20 - CONTACT LENS

4.3K 552 239
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Suara napas yang terdengar cepat itu berhasil membuat lelaki yang kini berjongkok menyamakan tinggi dengan gadis yang terduduk lesu di hadapannya, tersenyum dengan lebar. Kekehan remeh begitu terdengar menggema dalam ruangan sepetak yang tak berisi. Jemarinya menarik gadis di hadapannya dengan lembut.

"Lo pikir gue tolol?" Perkataan yang dilontarkan menggunakan intonasi yang rendah. Oh, suaranya lembut dan mengerikan dalam satu waktu.

Nathasya terdiam dengan napas yang tak beraturan. Gemertak giginya begitu kencang terdengar. Senyuman kecil itu Nathasya berikan kepada lelaki bertopeng yang tak kunjung menunjukan wajah.

Kepala Nathasya menggeleng pelan. "Gue gak pernah bilang lo tolol. Tapi kalau lo ngerasa diri lo tolol, that's the answer," ujarnya dengan nada mengejek. Sialan, gadis ini menahan rasa takutnya.

Lelaki itu terkekeh pelan. Jemarinya kini mengusap dengan lembut rambut panjang milik Nathasya. "Gini kan Azgara perlakuin lo? Lembut, tapi penuh kebohongan," ujarnya yang kemudian menarik rambut Nathasya dengan keras.

Nathasya tercekat, wajah gadis itu mendongak ke atas. Akibat dari tarikan rambut yang dilakukan lelaki di hadapannya. Gadis itu terkeleh pelan menjawab pernyataan lelaki bertopeng di hadapannya. "Tanpa lo sadari, lo semakin terlihat tolol," tekan Nathasya yang berhasil membuat cengkraman di rambutnya itu kini terlepas.

Lelaki bertopeng di hadapannya kini membangkitkan diri. Tawanya menggelegar dengan begitu kencang. Tak lama saat tawanya terhenti. Lelaki itu kembali berjongkok dan mensejajarkan tingginya dengan Nathasya. Mencengkram dengan keras rahang milik Nathasya.

"Lo tau, Nathasya. Semakin lo bertele-tele, semakin cepat gue hancurin kehidupan Amora," tuturnya dengan penuh penekanan. Oh lihatlah, matanya penuh dengan rasa frustasi.

Nathasya tertawa dengan kencang setelah mendengar pernyataan yang dilontarkan oleh lelaki di hadapannya. Wajahnya begitu menunjukan bahwa ia merendahkan lelaki itu.

"Sialan! Gue gak main-main sama ucapan gue anjing!!" sentaknya kencang, tak terima dengan wajah Nathasya yang begitu merendahkan dirinya.

Nathasya tersenyum kecil. Gadis itu memajukan wajahnya, semakin dekat dengan telinga lelaki bertopeng di hadapannya. "Hancurin, itu pun kalau lo mampu."

Perkataan yang Nathasya berikan tentu semakin membuat lelaki di hadapannya kini frustasi bukan main. Lihatlah, gadis itu bahkan terkekeh dengan santai. Ia menyeret tubuhnya mundur untuk bersandar di dinding usang.

"Lensa di mata lo, ah sialan! Seharusnya Azgar ada di sini, gue berani sumpah cowok gue sadar kalau lo itu-"

Dor!

Satu tembakan senjata api berhasil dilayangkan oleh si lelaki bertopeng, tepat sebelum Nathasya menceploskan dirinya siapa. Lelaki itu menembak tepat mengenai tembok yang jaraknya bahkan tak sampai sejengkal dari telinga kiri Nathasya.

"Nyawa lo di tangan gue, Nath. Azgara bahkan gak akan nemuin lo kalau lo mati. Gue bakal buang lo di tengah laut, tanpa tersisa. Hahaha!" Ancaman itu begitu sengit terdengar. Namun Nathasya tak mengidahkan, gadis itu lebih memilih untuk membuka telinganya lebih lebar. Suara pukulan dan beberapa pekikan begitu menguasai gendang telinga.

Nathasya menatap lelaki bertopeng yang kini meraih ponsel dari saku celana. Ponsel hitam yang mengarahkan tepat di hadapannya. Suara jepretan kamera di ponsel itu terdengar begitu jelas. Rupanya lelaki ini tengah sibuk mengambil beberapa foto mirisnya keadaan Nathasnya kini.

AZGARAMORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang