17. Di bawah kendali hasrat 21+

65.1K 347 11
                                    

Bianca terbangun dari tidur siangnya, sinar matahari sore yang lembut masuk melalui jendela, menciptakan bayangan indah di sekitar kamar. Keadaan kamar masih sepi, dan tidak ada tanda-tanda Richard di sekitarnya. Dengan rasa penasaran, Bianca berjalan ke jendela dan mengintip ke luar, namun mobil Richard belum ada di parkiran.

Merasa gelisah dan ingin meredakan perasaan itu, dia memutuskan untuk memanjakan dirinya. Melangkah menuju kamar mandi, Bianca mulai mengisi bathtub dengan air hangat. Dia menuangkan beberapa tetes wewangian yang menenangkan ke dalam air, menciptakan aroma lembut yang mengisi ruangan. Setelah itu, dia melepaskan pakaiannya perlahan dan dengan hati-hati merendam tubuhnya ke dalam air yang hangat. Matanya terpejam, merasakan sensasi damai yang mulai meresap ke dalam tubuhnya.

Sementara itu, Richard tiba di villa setelah hari yang melelahkan. Saat masuk, dia mendapati rumah sepi. Tidak ada Bianca di ruang tamu, dan kamar utama pun kosong. Setelah memeriksa beberapa ruangan, langkahnya berhenti di depan kamar mandi. Mendorong pintu dengan lembut, ia melihat Bianca berendam dengan tenang di dalam bathtub. Pancaran sinar matahari yang tersisa dari jendela kamar mandi menyoroti kulit Bianca yang berkilau di antara busa, membuat pemandangan itu semakin menawan.

Tanpa sepatah kata pun, Richard mulai melepaskan bajunya. Dengan gerakan yang tenang namun penuh kepastian, dia mendekati bathtub. Bianca, yang mendengar langkah-langkah halus mendekat, membuka matanya. Sejenak, mereka saling pandang. "Tuan," bisiknya lembut, suaranya penuh kehangatan saat melihat Richard kembali.

Richard tidak berkata apa-apa, hanya melangkah masuk ke dalam bathtub. Dia merebahkan diri di belakang Bianca, tubuhnya yang kokoh bersentuhan langsung dengan tubuh lembut Bianca. Tubuh-tubuh mereka yang telanjang berimpitan di air hangat itu, menciptakan keintiman yang tidak bisa disangkal. Perlahan, Richard melingkarkan lengannya di sekitar perut Bianca, menariknya lebih dekat.

Keheningan memenuhi ruangan, hanya suara gemericik air yang terdengar samar. Tangan Richard terasa kuat namun lembut saat ia mengusap perut Bianca, memberikan rasa aman dan nyaman. Bianca tidak bergerak, hanya membiarkan dirinya terbuai oleh kehangatan yang melingkupinya. Jantungnya berdegup cepat, namun ada rasa damai yang merayap perlahan dalam dadanya.

Richard menundukkan kepalanya sedikit, mendekatkan bibirnya ke telinga Bianca. "Kau tampak damai," suaranya rendah, hampir berbisik, namun penuh dengan kuasa. Bianca hanya bisa mengangguk kecil, merasa seluruh tubuhnya mulai merespons kehadiran Richard.

Sementara itu, tangan Richard tetap berada di perutnya, menciptakan tekanan yang membuat Bianca semakin tenggelam dalam keintiman yang mereka ciptakan bersama. Sinar matahari sore perlahan-lahan memudar di balik jendela, meninggalkan mereka dalam kehangatan dan kedamaian air yang mengalir pelan di sekeliling tubuh mereka.

Waktu terasa berhenti, dan mereka berdua tenggelam dalam momen yang tidak membutuhkan kata-kata. Richard menikmati ketenangan yang jarang ia rasakan, di samping wanita yang kini menjadi miliknya.

Richard menarik tubuh Bianca dengan lembut, membuatnya bersandar lebih erat di dadanya. Bianca menurut tanpa perlawanan, merasakan dada bidang Richard di punggungnya. Saat dia menarik napas dalam-dalam, perasaan gelisah yang sempat mengganggunya perlahan memudar, tergantikan oleh kehangatan yang memancar dari tubuh Richard. Dia menutup matanya, membiarkan diri hanyut dalam momen itu, mencoba meredakan pikirannya yang berputar.

Tangan Richard yang kokoh perlahan-lahan bergerak dari perut Bianca, naik ke dadanya, menyentuhnya dengan lembut namun penuh kuasa. Sentuhan itu membuat napas Bianca terhenti sejenak, tubuhnya bereaksi dengan cepat terhadap kedekatan yang kini semakin intens.

"Aku menginginkanmu," bisik Richard di telinganya, suaranya serak dan penuh dengan keinginan yang mendalam.

Bianca merasa seluruh tubuhnya merespons kata-kata itu. Getaran halus merambat di tulang punggungnya, sementara jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Suara napas Richard yang hangat di telinganya membuat Bianca semakin terhanyut dalam rasa yang tak bisa ia tolak.

My Maid 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang