2. Bagaimana Cara Melupakanmu

3.5K 493 42
                                    

Yeri meangis histeris mendengar penuturan Chanyeol. Sahabat karibnya memilih untuk mengundurkan diri. "lalu setelah ini kau mau kerja apa?"

Hanya ada helaan nafas dengan keputusasaan yang tersisah. "mungkin aku akan pulang ke kampung halamanku dan membantu orang tuaku berdagang disana atau aku akan mencari rumah sakit disana untuk melamar pekerjaan."

Yeri menggeleng, merasa tak ikhlas, Chanyeol sudah seperti saudaranya sendiri. "lalu bagaimana denganku? Kau tega sekali meninggalkanku sendirian hiks huuaaaaaaaa."

Untung mereka hari ini datang paling pagi, kalau tidak semuanya akan heboh kerena tangisan Yeri yang tidak bisa dibilang pelan.

Chanyeol hanya bisa memeluk dan mengelus kepala Yeri. "kita masih bisa bertemu, kau bisa datang ke tempatku atau sebaliknya."

Yeri menghapus air matanya yang mengalir di pipi. "kau janji—"

"Wow ada apa dengan sepasang kekasih ini?"

Chanyeol dan Yeri sama-sama terkejut ketika Nayeon sudah berdiri didekat mereka. Sambil meniup ujung-ujung kukunya yang bercat pink, Nayeon memperhatikan Yeri dan Chanyeol dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Jagan lupakan dengan pandangan merendahkan andalannya.

"well, kalian berdua adalah pasangan yang serasi. Park Chanyeol, kenapa kau membuat wanitamu menangis sepagi ini? Apa Yeri sedang hamil?" tuduhnya tanpa perasaan.

Yeri ingin sekali menjambak rambut hitam Nayeon, wanita bermulut pedas dengan kelakuan minus kenapa bisa dia mempunyai cita-cita ingin menjadi perawat, alih-alih menjadi tanaga medis yang membantu menyelamatkan nyawa banyak orang, dia lebih cocok menjadi wanita malam yang sering nongkrong di trotoar.

"Chanyeol bukan lelaki yang seperti itu? Sepertinya wajah mulusmu itu perlu diberi tanda." Yeri menahan geram, kalau mereka sekarang bukan sedang bertugas di rumah sakit, mungkin wajah Naeyon tak akan semulus itu lagi.

"aku tak peduli, tapi tangisanmu membuat orang terganggu. Jadi tolong urusan rumah tangga kalian diselesaikan diluar sana. Uch, lama-lama berbicara dengan kalian membuat bulu kudukku merinding."
Nayeon sedikit takut dengan ancaman Yeri. Aneh sekali, biasanya Yeri tak pernah semarah ini hanya karena godaannya.

"pergi kau dari hadapanku sebelum sepatuku kumasukkan kedalam mulutmu!" Yeri tak main-main, dia sudah mengambil ancang-ancang membuka sepatunya. Hari ini dia  sensitif sekali karena Chanyeol akan mengundurkan diri dari rumah sakit.

Dengan langkah seribu Nayeon secepat kilat menghilang dari hadapan mereka. Yeri menarik nafas beberapa kali, bisa-bisa dia mengalami darah tinggi kalau makhluk seperti Nayeon semakin banyak di rumah sakit ini.

.
.
.

Chanyeol menghela nafas untuk kesekian kalinya di pagi ini. Tadi ia sudah akan mengajukan surat pemunduran diri ke pihak rumah sakit. Tapi masalah selalu datang bertubi-tubi. Belum sempat ia menyembuhkan lukanya karena sang pujaan hati akan menikah, sekarang orang tuanya sedang mengalami kesulitan ekonomi karena gagal panen. Chanyeol tau diri untuk tidak tambah menambah beban orang tuanya. Pilihan paling benar adalah tetap bekerja disini.

"aku tak tau harus bahagia atau sedih atas kabar dari orang tuamu Chan." Yeri menepuk pelan bahu Chanyeol, malang sekali nasib sahabatnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

"aku yang salah, seharusnya aku tidak seegois ini. Hanya karena patah hati aku menyerah menjadi perawat. Orang tuaku pasti akan kecewa jika alasan aku berhenti bekerja hanya karena ditinggal nikah oleh orang yang kusuka."

Yeri paham dengan perasaan Chanyeol, oleh karena itu dia akan menghibur Chanyeol sebisanya. Melupakan seseorang memang taklah mudah, Yeri juga pernah patah hati dan rasanya memang sangat sakit. Tapi bukan berarti dunia kita akan berhenti hanya karena patah hati.
Dia pernah membaca sebuah artikel, seseorang bisa melupakan orang yang membuatnya patah hati jika dia mencoba untuk membuka hati untuk orang yang baru.

DOKTER BYUN DAN PERAWAT PARK (CHANBAEK) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang