18 | There is no obvious side

223 59 24
                                    

"Jeonha, tidakkah anda pikir matang-matang terlebih dahulu, menggeser posisi permaisuri itu tidaklah mudah. Apalagi Jeonha menikahinya dalam tempo kurang dari satu tahun. Dan permaisuri pun tidak memiliki sesuatu hal yang buruk untuk menjadi alasan pelengserannya" tutur Namju Kim mengingatkan.

"Itu dia Kim, aku juga bingung. Bagiamana caraku melengserkan permaisuri dan melantik Damaya menjadi satu-satunya ratu dinasti ini" balas Sugyon dengan raut cemas.

"Semua tatanan negara ini tidak bisa seenaknya berubah Jeonha, saya tau anda mencintai Damaya, tetapi bukan berarti anda bisa melengserkan permaisuri tanpa ada sebab"

"Semakin hari perut Damaya akan membesar, aku tidak mau dia di cap sebagai perempuan tak baik, karena hamil di luar pernikahan"

"H-hamil?" Namju Kim hampir tersedak mendengarnya.

"Kenapa bisa hamil jeonha"

"Tentu saja karena aku yang menghamilinya, itulah kenapa aku pusing sekarang. Aku menjanjikan Damaya untuk menjadi permaisuri, dan aku tidak punya alasan yang cukup untuk melengserkan permaisuri sekarang"

Namju Kim menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Apa yang harus aku lakukan sekarang Kim, sedangkan Damaya tak mau mendapatkan posisi selir" tutur Sugyon penuh kecemasan.

Kelemahan Sugyon adalah ketika ia jatuh hati ia akan benar-benar menjadi pria paling bodoh sedunia.

Perdana menterinya itu juga ikut pusing memikirkan rajanya yang tengah dimabuk asmara. Tetapi satu yang membuat Namju Kim curiga dengan gadis bernama Damaya itu, kenapa dia sampai ingin menjadi seorang permaisuri satu-satunya? sedangkan seharusnya posisi selir saja sudah cukup kuat untuk melahirkan seorang pewaris bagi kerajaan.

Namju Kim merasa ada yang tidak beres disini.

Berbeda situasi dengan gadis itu yang kini hanya berbaring saja ke kanan dan ke kiri, menimbang langkah apa yang harus ia ambil untuk segera menghancurkan dinasti keji ini, memandang bola mata tua penuh dosa itu membuat dendam Damaya kian berkobar.

"Ehm! kau sedang apa sayang" panggil Sugyon, sesaat setelah memasuki kamarnya.

"Tidak ada yang aku lakukan jeonha, aku hanya sedikit bosan karena tidak melakukan apa-apa"

"Katakan padaku, apa yang ingin kau lakukan supaya tidak bosan, hm?" Sugyon ikut berbaring memeluk gadisnya itu.

"Aku ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan" balas Damaya seraya memainkan jemarinya di dada bidang Sugyon yang terbalut zirah kehormatan itu.

Di tangkaplah jemari Damaya, lalu Sugyon menciumi ruas-ruasnya. "Mau pergi ke luar istana? menghabiskan waktu untuk bermain-main?" tawar Sugyon.

"Ide bagus"

"Mau pergi sekarang?" tawar Sugyon lagi.  Damaya menganggukkan kepala senang. Keduanya kini keluar istana, dengan pakaian yang masih saja mewah, seperti seorang bangsawan. Sugyon bahkan tak sungkan-sungkan memamerkan kemesraan di istana, menaikki kuda bersama Damaya.

Permaisuri benar-benar panas melihat hal itu, selama di nikahi bahkan ia tidak pernah mendapatkan satu senyuman pun dari suaminya. Padahal Seoran sudah mengenal raja sejak kecil. Tetapi ketika impiannya terwujud untuk bisa menikah dengan pria itu, justru dirinya harus menelan pahit kenyataan suaminya bermain-main dengan gadis lain.

"Agassi, anda menangis?" tutur sang pelayan setianya.

"Tidak"

Permaisuri menyingkir begitu saja, ia pergi ke tempat panahan, untuk melampiaskan kemarahannya itu. Tidak ada satupun panah yang meleset, sampai akhirnya tangannya berdarah karena terkena bulu tajam anak panahnya sendiri.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang