Richard menggendong Bianca, langkahnya mantap melewati lorong-lorong sepi yang hanya diterangi cahaya lembut. Setiap desahan halus Bianca di telinganya membuatnya semakin bersemangat. Dia memeluk Richard erat, merasakan kehangatan tubuhnya.
Sesampainya di kamar mewahnya, Richard membuka pintu dengan lembut dan melangkah masuk. Ia meletakkan Bianca dengan lembut di atas tempat tidur yang besar dan empuk. Kamar itu dipenuhi dengan cahaya hangat dan aroma sensual yang memenuhi udara, menciptakan suasana intim yang sempurna untuk mereka.
Dia mendekat, membungkuk untuk mencium bibirnya dengan lembut, seolah ingin mengingat setiap detil dari momen ini.
Bianca menjawab ciuman itu, membalasnya dengan penuh kerinduan, merasakan segala ketegangan dan hasrat yang ada di antara mereka. “Kau siap untuk melanjutkan apa yang kita mulai?”
“Selalu siap untuk tuan,” jawab Bianca sambil tersenyum, semangatnya membara.
Richard mendekat, menyingkirkan beberapa helai rambut dari wajah Bianca sebelum mencium bibirnya lagi, kali ini lebih dalam dan penuh gairah. Keduanya terjebak dalam gelombang hasrat yang membara, tidak menyadari apa pun di luar dunia mereka.
Di dalam ruang kamar mewah itu, hanya ada mereka berdua dan janji untuk menjelajahi setiap detil satu sama lain hingga pagi menjelang.
Richard menatap Bianca dengan penuh hasrat saat mereka terhubung begitu erat. Ia mendorong penisnya memasuki milik Bianca membuat Bianca semakin mendekat ke puncak kenikmatan. Matanya tidak pernah lepas dari mata Richard, tatapan yang penuh gairah dan dominasi. Bianca menggigit bibirnya, menahan setiap sensasi yang menghujani tubuhnya.
“Kau cantik sekali, Bianca,” bisik Richard dengan suara rendah dan serak, pandangannya terfokus pada wajah Bianca yang penuh gairah.
Dengan lembut, Richard membalikkan posisi mereka. Kini Bianca berada di atasnya, tubuhnya terbungkus cahaya lampu kamar yang redup. Ia mendominasi pandangan Richard, yang tersenyum puas saat melihat Bianca mengendalikan setiap gerakan mereka.
“Bawa aku lebih dalam,” ucap Richard dengan desahan halus, tangannya menelusuri pinggang Bianca, memberi arahan namun tetap memberinya kebebasan untuk mengatur tempo.
Bianca meletakan kedua tangannya di dada Richard, mencoba menyeimbangkan dirinya. Setiap gerakan yang ia lakukan, setiap sentuhan, adalah bukti dari hubungan intens mereka.
Bianca menunduk, menyentuh bibir Richard sekali lagi, menyatu dalam ciuman yang membuat dunia di sekitar mereka terasa memudar.
Tubuh Bianca terlonjak di atas Richard setiap kali ia bergerak, membuat keduanya semakin tenggelam dalam hasrat yang menguasai mereka. Nafas Bianca semakin berat, desahan keluar dari bibirnya setiap kali tubuhnya menekan ke bawah, menyatu dengan Richard lebih dalam. Tangannya mencengkeram dada Richard, merasakan otot-ototnya yang kuat di bawah kulit.
Richard menggeram pelan, matanya tidak pernah lepas dari Bianca, menikmati setiap momen di mana tubuhnya melompat-lompat di atasnya. Dia mengangkat pinggulnya membawa penis itu hampir terlepas dari vaginanya lalu memasukannya lagi, menambah intensitas gerakan mereka, membuat Bianca menggigit bibirnya lebih keras, berusaha menahan sensasi yang terus meningkat.
"Terus, Bianca... lebih cepat..." bisik Richard, suaranya terdengar berat dengan keinginan yang hampir tak tertahankan.
Bianca mengikuti arahan Richard, mempercepat gerakannya, tubuhnya mulai menggigil saat kenikmatan itu hampir mencapai puncaknya. Keringat mengalir di kulitnya, dan setiap dorongan membuatnya semakin terhanyut. Tangannya yang semula mencengkeram dada Richard kini berpindah ke lehernya, memegang erat saat tubuhnya semakin liar di atasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Maid 21+
Teen Fiction21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard Allexander. Tanpa bianca sadari hidupnya sudah sepenuhnya milik Richard tanpa bisa pergi darinya "Say...