"Damaya, kau tidak tau? Kalau permaisuri malam ini bermalam di kamar yang mulia raja?!"
Mendengar ucapan tersebut, tentu langsung memacu bara api yang siap berkobar. Bola mata Damaya melotot, dadanya bergemuruh merasakan aliran panas dalam tubuhnya. Yang mulia raja mengingkari janji yang sudah mereka sepakati?.
Brengsek!.
"Darimana kau tau, Mung Woo?" Tanya Damaya dengan nada yang menekan, kesal.
"Aku baru saja menyediakan pemandian untuk permaisuri, dia bahkan memoles diri begitu cantik, dan aku mendengar dari pelayan setianya bahwa raja meminta permaisuri untuk datang ke kamarnya, malam ini" jawab Mung Woo dengan wajah polos, tak bermaksud memanasi, ataupun mengadu domba agar terjadi pertengkaran. Ia hanya mengatakan apa yang sejujurnya.
Mung woo pikir juga Damaya tidak akan marah mengenai hal itu, mengingat permaisuri memang istri sah raja. Seharusnya Damaya yang tau posisi, siapa dirinya di istana itu.
Gadis temannya tersebut, bahkan tidak tau apapun tentang perjanjian antara dirinya dan Raja untuk ketidak bolehan sang raja tidur dengan wanita lain, sekalipun itu permaisuri ataupun selirnya.
"Pria memang tidak dapat dipegang janjinya, sialan, dasar pria keparat!" Gumamnya, lalu ia menghentakkan kaki sebelum benar-benar meninggalkan kamar dengan kemarahan yang menggebu-gebu.
"Damaya!, kau mau kemana!!!" Mung Woo berteriak di belakang. Namun, Damaya tidak menggubrisnya sedikitpun, ia akan memastikannya sendiri ke kamar yang mulia raja, ia tidak percaya bahwa sang raja berhianat atas janjinya.
Sepanjang perjalanan menuju istana raja, Damaya mengumpat dan mengomel. Ia bahkan memaki serapah sang raja tanpa sungkan.
Lalu, sesampainya di kamar sang raja, Damaya langsung di cegat oleh para prajurit dan pelayan yang menjaga di depan pintu kamar sang raja. Mereka berjajar seolah tengah diperintah agar menjaga kamar dari gangguan siapapun.
"Kau tidak boleh masuk, permaisuri dan raja sedang tidak bisa diganggu!" cegah sang pelayan permaisuri dengan wajah memicing tajam, bola matanya seolah meremehkan Damaya, karena pelayan setia permaisuri jelas tau siapa gadis yang datang dan ingin mengacau ini.
"Minggir!!! aku tidak punya urusan dengan kalian!" balas Damaya, memberontak, bahkan ia dengan berani mendorong tubuh pelayan permaisuri.
"Kau benar-benar pelayan tidak tau diri dan tidak tau malu, siapa kau berani mengganggu waktu yang mulia raja dengan permaisuri, pergilah, atau aku akan meminta para prajurit menyeretmu dengan kasar. Pergilah selagi aku masih berbaik hati!" Teriak sang pelayan permaisuri dengan sok.
Tetapi Damaya masih tidak mau menyingkir, dengan berani dan angkuhnya gadis itu, ia mendorong pelayan permaisuri hingga tersungkur ke lantai, para rajurit pun sontak memegangi Damaya dan siap menyeretnya keluar.
Suara kegaduhan di depan kamar raja terdengar hingga ke telinga permaisuri. Kim Hwara tau, pasti gadis pelayan itu yang ingin mengacaukan rencananya lagi kali ini.
Karena permaisuri tidak ingin ketahuan jika sang raja sampai tersadar dari efek ramuan tersebut, sehingga permaisuri akan melancarkan rencana kedua dengan cepat, permaisuri berpura-pura ia telah melakukan kegiatan intim dengan raja, guna untuk menipu Damaya.
Permaisuri bahkan dengan berani melepas pakaian dalam sang raja tanpa sungkan, lalu mengecupi beberapa bagian tubuh suaminya itu agar terlihat lebih nyata. Permaisuri pun melakukan hal yang sama, ia menyisakan pakaiannya yang berantakan seolah mereka telah bermain panas, ia mengacak-acak rambutnya sendiri, lalu memposisikan tidur mendekap sang raja selagi kepalanya bersandar di dada suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Fiksi Penggemar°Dark romance° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛�...