10 - SHE BACK TO MELBOURNE

6.4K 624 1K
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Flashback on

Anak lelaki tampan itu kini berlari kecil. Berdua dengan sang kakak yang kini menggandeng jemarinya. Di belakangnya kini terdapat lelaki dan wanita paruh baya. Dapat langsung tertebak, dua sejoli itu merupakan sepasang suami dan istri.

"Alenzo, Azgara, awas jatuh nak!" seru David seraya jemari yang kini membuka kaca mata hitamnya.

Tubuh tegap dengan wajah tampan itu terlalu bersinar di teriknya sengatan mentari siang. Keluarga kecil yang terlihat begitu bahagia itu kini berada di halaman depan sebuah panti asuhan. David tersenyum kecil sembari menoleh menatap Winny, sang istri tercinta.

Winny terkekeh melihat anak bungsunya yang berkacak pinggang tatkala dijahili oleh sang kakak. "Alenzo, jangan nakal dong sama adiknya," tutur Winny memperingati Alenzo untuk berhenti menepuk-nepuk bokong milik Azgara.

Hari ini, tertanggal 17 Agustus, David dan keluarga kecilnya akan menyantuni anak-anak di panti asuhan. Sekadar berdoa bersama dan memberi sumbangan tak seberapa, guna mensyukuri atas ulang tahun Azgara yang kini berusia 5 tahun.

Azgar kini berlari kencang sembari terkekeh menuju David. Anak lelaki itu kini bergelayut dengan manja di kaki David. David tersenyum kecil, ia tahu anaknya ingin ia gendong. Tanpa banyak basa-basi, lelaki itu kini menggendong Azgar yang telah berkeringat. Ini semua karena bermain dengan kakaknya yang kini melangkah lebih dahulu memasuki area panti asuhan bersama Winny.

"Jangan nakal di dalam, ok? You'll have many friends there, Azgara," tutur David dengan jemari yang kini mengusap tiap keringat di wajah anak bungsunya.

Azgar mengangguk dengan senyum lebarnya. Anak lelaki itu mengalungkan tangan di leher sang ayah. "Tiup lilin lagi, Pah?" tanya Azgar bersemangat.

David tersenyum dan menggeleng. "Kita menyantuni anak-anak yang ditinggal sama orang tuanya. Dan berdoa untuk kesehatan dan kebaikan anak Papah yang paling kecil ini," ujar David seraya jemarinya mengusap kepala Azgar dengan lembut.

Azgar terdiam. "Menyantuni?" tanyanya dengan raut wajah bingung. Ucapannya bahkan belum terdengar begitu jelas.

David terkekeh pelan. Ia lupa, bahasa yang digunakan terlalu berat untuk anak seusia Azgar. "Kasih sedikit rezeki, nak," tutur David yang kini matanya menangkap pihak panti berbincang bersama sang istri.

David segera menurunkan Azgar untuk menemui kakaknya yang kini berbaur bersama anak-anak panti. Ia melangkah mendekati Winny. Menempatkan jemarinya di pinggang Winny.

"Alhamdulillah kalau begitu, Ibu. Dengan senang hati, kami pihak panti menerima dengan sangat kehadiran dan niat baik Bapak dan Ibu," ujar salah satu wanita paruh baya sebagai perwakilan dari pihak panti asuhan.

David tersenyum kecil. Begitupula dengan Winny yang mengangguk. "Alhamdulillah kalau kedatangan kita bisa membantu, Bu. Kebetulan kami juga berniat untuk syukuran dengan bertambahnya umur anak kami," ujar Winny yang kini menatap Azgar, anak bungsunya yang sibuk bermain perosotan bersama sang kakak dan beberapa anak panti.

Bu Rahmi, selaku pihak panti mengangguk dengan senyum yang mengembang tulus. "Bisa dicatat saja Bu nama anaknya, biar nanti kami bisa bantu untuk berdoa bersama-sama," tuturnya pelan.

Sementara itu, Azgar kini terkekeh kencang tatkala menuruni permainan perosotan yang terdapat di panti. Anak lelaki itu telah berkenalan dengan beberapa kawan barunya. Bermain bersama lagaknya telah menjadi teman sejak lama. Sangat menikmati.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang