22. Tamu Misterius

224 33 1
                                    

Yeri memelototi siapa pun yang melirik Chanyeol. Tatapannya seperti mengatakan: apa lihat-lihat!

Sejak tadi banyak suster maupun staff rumah sakit yang bertanya langsung kepada Chanyeol, mempertanyakan tentang kebenaran dari rumor yang beredar.

Chanyeol tak punya pilihan lain untuk berbohong, menjelaskan jika ia dan Baekhyun hanya berteman.
Sekarang mereka aman di taman rumah sakit. Hanya ada beberapa keluarga pasien yang duduk di sekitar sana.

Mereka sengaja menghindari kantin, karena semua karyawan selalu berkumpul si sana ketika jam makan siang. “Kenapa kau tidak jujur saja?”

“Kau gila! Aku bisa diamuk massa kalau mereka tau dokter Byun yang sempurna berhasil kupacari.”

Membayangkan ia akan dikeroyok oleh fans Baekhyun sungguh mengerikan.

“Lalu sampai kapan kalian akan bersembunyi?”

Chanyeol juga tidak tau, dia belum siap untuk menerima hujatan lebih banyak lagi. Apalagi memikirkan posisi Baekhyun. Penilaian orang terhadap Baekhyun pasti akan berubah. Chanyeol tak ingin Baekhyun dipandang rendah oleh semua orang.

_____

Untuk menghindari rumor baru menyebar lagi, Chanyeol sengaja pulang dengan bis sendirian. Padahal tadi Baekhyun sudah berpesan untuk menunggunya di parkiran.

Untuk sementara waktu, mereka harus menjaga jarak. Tinggal bersama Baekhyun membuat Chanyeol lupa untuk menjalankan misinya menurunkan berat badan.

Padahal sebelum keluar negeri, Hwasa sudah berpesan, olahraga yang teratur dan mengatur pola makan akan mendekatkannya dengan mimpi mempunyai tubuh impian.

Ia juga tak ingin menyalahkan Baekhyun. Kekasihnya selalu memasak setiap hari, Chanyeol tak enak hati untuk tidak menghabiskan masakan Baekhyun.

“Kalau begini aku tak akan kurus.” Keluhnya.

Besok ia bertekad akan kembali mendatangi tempat Gym. Semua ini demi Baekhyun, agar ia pantas bersanding dengan dokter muda itu.

“Kenapa kau pulang sendiri? Sudah kubilang tunggu aku di parkiran.” Baekhyun baru saja pulang dan langsung memarahi Chanyeol.

“Kenapa kau tak ingin pulang bersamaku? Apa kau malu jika orang-orang menganggapmu gay?”

Chanyeol menghela nafas lemah. “Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Apa kau tak malu dinggap gay bersamaku?”

Lagi, lagi Chanyeol mematik api dalam hubungan mereka. Bagi Baekhyun, ia tak pernah malu mempunyai kekasih seperti Chanyeol. Sayangnya Chanyeol selalu meragukan cintanya.

“Untuk apa aku malu? Kalau aku malu, sudah dari awal aku menghindarimu. Kenapa kau selalu meragukanku?” Mata Baekhyun berkaca-kaca.

“Bukan seperti itu, semua orang membicarakan kita... mereka bisa saja mengejekmu. Aku tak ingin kau direndahkan oleh orang lain.”

Baekhyun menyentuh kedua bahu Chnayeol dengan lembut dan meletakkan tangannya disana. Mereka saling bertatapan.

“Jangan selalu mengkhawatirkanku. Aku tak mempermasalahkan penilaian orang lain
terhadapku, yang terpenting adalah hubungan kita.”

Chanyeol merasa terharu mendengar ketulusan Baekhyun.

“Berikan aku waktu, tunggu aku sedikit lebih tampan. Setidaknya kau bisa membanggakan kekasihmu yang tampan di depan orang yang menghinamu.”

“Baiklah, tapi yang harus aku tau, aku tak pernah malu memilikimu.”

Tanpa diduga Baekhyun mengambil langkah lebih dulu menyesap bibir Chnayeol. Sebelumnya mereka belum pernah berciuman di bibir. Chayeol hanya berani mencium kening dan pipi Baekhyun.

DOKTER BYUN DAN PERAWAT PARK (CHANBAEK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang