4. Demi Cinta

49.4K 414 1
                                    

Bianca memasuki ruang kerja Richard dengan wajah penuh keraguan. Ia melihat pria itu berdiri di dekat jendela besar, memandang ke luar dengan tatapan dingin.

"Jadi, kau akhirnya menandatangani kontraknya," ujar Richard tanpa berbalik. Nada suaranya terkesan mengejek, membuat Bianca merasa semakin terpojok.

"Ya, aku menandatanganinya," jawab Bianca dengan suara gemetar, berusaha mengendalikan emosinya. "Aku tidak punya pilihan lain."

Richard berbalik, senyum sinis menghiasi wajah tampannya. "Oh, Bianca. Kau selalu punya pilihan. Hanya saja, kau memilih jalan yang lebih mudah. Itu menunjukkan betapa lemahnya kau."

Kata-kata Richard menusuk hati Bianca, membuatnya marah. Namun, ia tahu bahwa ia tidak boleh kehilangan kendali. Dengan kepala tegak, ia menatap Richard, mencoba untuk tidak memperlihatkan betapa terlukanya ia.

"Aku melakukan ini demi orang yang kucintai," kata Bianca dengan tegas. "Bukan karena aku lemah."

Richard melangkah mendekatinya, tatapannya penuh dengan ejekan. "Cinta," katanya, menekankan kata itu dengan penuh penghinaan. "Lihat di mana cinta membawamu sekarang. Kau hanya mainan di tanganku."

Bianca mengepalkan tangannya, menahan air mata yang hampir mengalir. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkanku, Tuan. Aku akan bertahan, demi kekasihku."

Richard tertawa kecil, suara tawa yang dingin dan tanpa perasaan.

Richard meraih dagu Bianca yang kini ada dihadapannya, mengusap bibir pink itu dan mencium bibir Bianca secara kasar.

Bianca hanya berdian memejamkan mata, membiarkan Richard melumat bibirnya. Richard menarik tengkuk Bianca memperdalam ciuman.

'Euuhh' lenguh bianca, ia memukul dada Richard karna kehabisan nafas akibat ciuman pria itu. Richard melepaskan tautan mereka

"Kita lihat saja berapa lama kau bisa bertahan, Ini baru permulaan. Persiapkan dirimu Bitch" Bisik Richard berlalu dari ruang kerjanya

---

Setelah menandatangani kontrak yang mengikat dirinya sebagai Jalang Richard, Bianca merasa dunia di sekitarnya semakin sempit dan gelap. Di tengah kebingungan dan kegelisahan yang menderanya, ada satu hal yang tidak bisa dia abaikan harus memastikan William, kekasihnya yang kini terbaring koma di rumah sakit, mendapatkan perawatan terbaik.

Bianca berjalan pelan menyusuri koridor rumah sakit, dengan hati yang penuh keraguan. Bagaimana mungkin dia bisa menatap William dengan perasaan bersalah yang menghimpit? Dia merasa telah mengkhianati William dengan menyetujui kontrak itu, meskipun dalam hati kecilnya, dia tahu ini adalah satu-satunya cara demi membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal..

Setibanya di kamar William, Bianca menarik napas panjang sebelum membuka pintu. Ruangan itu sepi dan hening, hanya terdengar bunyi mesin-mesin medis yang monoton. William terbaring di ranjang, wajahnya pucat dan tak bergerak. Bianca mendekati ranjang itu dengan hati-hati, seolah takut mengganggu ketenangan William.

"Hei, Will," bisiknya lirih, suaranya hampir pecah. "Maaf baru bisa datang. Banyak yang terjadi... terlalu banyak." Air mata mulai mengalir di pipinya saat dia meraih tangan William yang dingin dan tak bergerak. "Aku berharap kamu bisa bangun, dan memberitahuku bahwa semuanya akan baik-baik saja."

"Will," gumamnya dengan suara bergetar . "Aku di sini. Aku tahu kamu tidak bisa mendengar atau melihatku, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku berjuang keras untukmu."

Bianca duduk di samping ranjang, merasakan beban emosional dan moral yang luar biasa. Dia menceritakan semua yang terjadi—bagaimana dia terpaksa menyetujui kontrak dengan Richard demi membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal. Setiap kata yang dia ucapkan penuh dengan rasa bersalah dan kesedihan.

"Aku tahu ini salah, Will," katanya, air mata mengalir di pipinya.

"Tapi aku tidak punya pilihan. Aku hanya ingin kamu sembuh, dan aku akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk itu. Aku akan kembali, aku janji.

Saat Bianca akhirnya berdiri untuk meninggalkan kamar, dia merasa hatinya semakin berat. Namun, dia tahu dia harus melanjutkan perjuangan ini demi William dan harapan untuk masa depan mereka.

Tbc

My Maid 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang