Jangan lupa vote and spam komennya yagesyaaa.. sedikit sedih, apakah cerita ini tidak menarik sampai-sampai target vote baru terpenuhi setelah satu minggu lebih?
:(
Sedih banget yang baca hampir 200 orang, tapi yang vote bahkan dibawah 100.
Sekali lagi tolong klik bintangnya sebelum membaca untuk mengapresiasi karya author yang gratis ini.
...
Matahari kian meredup.
Sayup-sayup kicau burung yang tadinya bersorak ramai, kini rupanya terdengar semakin menjauh. Sebab, matahari sudah hampir tenggelam seluruhnya. Sang raja Sugyon berjalan mondar-mandir di Aula kerajaan sedari tadi, menanggung rasa cemas, mengapa gadis itu belum juga kembali, bahkan saat ia mendongakkan kepala, sinar senja sudah habis tertelan oleh gulita.
Sejujurnya bukan karena takut Damaya melarikan diri, karena jika hal itu sampai terjadi, ia tidak akan membutuhkan waktu yang lama untuk menemukannya kembali. Kendati yang menjadi biang resah dalam hatinya adalah karena ia takut apabila gadis itu terluka saat perjalanan menuju istana.
Gadis itu seorang diri, bahkan mungkin tidak tau cara menggunakan senjata, pun jika ia bisa menggunakannya, Damaya bukan garis keturunan bangsawan, jadi hal tersebut cukup mustahil. Pikirannya semakin kacau tatlaka penjaga istana menyampaikan akan segera menutup gerbang utama lantaran hari sudah menggelap.
"Jangan tutup dulu, sampai pelayan bernama Damaya yang siang ini keluar, kembali sampai di istana"
"Tapi Jeonha ini sudah sangat..
"Kau berani melawan perintahku?" Tekan Sugyon.
"Saya di sini, yang mulia" Damaya bersuara, ia baru saja kembali, sehingga semua orang di sana menatap keheranan. Namju Kim memberikan instruksi melalui gesturnya yang memberi isyarat agar semua orang menyingkir. Meninggalkan Damaya dan Raja yang mungkin masih ingin berbicara.
Damaya membungkuk sedikit takut, karena ia kembali tidak tepat waktu dan menimbulkan kekacauan. Sedangkan Sugyon berusaha memasang wajah marah lantaran hatinya dibuat gelisah sedari pagi.
"Aku menyuruhmu kembali sebelum fajar tenggelam,itu artinya kau harus sudah sampai di istana sebelum malam datang, kau jelas tidak buta untuk menatap kondisi langit yang sudah hitam pekat bukan?, Damaya-shi!" Tegas Sugyon yang ia buat-buat, supaya sang gadis memahami bahwa peraturan darinya tidak boleh di langgar. Walaupun hatinya sungguh bahagia bukan kepalang ternyata gadisnya baik-baik saja.
"Ye jeonha, maafkan saya karena telah kembali tidak tepat waktu"
"Aku bukan raja yang baik hati, semua mengandung konsekuensi, sekarang aku harus menghukum mu"
"Ye?"
"Ikut aku sekarang!"
Damaya mengekor kemanapun raja Sugyon melangkah, hingga kakinya terpaku di tempat saat yang mulia raja memasuki tempat pemandian pribadinya, Damaya menelan ludah susah payah, apa yang akan raja lakukan padanya?.
Sugyon melepas jubahnya dan kini hanya bertelanjang dada, ia memasuki air dalam bak mandi lalu melentangkan kedua lengannya.
"Aku tidak menyuruhmu hanya diam disana, Damaya-shi!" katanya sembari melenggangkan kepalanya di bantalan yang tersedia, sedang.. setengah tubuhnya kini sudah terendam air.
"Y-ye, jeonha" dengan langkah canggung Damaya mendekat, membuka tirai setengah transparan yang terbuat dari serat sutra itu. Ia melangkah takut-takut karena tentu situasi ini merupakan sesuatu yang sudah memasuki ranah intim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Fanfic°Dark romance° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛�...