Pagi itu, Bianca baru saja bangun dari malam yang penuh kegelisahan ketika ponselnya berdering. Petugas administrasi rumah sakit berada di ujung telepon dengan suara yang tenang namun tegas, menyampaikan berita yang membuat hati Bianca kembali terhimpit.
"Operasi pasien William telah selesai, namun ia membutuhkan perawatan intensif lebih lanjut," suara petugas itu menjelaskan. "Kami harus menambah beberapa tindakan medis yang tentu saja akan menambah biaya perawatan."
Bianca terdiam, berusaha memproses informasi itu. Kepalanya penuh dengan kekhawatiran. Biaya perawatan William sudah lebih tinggi dari yang bisa ia bayangkan, dan sekarang, kebutuhan biaya semakin bertambah. Ia menutup telepon dengan perasaan cemas yang semakin dalam.
Bianca menatap kosong ke arah jendela, merenungi situasi yang kian sulit. Hatinya dipenuhi rasa bersalah dan ketakutan; William membutuhkan pertolongan medis, dan ia, sebagai satu-satunya yang bisa diandalkan, merasa terjebak dalam dilema yang tak kunjung berakhir.
Dengan berat hati, Bianca tahu ia harus segera mencari jalan keluar.Kepala pelayan Hans menatap Bianca dengan sedikit ragu, lalu mengangguk perlahan. "Baiklah, saya akan mengantarkan Anda ke ruang kerja Tuan Richard," ucapnya dengan nada sopan.
Bianca mengikuti Hans dengan langkah gontai, hatinya masih penuh dengan pergulatan batin. Ia terus mengingat perkataan Richard semalam, dan air mata yang hampir tak bisa ditahannya mulai menetes. Ia merasa terjebak dalam situasi yang tak memberikan pilihan lain selain menjual harga dirinya demi kekasihnya.
Setelah beberapa menit, mereka tiba di depan pintu ruang kerja Richard. Hans mengetuk pintu dengan sopan. "Tuan Richard, Nona Bianca ingin bertemu dengan Anda," katanya.
Dari balik pintu terdengar suara Richard yang berat. "Masuklah."
Bianca melangkah masuk, tangannya gemetar. Ia melihat Richard duduk di belakang mejanya, pandangannya tajam menatapnya saat ia berjalan mendekat. Hans menutup pintu di belakang mereka, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan yang mencekam.
Bianca berdiri di tengah ruangan, menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat kecil dan lemah di hadapan Richard, tetapi dalam benaknya, ia tahu bahwa ini mungkin satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan William.
"Anda ingin berbicara dengan saya, Bianca?" Richard akhirnya memecah keheningan, suaranya terdengar dingin dan penuh kendali.
Bianca menarik napas dalam-dalam, lalu dengan suara pelan dan gemetar, ia berkata, "Tuan... Saya... Saya butuh bantuan Anda. William, kekasih saya, dia... dia butuh perawatan lebih lanjut. Saya... saya tidak tahu bagaimana caranya untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi."
Richard menatapnya dengan tatapan yang tak terbaca, dan Bianca merasa seluruh tubuhnya bergetar di bawah pandangan itu. "Jadi, Anda datang untuk menerima tawaran saya?" tanyanya dengan nada yang tenang tapi penuh ancaman.
"Ya Tuan" Bianca memejamkan mata saat ia mengucapkan kata-kata itu. Hatinya terasa hancur, seolah harga dirinya telah diinjak-injak. Hanya sehari sebelumnya, ia dengan tegas menolak dan bahkan menampar Richard, bersumpah bahwa ia tidak akan pernah menjadi "jalang" seperti yang dikatakannya. Namun, pagi ini, kenyataan pahit memaksanya untuk memohon pada pria itu, siap menjual dirinya demi William.
Richard tersenyum tipis, menyadari kemenangan yang baru saja diraihnya. "Baiklah," ucapnya, suaranya dingin namun puas. "Pengacaraku akan menyusun perjanjian itu. Ingat, Bianca, setelah ini, kau terikat. Kau tidak akan bisa pergi atau keluar begitu saja dari sini." Tatapan Richard menusuk dalam-dalam, seakan memberi peringatan terakhir. Bianca hanya mengangguk lemah, tidak sanggup membalas pandangan penuh kuasa itu.
Tanpa berkata apa-apa lagi, Bianca meninggalkan ruang kerja Richard dengan langkah berat. Jiwanya terasa hampa, terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan. Setiap langkah yang diambilnya terasa semakin jauh dari kebebasan, semakin tenggelam dalam cengkeraman Richard. Namun, ia harus melakukannya—demi William, demi satu-satunya orang yang pernah mengerti dan mencintainya tanpa syarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid 21+
Teen Fiction21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard Allexander. Tanpa bianca sadari hidupnya sudah sepenuhnya milik Richard tanpa bisa pergi darinya "Say...