08 | Shackled

361 104 46
                                    

Ritual malam pertama,

Sugyon dan Hwara kini berada di dalam kamar utama kerajaan. Yang mulia raja duduk di sisi timur dan menghadap ke barat, sedangkan permaisuri duduk di sisi barat menghadap ke timur, keduanya berhadap-hadapan.

Teko yang berisikan anggur merah hasil fermentasi yang sempurna itu kini menjadi saksi malam berharga untuk raja dan permaisuri. Kim Hwara, menuangkan anggur kedalam cangkir raja dengan sangat berhati-hati. Begitupun dengan Sugyon, ia menuangkan anggur kedalam cangkir permaisurinya.

Di teguklah anggur itu hingga habis dalam sekali minum. Keduanya pun berbagi makanan di piring yang sama, sebagai tahap permulaan sebelum menuju kegiatan intim, sesuai prosedur kerajaan secara turun temurun. Ritual malam pertama harus dilakukan dengan hikmat sesuai buku panduan yang sudah ada sejak zaman raja terdahulu, guna agar mereka mendapatkan pewaris dan putra mahkota yang unggul.

Setelah makanan di piring mereka sudah habis, kini keduanya harus mengganti pakaian. Mereka dipersilahkan lebih dulu untuk mengganti baju zirah mahal itu dengan baju yang di khususkan untuk ritual malam pertama. Permaisuri mengganti pakaiannya dibalik tirai. Dan Hwara sedikit terkejut saat ia telah selesai mengganti pakaian, tetapi yang mulia raja tetap duduk tenang dengan masih menggunakan zirah kehormatannya.

"Anda tidak mengganti pakaian anda, yang mulia?" tanya permaisuri tanpa ragu.

"Apakah aku perlu mengganti pakaianku, permaisuri?" balasnya datar.

Hwara meneguk ludah susah payah, pikirannya semakin kacau kala yang mulia raja tiba-tiba menarik pinggangnya sehingga wajah mereka kini sangat dekat. Pria itu tersenyum smirk, lalu jemarinya mengelus pipi sang permaisuri, bahkan ibu jarinya sudah mengusap bibir Hwara dengan lembut.

"Kau cantik permaisuriku" Hwara tersenyum senang, bahkan ia mungkin akan melompat kegirangan kalau saja ia tidak sedang dalam situasi mendebarkan ini, astaga.. apakah ia sedang bermimpi??? Tidak, ini bukan mimpi!.

Sugyon semakin merapatkan tubuhnya, lalu mendekati telinga sang permaisuri.

"Sayangnya hatiku sudah dimiliki seseorang, bahkan ia sudah mencurinya sejak lama. Ku tidak perlu mengharapkan apapun tentang malam pertama kita, karena aku tidak akan memenuhi keinginanmu, permaisuriku" tutur Sugyon lembut namun menusuk.

Deg!.

Perasaan yang tadinya sedang berada diatas awan, kini seperti dijatuhkan kedalam inti bumi. Dada Kim Hwara memburu penuh kemarahan dan dengki, atas perlakuan dan penghinaan yang ia terima ini.

"Tapi anda membutuhkan keturunan yang mulia" ucap sang permaisuri seraya mengeratkan tangannya di punggung yang mulia raja Sugyon.

"Jangan pernah berkhayal setinggi itu permaisuriku, dan pula aku tidak akan membiarkanmu mencelakai wanita yang ku cintai, sudah cukup selama ini ayahmu berdrama dan menginginkan cucu yang akan memimpin negara ini. Air maniku tidak akan pernah memenuhi rahimmu, bahkan satu tetes pun"

Kini Hwara benar-benar memuncak, sehingga ia meremat pakaiannya sendiri dengan geram.

"Sekali kau menyentuh Damayaku, jangan harap ayahmu dan seluruh keluargamu dapat hidup dengan tenang, pedangku haus darah seorang penghianat. Aku menikahimu karena aku menyayangi nenek suri, dan bagiku, pernikahan ini hanya untuk menyenangkan ayahmu yang serakah itu, tidak ada cinta di antara kita, jadi bersikaplah layaknya seorang istri yang patuh" 

Sugyon melepaskan kasar tubuh Hwara, lalu beranjak begitu saja darisana, membiarkan permaisuri terbakar oleh kemarahan yang memuncak. Hwara tidak memiliki power apapun, lantaran ia juga akan dibunuh oleh sang ayah jika sampai ia menimbulkan kekacauan.

MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang