Pemilihan calon ratu resmi di adakan hari ini, dari sekian banyaknya kandidat calon permaisuri dan para selir, hanya tersisa beberapa kandidat terpilih saja yang telah disaring berdasarkan strata dan garis keturunan, tiga kandidat ratu diantaranya dari klan yang terkuat, dan tiga selir dari keluarga bangsawan yang akan bersaing.
Semuanya akan diseleksi hari ini, mulai dari sikap perilaku, dan kesehatan fisik, serta kecerdasan intelektual yang akan menjadi bahan pertimbangan dari pemilihan ratu dan selir untuk sang raja Sugyon Min.
Namun berbeda situasi dengan pria yang mengenakan baju zirah kerajaan tersebut, ia tengah mondar mandir, hati sang raja sepertinya kian gunda dan gelisah, ia takut, bagaimana kalau setelah menikah nanti ia tidak bebas melihat Damaya dari dekat? bagaimana kalau Damaya akan mendapatkan masalah?, pasti nenek suri akan sangat menentang hal tersebut, karena mengingat posisi Damaya hanyalah seorang pelayan.
Sungguh hanya itu yang dipikirkan oleh sang raja saat ini.
"Aku ingin Damaya yang tetap melayani semua keperluanku tanpa terkecuali, dan aku tidak mengijinkan dia bertugas di istana ratu, bahkan ketika nenek suri yang memintanya langsung" peringat Sugyon dengan posesif pada sang perdana menteri.
"Tapi Jeonha, anda tidak boleh memiliki perasaan dengan seorang pelayan, hal tersebut justru akan membahayakan gadis itu, Jeonha"
"Aku yang akan menjaganya"
"Jeonha.."
"Aku jatuh cinta padanya Kim, jangan halangi keinginan murniku, dan kau tidak berhak mengatur kepada siapa aku menaruh hati" ujar yang mulia raja penuh penekanan.
"Baiklah, saya akan membantu anda semampu saya, jeonha" Namju Kim menyerah, karena sampai kapanpun ia tidak mungkin bisa melawan keinginan sang raja, keinginannya juga merupakan perintah baginya.
"Memang itulah jawaban yang ingin ku dengar darimu, Kim" Sugyon tersenyum seraya menepuk pundak Namju Kim.
Seleksi pemilihan ratu dan selir telah usai, setelah hampir seharian penuh para kandidat tersebut mengikuti rentetan ujian yang penuh persaingan sengit, kini Sugyon tersenyum kecut, mengingat pemilihan ratu ini hanyalah settingan semata, percuma kandidat lain menggebu-gebu kalau yang di inginkan nenek suri hanyalah Kim Hwara.
Dari semua rentetan ujian yang dijalankan, Kim Hwara memang yang selalu unggul, secara fisik Hwara telah ideal menjadi seorang permaisuri untuk raja, sikap dan perilaku yang sangat sopan sudah melekat dalam darah bangsawan yang Hwara miliki, karena sejak kecil Hwara sudah menerima didikan tersebut, sehingga tidak sulit untuk melakukannya, sedangkan kecerdasan intelektual yang di miliki Hwara, tidak perlu diragukan lagi.
Jelas para anak-anak pejabat di tuntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan menempuh pendidikan tinggi yang setara dengan para laki-laki. Alasan tersebut cukup untuk mendukung Kim Hwara menjadi pemenang dalam kegiatan pemilihan ratu tersebut, walau sisanya adalah bantuan dari orang dalam.
Di sisi lain,
Gadis bernama Han Seoran merasakan kekesalan yang memuncak karena terpilihnya ia menjdi selir sang raja. Jika ada Kim Hwara yang menggebu-gebu ingin memikat hati yang mulia raja, Han Seoran berbanding terbalik, ia tidak menginginkan situasi ini, ia memiliki kekasih yang amat ia cintai, pergi ke istana kerajaan adalah paksaan dari sang ayah, bahkan ayahnya mengancam akan membunuh kekasihnya kalau ia tidak pergi ke istana untuk mengikuti seleksi selir resmi kerajaan.
Gadis itu menangis tidak terima, lantaran pupus sudah harapan untuk menikah dengan kekasihnya, dan menerima takdir sial menjadi selir kerajaan.
Calon ratu dan selir sudah diputuskan untuk tinggal di istana mulai hari ini, karena mereka hanya akan menunggu hari pernikahan dan pelantikan selir resmi kerajaan saja, sehingga istana para ratu sudah diisi mulai nanti malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majesty
Fanfiction°Dark romance° 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐬𝐮𝐫 𝐠𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐠𝐮𝐥𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐬𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧𝐚𝐧 🔞 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐚𝐲𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧, 𝐛�...