"Damaya, buka pintunya!" teriak Sugyon.
.
Damaya melotot, ia menelan ludahnya susah payah, takut-takut kalau raja akan mengakui diri dihadapan sang ibu.
"Damaya!! buka pintunya, atau aku terpaksa akan mendobraknya, aku tau kau pasti di dalam!" teriak pria itu, sehingga sang ibu panik, terlebih ibunya itu tidak bisa melihat dan hanya mengandalkan pendengaran.
"Ada apa ini Damaya... Siapa di luar??" panik sang ibu.
"Eomma, um, tenanglah, itu hanya teman banditku, mungkin dia sedang mabuk" Damaya mengode Meokju agar membawa ibunya ke kamar, dan menenangkan sang ibu, sedangkan ia langsung keluar menemui raja untuk membungkam mulutnya.
"Damayaaa..., buka, aku tidak main-main!" teriak raja lagi. Sebelum ia mendobrak pintu, Damaya keluar dengan wajah penuh api kemarahan. Gadis itu menarik tangan raja dan menyeretnya menjauh dari rumah, supaya sang ibu tidak bisa mendengar apapun.
"Sayangku"
Plaakk!
"Tutup mulutmu jeonha, tidak seharusnya pria penghianat sepertimu, memanggilku seperti itu!, untuk apa kau datang ke sini?" marah Damaya.
"Penghianat katamu?" balas raja dengan nada berusaha memahami makian yang dilontarkan sang gadis.
"Pria brengsek! penghianat, pembohong! apakah kurang jelas di telingamu?" Damaya semakin memaki tanpa segan, kini Sugyon mulai paham situasi, apakah Damaya sudah tau soal ia tidur dengan permaisuri?, Oh jelas. Itulah mengapa sang gadis kabur dari istana.
"Aku bisa jelaskan padamu, ku mohon dengarkan aku" mohon Sugyon dengan nada bersungguh-sungguh.
"Apa yang akan kau jelaskan padaku, jeonha?? aku jelas-jelas melihatmu bercinta dengan permaisuri, oh jadi itu alasanmu menolak menghabiskan sisa malam bersamaku sebelum kau pergi, agar kau bisa bercumbu semalaman dengan permaisuri???? dasar keparat!" Damaya berteriak kesal. Ntah kenapa emosinya juga tidak dapat di tahan.
Sugyon menelan ludah, karena tidak dapat menampik kenyataan, ia terbangun dengan kondisi telanjang bersama permaisuri. Raja memeluk Damaya, berusaha untuk menenangkan gadis itu, tetapi Damaya memberontak.
"Lepaskann!!!! aku tidak mau dipeluk pria keparat sepertimu jeonha, pembohong! Penghianat!" Sugyon semakin mempererat tubuh Damaya dalam dekapannya.
"Eunghh!" Sugyon mengerang saat Damaya menggigit tangannya, tetapi pria itu tetap mendekap sang gadis.
Damaya merasa usahanya berontak juga sia-sia, pria itu tidak kesakitan walaupun ia gigit sampai hampir berdarah. Sehingga Damaya menyerah, ia menangis, terisak kesal karena raja mengingkari janjinya.
"Maafkan aku, tolong maafkan aku" ucap Sugyon dengan nada sendu, merasa bersalah.
"Seharusnya aku tau dimana posisiku, permaisuri lebih berhak untuk memilikimu daripada aku, tapi kau tau jeonha, rasanya sakit sekali" Damaya terisak. Kesal sekali jika mengingatnya. Ia tak suka membagi apapun miliknya dengan orang lain.
"Maafkan aku, itu kesalahan, permaisuri pasti telah melakukan sesuatu, aku sungguh tidak benar-benar ingat, tolong ampuni aku Damaya" Sugyon mendekap gadis itu seraya mengelusi kepalanya.
"Lepaskan aku" kata Damaya lagi.
"Aku kesini karena aku tidak akan melepaskanmu" balas Sugyon dengan nada tegas.
"Perutku sesak, aku mau muntah"
"Aku tau kau berbohong sayang" Sugyon semakin erat memeluk Damaya lantaran takut tiba-tiba gadis itu mendorongnya, jadi ia harus membuat pertahanan yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Fanfiction°Dark romance° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛�...