu saja.

"Hei, bukankah gadis itu terlalu cantik, kulitnya sangat indah walaupun dia hanya seorang budak, kalian tidak ingin mencicipinya dulu?" tutur salah satu prajurit berbadan besar yang kini tergiur dengan tubuh Damaya.

"Setelah kita nikmati berempat, kita bisa membunuhnya, lalu kita buang saja mayatnya disana, pasti para harimau kelaparan dengan senang hati menyantapnya dengan gembira"

"Wah, kau benar juga, sayang sekali gadis secantik dan semolek ini kita anggurkan, lagipula permaisuri tidak akan perduli bukan permaisuri mengatakan kita boleh melakukan apapun asalkan gadis ini enyah dari istana"

"Betul, kita nikmati saja gadis ini bergiliran, bagaimana?!" semua prajurit mengangguk bahagia.

"Aku duluan!"

"Begini saja, biar adil, kita berdua dulu, kalian yang jaga-jaga, nanti kita bergantian"

Semua prajurit akhirnya sepakat, sehingga dua orang prajurit lainya mulai mengeksekusi tubuh Damaya, prajurit itu membuka pakaian Damaya dengan tidak sabaran, bahkan mereka merobek pakaian Damaya hingga gadis itu sudah hampir telanjang dada. Satu prajurit membuka celananya, akan tetapi, belum sempat para pria itu menyentuh inci kulit gadis malang tersebut, sebuah busur panah menancap di tenggorokan dan kepalanya sampai tembus, begitupun dengan dua prajurit yang berjaga untuk melihat situasi, mereka bernasib sama dengan kawannya.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang