21 | The Origin Story

211 61 33
                                    

Dua puluh tiga tahun yang lalu...

Berdiri sebuah kerajaan yang dikenal kemakmuran dan kesejahteraannya yang bahkan tersohor sampai ke dataran China dan Jepang. Dinasti yang dipimpin oleh seorang raja yang budiman, baik hati dan bersahaja.

Raja Lee Gon-woo, ia naik tahta menggantikan sang ayah setelah raja sebelumnya meninggal dunia, tepat setelah putra mahkota Lee Gon menikahi permaisuri Seo Haram.

Seo Haram adalah perempuan paling cantik dalam dinasti bahkan kecantikannya mampu membuat semua pria berlomba-lomba untuk meminangnya, bahkan putra mahkota Muraitsu ingin memperistrinya. Tetapi Seo Haram memilih pinangan dari raja Lee Gon-woo sebagai teman hidup.

Seo Haram merupakan wanita bangsawan terhormat dan dikenal sebagai darah biru, karena sang ayah berasal dari kekaisaran Jepang, walaupun darah Jepang yang deras mengalir dalam tubuhnya tetapi tidak membuat Haram memilih pria berdarah Jepang untuk menjadi suaminya. Ia lebih memilih menikah dengan putra mahkota dari kerajaan Baekji, Korea. Pernikahan raja Lee Gon-woo dan ratu Seo Haram dikaruniai dua orang anak.

Pangeran Lee Dhamma Arasha dan tuan putri Lee Dhamma Arashi, keduanya hanya berselisih lima tahun saja. Kehidupan dinasti di bawah pimpinan raja Lee Gon-woo sangat makmur, para rakyatnya teramat mencintai keluarga kerajaan sehingga rakyatnya seringkali tidak mau diberikan upah atau upeti sebagai balasan dari hasil bumi yang dikelolanya. Karena menganggap itu sebagai bakti demi kemakmuran bersama. Toh, sang raja sangat murah hati dalam mensejahterahkan kehidupan rakyatnya.

Raja Lee Gon-woo adalah raja yang sangat rendah hati, kepemimpinannya mampu membuat seluruh rakyat tidak merasa kekurangan apapun. Karena raja Lee Gon menjamin kehidupan semua rakyatnya, kebijakan sang raja dengan memperkecil pajak dan memberikan jatah bulanan berupa makanan untuk menyambung hidup menjadikan rakyatnya hidup damai. Dan semua itu diberikan secara merata tanpa terkecuali.

Bertahun-tahun dinasti Baekji hidup dalam kedamaian, hingga desas-desus muncul di tengah masyarakat. Ada keluarga imigran yang datang dari perbatasan daerah yang berpotongan dengan dataran semenanjung China, mereka bahkan tidak diketahui asal usulnya.

Saat itu seorang panglima menemukan keluarga tersebut di kandang babi bekas jajahan belanda yang ada di perbatasan sana. Sehingga dengan segala kemurahan hati raja Lee Gon, keluarga itu diizinkan untuk memasuki istana.

Keluarga itu terdiri dari seorang pemuda, istri dan satu putranya yang sepantaran dengan usia putra mahkota kerajaan, juga seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari pemuda tersebut.

Raja Lee Gon memberikan paviliun di istana selatan sebagai tempat tinggal mereka, sang raja memberikan kehidupan yang jauh lebih layak daripada sebuah petakan yang bercampur dengan para babi milik bangsawan seberang sebelumnya.

"Terimakasih yang mulia, anda telah sangat murah hati sekali memberikan kami tempat tinggal yang layak, kami berjanji akan mengabdikan seluruh hidup kami untuk anda dan keluarga anda, yang mulia" ucap pemuda Gwojeong Min.

"Tinggalah dengan nyaman di istana, kami punya segala yang kalian butuhkan" balas raja Lee Gon dengan senang hati.

Pemuda Gwojeong Min berlutut teramat berterimakasih pada raja Lee Gon.

Seiring berjalannya waktu pemuda Gwojeong Min diberikan posisi penting dalam kerajaan, yaitu sebagai panglima yang menjaga di sisi raja. Sedangkan istrinya Hye Sun menjadi pelayan di istana ratu Haram.

Raja Lee Gon teramat mempercayai Gwojeong Min dan keluarganya, sehingga anak-anak mereka tumbuh bersama dalam lima tahun lamanya. Posisi-posisi pejabat dan parlemen pun setiap tahunnya pasti ada pergeseran. Melengserkan para tetuah dan digantikan oleh keturunan mereka yang lebih muda.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang